Mengenal Kram saat Kehamilan, Jenis dan Perawatannya

Rabu, 7 Desember 2022 10:32 WIB

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly

TEMPO.CO, Jakarta - Kram saat hamil bisa membuat cemas dan khawatir, apalagi jika ini adalah kehamilan pertama. Yakinlah bahwa kram bisa menjadi hal normal karena tubuh mengalami perubahan selama kehamilan, terutama pada tahap awal.

Kram ringan yang hilang setelah berganti posisi, beristirahat, atau menggunakan jamban biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, kram yang terjadi terus-menerus dan parah bisa menjadi pertanda adanya masalah, seperti keguguran atau kehamilan ektopik. Pelajari perbedaan antara kram normal dan abnormal dan kapan harus menghubungi dokter.

Apa itu kram?
Ada lebih dari 600 otot di tubuh dan kram dapat terjadi setiap kali salah satu otot ini tiba-tiba berkontraksi. Kram otot sering terjadi secara tiba-tiba dan tidak disengaja. Kebanyakan kram memang tidak nyaman tetapi terkadang bisa sangat menyakitkan. Kram dapat terjadi pada satu atau beberapa otot secara bersamaan. Kram otot yang paling umum adalah perut, lengan, tangan, kaki, paha, dan area di sekitar tulang rusuk.

Penyebab paling umum kram adalah otot yang tegang dan terlalu banyak bekerja. Kemungkinan penyebab lain adalah Kompresi saraf karena masalah seperti cedera tulang belakang atau saraf terjepit di leher atau punggung, dehidrasi, tingkat elektrolit yang rendah seperti magnesium, potasium atau kalsium, kehamilan, obat-obatan tertentu, dan dialisis.

Kram menstruasi dan kehamilan
Rahim adalah organ berotot yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan luar otot disebut miometrium. Lapisan dalam atau lapisan rahim dilapisi darah dan nutrisi yang dikeluarkan setiap bulan selama menstruasi saat tidak hamil.

Advertising
Advertising

Selama menstruasi, bahan kimia alami yang disebut prostaglandin menumpuk di lapisan rahim, memberi tahu miometrium sudah waktunya melepaskan beberapa lapisannya. Bahan kimia ini menyebabkan rahim berkontraksi dan membantu melepaskan lapisannya jika kehamilan tidak terjadi. Oleh karena itu, pada hari pertama menstruasi, kadar prostaglandin tinggi dan kram hebat dapat menimbulkan nyeri yang dikenal dengan dismenore primer. Nyeri ini biasanya berkurang ketika kadar prostaglandin menurun.

Prostaglandin juga mempengaruhi kehamilan. Zat ini membantu rahim berkontraksi ketika saatnya melahirkan. Plasenta melepaskan prostaglandin saat persalinan dimulai dan kram atau kontraksi rahim membantu memindahkan janin melalui jalan lahir.

Jenis kram saat kehamilan
Anda akan mengalami berbagai jenis kram selama kehamilan. Mereka biasanya dikaitkan dengan perubahan yang dialami tubuh dalam prosesnya.

Kram kehamilan dini
Tubuh mengalami perubahan yang cepat di awal kehamilan saat sel telur yang telah dibuahi menempel di rahim dan mulai tumbuh. Implantasi saja dapat menyebabkan kram serta masalah seperti kembung dan sembelit yang biasanya menyertai kehamilan.

Rahim akan mulai meregang dan mengembang selama waktu ini. Ini dapat menyebabkan kram ringan hingga sedang di perut bagian bawah atau punggung, mungkin terasa seperti tekanan, peregangan, atau tarikan. Kram dapat terjadi selama trimester pertama dan kedua.

Kram dan pendarahan ringan bisa menjadi hal yang normal selama kehamilan, tetapi Anda tetap harus berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala ini. Pendarahan dan kram adalah gejala keguguran dini yang paling umum dan juga bisa menjadi tanda masalah serius lain, seperti kehamilan ektopik.

Di lain waktu selama kehamilan, kram dapat disebabkan oleh fibroid, Sindrom HELLP (tekanan darah tinggi selama kehamilan), infeksi seperti infeksi jamur dan saluran kemih, atau penyakit radang panggul, preeklampsia, pecahnya rahim, torsi uterus atau ovarium. Jika dokter khawatir kram bisa menjadi tanda masalah lain, mereka mungkin akan melakukan tes darah dan USG untuk memantau perkembangan kehamilan dan kesehatan umum.

Kram pada akhir kehamilan
Rasa sakit dan ketidaknyamanan bisa menjadi lebih sering dan intens selama kehamilan. Rahim tumbuh dari kurang 3 ons menjadi sekitar 40 ons dan menampung lebih dari satu galon cairan. Kram dapat terjadi karena rahim terus tumbuh, bergerak, dan meregang.

Nyeri ligamen bundar, juga dikenal sebagai nyeri tumbuh, juga umum terjadi karena otot yang menopang rahim meregang untuk menopang benjolan yang tumbuh. Ini bisa dimulai pada trimester kedua dan terasa seperti nyeri menusuk atau tumpul di perut bagian bawah. Anda mungkin merasa lebih sakit jika memiliki lebih dari satu bayi.

Kram pada akhir trimester kedua dan ketiga juga bisa menjadi tanda kelahiran prematur. Beberapa hal yang harus diperhatikan atau menghubungi dokter adalah kontraksi atau kram yang meningkat intensitas dan frekuensi, darah merah cerah keluar dari vagina, aliran cairan encer dari vagina, sakit punggung atau nyeri tekan, dan peningkatan tekanan panggul.

Komplikasi
Meskipun beberapa kram normal, kram yang parah, terutama bila disertai dengan perdarahan, mual, atau muntah, tidak demikian. Hubungi dokter jika mengalami kram parah atau memburuk selama kehamilan. Dokter perlu memastikan Anda tidak mengalami komplikasi serius. Misalnya, kehamilan ektopik adalah penyebab utama kematian ibu pada awal kehamilan.

Perawatan
Meskipun kram merupakan bagian normal dari kehamilan, bukan berarti Anda tidak akan merasa lega. Dokter perlu sering memeriksa selama kehamilan. Berdasarkan temuan, mereka akan menawarkan saran untuk meredakan gejala.

Jika kram disebabkan tekanan rahim yang membesar dan perubahan normal kehamilan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meredakan ketidaknyamanan. Hindari makanan yang meningkatkan gas atau asam lambung, atasi sembelit atau masalah usus lain, gunakan teknik relaksasi untuk mengurangi stres, cobalah mandi air hangat, bukan air panas, untuk mengendurkan otot.

JESSYCA GAZELLA | VERYWELLHEALTH

Baca juga: 6 Cara Mencegah dan Menangani Kram Kaki

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

14 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

15 hari lalu

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.

Baca Selengkapnya

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

17 hari lalu

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

Pegal pada leher sering mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dulu dengan memahami cara penanganan.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

18 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

20 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

23 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

25 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

26 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

35 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

38 hari lalu

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?

Baca Selengkapnya