Apa Itu Omicron? Betulkah 500 Persen Lebih Menular dan Bagaimana Mencegahnya

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 22 Desember 2021 15:58 WIB

Varian baru Omicron diteliti memiliki tingkat penularan sangat cepat dan sulit diredam penularannya.

TEMPO.CO, Jakarta - Covid-19 varian Omicron telah terdeteksi di Indonesia. Varian yang pertama kali ditemukan di Afrika tersebut sudah menyebar ke sejumlah negara. Masih banyak misteri tentang Omicron. Mulai dari asal mula virus, dampak yang ditimbulkan, hingga potensi penularannya.

  • Apa itu Covid-19 varian Omicron?
    Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan penemuan varian Omicron dari Afrika pada November 2021. Virus dengan kode B.1.1.529 ini diketahui mampu menyebar lebih cepat daripada varian Delta yang sebelumnya memicu krisis.

    Menurut WHO, varian Omicron menyebar sangat cepat di Afrika Selatan, di mana tingkat penyebaran Delta terhitung rendah. Namun di negara lain dengan angka infeksi Delta yang tinggi, seperti Inggris Raya, Omicron juga terdeteksi cepat menular. Kini terjadi lonjakan kasus varian Omicron di Inggris.

    WHO menduga hasil mutasi virus corona ini akan menyebabkan angka kasus positif lebih banyak ketimbang varian Delta. Di Indonesia, infeksi varian Delta mengakibatkan lonjakan kasus yang signifikan sepanjang Mei sampai Juli 2021 dan mengakibatkan kolapsnya pelayanan kesehatan.

    Sejauh ini, varian Omicron diketahui hanya memunculkan gejala ringan, meski ada sejumlah orang yang harus dirawat di rumah sakit, bahkan meninggal setelah terinfeksi. Para peneliti masih menindaklanjuti varian tersebut.

    Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bekasi Timur, Muhammad Irhamsyah mengatakan sebagian besar tingkat keparahan pasien yang terinfeksi Omicron terdiagnosis ringan. "Walau temuan itu sedikit melegakan, tingkat penularan Omicron yang cepat menimbulkan kekhawatiran," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 22 Desember 2021.

    Omicron juga diduga dapat menghindari perlindungan dari vaksin dan infeksi sebelumnya. Sebab itu, WHO memasukkan varian baru Covid-19 ini ke daftar variant of concern alias varian yang memerlukan perhatian.

  • Gejala varian Omicron
    Sampai saat ini para ahli dan peneliti sepakat gejala varian Omicron sama seperti varian Covid-19 yang lain. Dampak yang dialami pasien Omicron berlainan, namun lazimnya serupa dengan gejala varian virus corona yang lebih dulu muncul, termasuk yang paling awal dari Cina.

    "Karakteristik gejala Covid-19 mirip gejala infeksi virus influenza. Kemunculannya dipengaruhi kondisi kesehatan pasien secara umum, juga level kekebalan tubuh, dan kemampuannya untuk melawan virus," Irhamsyah. Berdasarkan temuan terbatas kepada sejumlah pasien yang terinfeksi varian Omicron, gejala yang umum terjadi antara lain:

    - Kelelahan
    - Kehabisan tenaga
    - Nyeri otot di sekujur tubuh
    - Sakit kepala
    - Sakit tenggorokan

    Gejala lain yang kurang umum meliputi sesak napas serta kehilangan kemampuan mencium bau, dan mengecap. Gejala yang dirasakan pasien bergantung pada status vaksinasi, usia, komorbiditas, dan riwayat infeksi penyakit sebelumnya. Berdasarkan riset, gejala pada orang yang belum divaksin akan lebih berat ketimbang yang sudah divaksin dalam dosis lengkap.

  • Asal Penyebaran Covid-19 varian Omicron
    Kantor WHO di Afrika menyatakan asal-usul Covid-19 varian Omicron belum diketahui secara pasti. Negara yang diduga menjadi awal penyebaran Omicron adalah Botswana dan Afrika Selatan, dua negara ini bertetangga.

    "Selain lokasi kemunculan pertama, sumber varian baru virus corona ini masih misterius," kata Irhamsyah. Ada hipotesis sumbernya adalah hewan lantaran di Afrika masih banyak terdapat satwa liar. Virus corona bisa jadi menulari hewan di sana, lalu virus itu bermutasi, kemudian menular ke manusia.

    Hipotesis lain, virus bermutasi setelah menginfeksi sekelompok orang yang tidak terpantau pergerakannya. Ada pula hipotesis kalau Omicron adalah hasil mutasi virus yang berinkubasi pada satu orang. Dalam hipotesis ini, orang yang terinfeksi tersebut punya sistem imun yang kuat sehingga selamat dari infeksi. Tetapi virus masih ada di dalam tubuhnya selama berbulan-bulan, bermutasi, hingga menular ke orang lain. "Semua hipotesis tersebut masih bersifat dugaan dan perlu penelitian lebih lanjut," ujar Irhamsyah.

  • Di mana ada Omicron?
    Saat ini Covid-19 varian Omicron sudah terdeteksi di lebih dari 63 negara, termasuk Indonesia. Laju penularan varian virus ini jauh lebih cepat dibanding Delta, meski belum jelas apa penyebabnya. Negara-negara itu tersebar di semua benua, dari Afrika hingga Amerika.

  • Apakah varian Omicron 500 persen lebih menular?
    Seorang peneliti dari Swiss memperkirakan Covid-19 varian Omicron 500 persen lebih menular ketimbang varian Delta. Peneliti yang bekerja mendeteksi varian virus corona ini juga menyebutkan hampir mustahil membendung penularan ke negara lain.

    Di Afrika Selatan, menurut peneliti itu, kasus positif Covid-19 bertambah 100 kali lipat pada November 2021. Ledakan kasus ini dipicu oleh Omicron. Namun WHO menyatakan data yang ada saat ini belum cukup solid. Data epidemiologis yang diperoleh dari Afrika Selatan tidak bisa dipakai untuk memastikan seberapa menular varian Omicron.

  • Bagaimana mendeteksi varian Omicron?
    Untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi varian Omicron atau tidak, peneliti menggunakan metode whole genome sequencing atau pengurutan genom. Sampel diperoleh dari tes reaksi berantai polimerase (PCR). Pendeteksian ini serupa dengan cara mengetahui varian Delta dan lainnya.

  • Bagaimana mengobati infeksi varian Omicron?
    Irhamsyah mengatakan, hingga kini belum ada obat Covid-19 yang tersedia, termasuk untuk varian Omicron. Langkah utama supaya sembuh dari Covid-19 adalah menjalani isolasi dan melapor ke fasilitas layanan kesehatan setempat. Penanganan terhadap pasien tergantung tingkat keparahan gejala.

    Pemerintah menyediakan tempat isolasi bagi pasien tanpa gejala atau bergejala ringan. Jika bergejala berat, pasien harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih baik. Ikuti rekomendasi medis, terutama soal konsumsi obat-obatan.

    Hanya mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter sesuai dosis. WHO tidak merekomendasikan perawatan mandiri dengan obat apa pun, termasuk antibiotik. Segera ke dokter apabila mengalami demam tinggi diikuti batuk dan sesak napas.

  • Bagaimana mencegah infeksi Covid-19 varian Omicron?
    Sama seperti mencegah penularan virus corona, Irhamsyah mengatakan, kuncinya menerapkan protokol kesehatan ketat. Jaga jarak aman minimal satu meter dari orang lain, pakai masker ketika berada di tempat umum, khususnya di dalam ruangan atau sulit menerapkan jaga jarak.

    Jangan lupa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin. Bila tak ada sabun, bisa memakai cairan pembersih berbahan alkohol. Vaksin terbukti mampu menekan risiko terinfeksi, termasuk dari varian Omicron. Ikuti program vaksinasi yang tersedia hingga dosis lengkap.

#pakaimasker #jagajarak #cucitanganpakaisabun #hindarikerumunan #vaksinasicovid-19

Baca juga:
Ini Masker yang Direkomendasi Ahli untuk Mencegah Varian Omicron

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

17 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

20 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya