Inilah 3 Gejala Sindrom Kuku Kuning

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Minggu, 27 November 2022 06:30 WIB

Ilustrasi kuku. Freepik.com/Valuavitaly

TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom kuku kuning adalah penyakit langka yang mempengaruhi kuku tangan dan kaki. Disebut sindrom kuku kuning karena penyakit ini ditandai adanya penumpukan getah bening di bawah kuku sehingga membuatnya tampak kuning.

Getah bening sendiri merupakan cairan tidak berwarna dengan sel kekebalan yang berfungsi melawan infeksi. Kondisi ini dapat terjadi pada semua usia tetapi biasanya terlihat pada orang di atas usia 50 tahun.

Mengutip WebMD, penyakit ini dipicu adanya masalah dalam sistem limfatik. Sistem limfatik adalah bagian dari sistem kekebalan yang membawa cairan getah bening ke seluruh tubuh.

Selain membuat kuku tampak menguning, penumpukan getah bening dapat menyebabkan pembengkakan di bawah kulit di berbagai bagian tubuh. Sindrom kuku kuning paling sering terlihat pada kelompok orang berikut:

  • Kondisi yang menyebabkan sirkulasi getah bening dan masalah drainase seperti lymphedema
  • Kanker tertentu seperti kanker paru-paru, kanker payudara, dan limfoma
  • Penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis
  • Gangguan imunodefisiensi seperti imunodefisiensi variabel umum dan sindrom nefrotik, yang memengaruhi sel imun
  • Perubahan atau mutasi pada gen FOXC2, yang menyebabkan pembengkakan pada kaki yang dikenal dengan sindrom lymphedema-distichiasis
  • Kemungkinan paparan berbahaya terhadap logam titanium pada implan gigi atau sendi, obat-obatan dengan titanium dioksida, atau lingkungan

Mengutip Cleveland Clinic, sindrom kuku kuning memiliki tiga jenis gejala utama yakni:

Advertising
Advertising

1. Perubahan kuku

Kuku mungkin tumbuh lebih lambat atau berhenti tumbuh. Kuku juga dapat menjadi tebal, kuning atau hijau dan dapat terlepas dari alas kuku dan rontok. Perubahan kuku dapat mempengaruhi satu atau semua kuku.

2. Pembengkakan

Penumpukan cairan dan pembengkakan (limfedema) mempengaruhi sekitar 8 dari 10 orang dengan sindrom kuku kuning. Paling sering, kaki menjadi membengkak beberapa bulan setelah pergantian kuku.

3. Gejala pernapasan

Hampir 2 dari 5 orang dengan sindrom kuku kuning mengalami penumpukan cairan di jaringan paru-paru (efusi pleura). Pengidap mungkin juga mengalami batuk kronis, infeksi sinus berulang (sinusitis) atau radang paru -paru.

Tidak ada pengobatan untuk kondisi ini. Perawatan sindrom kuku kuning mencakup langkah-langkah berikut untuk mengobati gejala spesifik:

  • Pemberian vitamin E oral dan obat antijamur triazol untuk mengatasi perubahan kuku
  • Kortikosteroid untuk meredakan gejala
  • Pembedahan untuk mengobati efusi pleura
  • Antibiotik untuk mengobati sinusitis, produksi lendir terkait bronkiektasis, atau infeksi paru-paru
  • Perban regangan rendah, stoking kompresi elastis, pijat, dan latihan untuk meningkatkan sirkulasi dan mengobati pembengkakan
  • Drainase cairan secara manual dari area dengan penumpukan getah bening
  • Obat khusus untuk mengobati penyakit yang mendasari seperti kanker atau rheumatoid arthritis

HATTA MUARABAGJA

Baca juga: 4 Penyebab Warna Kuku Kuning Menurut Ahli Kulit

Berita terkait

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

2 hari lalu

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

Raja Charles III dikabarkan mengalami kehilangan indera perasa sebagai efek samping dari pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

4 hari lalu

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

6 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

7 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

14 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

15 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

18 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

18 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

21 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

25 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya