TEMPO.CO, Jakarta -Memiliki bayi, terutama untuk yang pertama kali, adalah pengalaman yang berkesan, namun, dalam sejumlah kasus bisa berbuntut depresi pasca melahirkan. Pasalnya, memiliki bayi juga dapat memicu rasa stres dan gejolak psikologis lainnya yang berpotensi bermuara ke suatu kondisi yang dinamakan baby blues.
Mengutip Mayo Clinic, baby blues biasanya dimulai dalam 2 hingga 3 hari pertama setelah melahirkan dan dapat berlangsung hingga dua minggu. Tetapi sebagian orang mengalami bentuk depresi yang lebih parah dan bertahan lama yang dikenal sebagai depresi postpartum. Depresi postpartum bukanlah cacat karakter melainkan hanyalah bagian dari komplikasi pasca proses melahirkan.
Gejala Depresi Postpartum
Suasana hati yang tertekan atau perubahan suasana hati yang parah
Menangis terlalu banyak
Kesulitan menjalin ikatan dengan bayi
Menarik diri dari keluarga dan teman
Kehilangan nafsu makan atau makan lebih banyak dari biasanya
Mengalami insomnia atau tidur terlalu banyak
Kelelahan luar biasa atau kehilangan energi
Kurang minat dan kesenangan dalam aktivitas yang biasanya disukai
Emosi marah yang tidak stabil
Merasa takut tidak bisa menjadi ibu yang baik
Keputusasan
Perasaan tidak berharga, malu, bersalah atau tidak mampu
Berkurangnya kemampuan untuk berpikir jernih, berkonsentrasi atau mengambil keputusan
Kegelisahan
Kecemasan parah dan serangan panik
Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi
Pikiran berulang tentang kematian atau bunuh diri
Mengutip Cleveland Clinic, penanganan dan pengobatan depresi pasca melahirkan dapat dilakukan secara berbeda tergantung pada jenis dan tingkat keparahan gejala. Pilihan pengobatan meliputi obat antidepresan dan psikoterapi (terapi bicara atau terapi perilaku kognitif).
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdateuntuk bergabung.