Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Psikiater Ungkap Beda Baby Blues dan Depresi Pascamelahirkan

Reporter

image-gnews
Ilustrasi baby blues. shutterstock.com
Ilustrasi baby blues. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Psikiater di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Danti Filiadini menjelaskan perbedaan baby blues dengan depresi pascamelahirkan yang bisa dilihat dari lamanya durasi kesedihan yang dialami.

“Kalau baby blues itu kurang dari dua minggu, jadi sifatnya lebih sementara. Sedangkan depresi postpartum durasinya harus lebih dari dua minggu, jadi kesedihan dan suasana hati yang depresi itu menetap, enggak mudah mereda,” ujar Danti, Kamis, 16 November 2023.

Ia mengatakan depresi pascamelahirkan sering tidak terdiagnosis karena ibu yang baru melahirkan cenderung menutupi gejala karena khawatir terlihat lemah dan tidak bersyukur memiliki keturunan. Selain itu, ibu baru juga khawatir komentar orang-orang sekitar yang membandingkan anaknya dengan yang lain serta mengkritik keadaannya setelah melahirkan. Padahal, setelah melahirkan hormon-hormon dalam tubuh ibu sedang tidak stabil dan rentan mengalami depresi jika memendam perasaan tersebut hingga akhirnya dapat berdampak negatif tidak hanya pada diri sendiri namun juga bisa pada anak dan orang sekitar.

“Kalau depresi juga motivasi untuk beraktivitas jadi turun, emosinya meledak-ledak dan sulit dikendalikan, akhirnya dia enggak fokus untuk mengurus anaknya, tidak bisa memberikan ASI, tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan perawatan diri kurang, otomatis kesehatan anaknya bisa terdampak,” tambah Danti.

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan mulainya kejadian pada depresi pascamelahirkan juga tidak tiba-tiba. Depresi bisa terjadi mulai satu bulan setelah persalinan hingga satu tahun pertama. Sementara baby blues munculnya langsung, sekitar 2-3 hari setelah persalinan.

Gejala pada depresi pascamelahirkan adalah hilangnya minat pada kegiatan sehari-hari, gangguan tidur atau terlalu banyak tidur, gerakan yang lebih lambat atau lebih gelisah, lesu sepanjang hari, gangguan konsentrasi, dan adanya pikiran untuk mengakhiri hidup berulang kali.

“Kalau ada minimal lima gejala dalam dua minggu serta ada distress dan disfungsi dalam sehari-hari, itu bisa dibilang mengalami depresi,” tutur Danti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beda dengan depresi biasa
Ia juga menjelaskan stres dan depresi yang dialami orang biasa dan ibu melahirkan berbeda. Umumnya pada masa persalinan waktu kejadian dimulai dari selama kehamilan dan sudah bisa ada gejalanya empat minggu dari persalinan dan bertahan 6-8 minggu atau bisa bertahun-tahun jika tidak dapat penanganan yang sesuai.

Sementara itu, prevalensi ibu yang mengalami depresi pascamelahirkan juga lebih sedikit karena kondisinya yang lebih berat dan penanganan yang menyeluruh dibanding baby blues yang bersifat sementara dengan gejala yang lebih ringan dan tidak berpotensi menyakiti diri.

“Angka kejadian depresi postpartum ini satu dari tujuh wanita dapat mengalami dan dari data WHO sebesar 50 sampai 70 persen ibu pascamelahirkan di Indonesia mengalami baby blues, sementara sebesar 22,3 persen itu mengalami depresi postpartum,” jelas Danti.

Untuk mengetahui kondisi orang terdekat apakah mengarah pada depresi postpartum bisa melakukan skrining secara online melalui Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Ia berharap ibu yang baru melahirkan atau keluarga tidak melakukan diagnosis mandiri dan tetap melakukan konsultasi dengan tenaga profesional dan jangan ragu untuk bercerita.

Pilihan Editor: Ayah Juga Bisa Mengalami Baby Blues, Begini Penjelasannya

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

1 hari lalu

Ilustrasi sereal. Unsplash.com/John Matychuk
11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

Para ahli lebih menyarankan masyarakat untuk membatasi makanan ultra proses alias makanan instan yang tidak memberikan nutrisi-nutrisi berharga.


Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

2 hari lalu

Muhammad Rizky Firdaus Kuasa hukum persetubuhan anak dibawah umur yang dilakukan oleh oknum staf Kelurahan sekaligus Komite sekolah. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

Kasus persetubuhan anak yang diduga dilakukan oleh Holid, pengurus komite sekolah yang juga staf kelurahan, ini terjadi beberapa tahun silam.


Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

15 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berpikir. shutterstock.com
Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?


Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

16 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.


Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

17 hari lalu

Artis sekaligus tersangka penyalahgunaan narkotika Rio Reifan bersiap dipindahkan ke RSKO Cibubur, di kantor Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Rabu, 4 September 2019. TEMPO/Genta Shadra Ayubi
Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?


Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

20 hari lalu

Ilustrasi laki-laki dan wanita berlari bersama. shutterstock.com
Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.


Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

22 hari lalu

Ilustrasi melahirkan. Shutterstock
Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

25 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

26 hari lalu

Ilustrasi menopause. shutterstock.com
Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.


Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

32 hari lalu

Aurelie Moeremans saat melakukan upacara melukat. Foto: Instagram.
Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.