Ingin Donor Jantung? Cek Dulu Syaratnya

Reporter

Antara

Selasa, 8 November 2022 20:17 WIB

Ahli bedah Bartley P. Griffith, MD melakukan transplantasi hati babi yang dimodifikasi secara genetik pada David Bennett, pasien berusia 57 tahun dengan penyakit jantung terminal, di University of Maryland Medical Center di Baltimore, Maryland, AS 7 Januari 2022. Bagi David Bennett dari Maryland yang berusia 57 tahun, transplantasi jantung adalah pilihan terakhirnya. University of Maryland School of Medicine (UMSOM)/Handout via REUTERS.

TEMPO.CO, Jakarta - Mendonorkan jantung tidak bisa sembarangan dan banyak proses pemeriksaan yang harus dilakukan. Spesialis bedah toraks kardiovaskular RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK), Dudy Arman Hanafy, mengatakan ada syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh pendonor jika ingin menyumbangkan jantungnya.

"Pada dasarnya tidak ada riwayat hipertensi, riwayat sakit jantung seperti serangan jantung, nyeri dada, tidak ada kolesterol, walaupun kolesterol dan darah tinggi itu bisa diobati," ujar Dudy. "Cuma yang dianggap sehat itu adalah yang tidak ada kelainan struktur, kelainan katup, kelainan bocor jantung, dan kelainan seperti penyempitan pembuluh darah."

Ia mengatakan selain memiliki kondisi jantung yang sehat, pendonor juga harus berusia 18 tahun ke atas dan tidak lebih dari 55 tahun. Golongan darah antara pendonor dan pasien juga harus sama, termasuk rhesusnya, baik positif atau negatif. Sebisa mungkin gender antara pendonor dan pasien harus sama, kecuali terdapat kasus khusus yang tidak bisa dihindari.

"Ada banyak faktor sebenarnya kenapa harus laki-laki sama laki-laki dan sebaliknya. Tapi, kalau kepepet boleh saja asal sama golongan darahnya. Kalau golongan darahnya beda enggak bisa dicocok-cocokan, dicoba-coba," paparnya.

Tak selalu berhasil
Meski demikian, tidak semua transplantasi jantung bisa berjalan mulus. Menurut Dudy, ada juga ketidakcocokan jantung antara pasien dan pendonor walau sudah tertanam, bahkan bisa menyebabkan gagal jantung kembali hingga kematian.

Advertising
Advertising

"Pasien pasti akan kita biopsi, jadi diambil dari jaringan jantungnya yang sudah ditanam, kita ambil sel-selnya, mungkin ada sequence-nya. Awal seminggu sekali lalu berapa bulan sekali. Dari situ kita bisa melihat ada tidaknya penolakan dari sel-sel tersebut," ujarnya. "Kalau stadium awal, bisa kita kasih obat antipenolakan yang dosisnya kita naikan atau tinggi. Tapi kalau sudah stadium akhir harus transplantasi ulang."

Baca juga: Cara Kurangi Faktor Risiko Penyakit Jantung setelah Menopause

Berita terkait

Mengenal Ubur-ubur Api yang Mematikan

1 hari lalu

Mengenal Ubur-ubur Api yang Mematikan

Orang yang tersengat ubur-ubur api dapat mengalami rasa terbakar pada kulit, eritema, sesak napas, kejang-kejang, dan gagal jantung.

Baca Selengkapnya

Frank Sinatra Berpulang 26 Tahun Lalu, Ini 5 Lagu Populernya Salah Satunya Jadi OST Squid Game

1 hari lalu

Frank Sinatra Berpulang 26 Tahun Lalu, Ini 5 Lagu Populernya Salah Satunya Jadi OST Squid Game

Salah satu lagu Frank Sinatra menjadi soundtrack atau OST serial populer asal Korea Selatan, Squid Game. Ini lagu top lainnya.

Baca Selengkapnya

Ciptakan Sistem Deteksi Kardiovaskular, Peneliti Indonesia Sabet Penghargaan University of Manchester

2 hari lalu

Ciptakan Sistem Deteksi Kardiovaskular, Peneliti Indonesia Sabet Penghargaan University of Manchester

Peneliti dari Indonesia mengembangkan alat deteksi penyakit kardiovaskular. Cocok dipakai untuk tenaga medis di daerah pedesaan.

Baca Selengkapnya

Mitos Terkait Serangan Jantung saat Berolahraga dan Faktanya

4 hari lalu

Mitos Terkait Serangan Jantung saat Berolahraga dan Faktanya

Ada sejumlah mitos seputar serangan jantung saat berolahraga yang sebenarnya keliru. Dokter jantung menjelaskan faktanya.

Baca Selengkapnya

Cegah Serangan Jantung dengan Cek Denyut Nadi saat Berolahraga

4 hari lalu

Cegah Serangan Jantung dengan Cek Denyut Nadi saat Berolahraga

Orang yang berolahraga harus memperhatikan denyut nadi agar terhindar dari serangan jantung mendadak. Berikut rumusnya.

Baca Selengkapnya

Ciri Orang Berisiko Terkena Serangan Jantung, Sering Pingsan Hingga Nyeri Dada

4 hari lalu

Ciri Orang Berisiko Terkena Serangan Jantung, Sering Pingsan Hingga Nyeri Dada

sejumlah ciri fisik yang perlu diwaspadai seseorang yang berisiko terkena serangan jantung mendadak saat beraktivitas berat seperti olahraga.

Baca Selengkapnya

Peneliti Sebut Kaitan Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung

5 hari lalu

Peneliti Sebut Kaitan Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung

Penelitian menyebut penderita disfungsi ereksi lebih mungkin terkena penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke. Cek sebabnya.

Baca Selengkapnya

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

11 hari lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

11 hari lalu

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

Tak sekedar olahraga dan makan sehat, ada cara lain yang mungkin tak pernah Anda duga tapi baik untuk kesehatan jantung.

Baca Selengkapnya

Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

11 hari lalu

Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Wamenkes menegaskan pembatasan lemak trans akan menekan risiko penyakit jantung sekaligus membuat Indonesia berhemat triliunan rupiah.

Baca Selengkapnya