Faktor Risiko Demam Keong

Reporter

Yolanda Agne

Editor

Bram Setiawan

Selasa, 21 Februari 2023 21:02 WIB

Ilustrasi sakit perut (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan mencatat, demam keong penyakit endemik di 28 desa di Poso dan Sigi. Mengutip publikasi Kemenkes Minta Masyarakat untuk Waspadai Sejumlah Penyakit Tropis Ini melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2018, ditargetkan agar demam keong atau schistosomiasis bisa dieliminasi dari 28 desa tersebut pada 2024.

Sejak awal Februari 2023, diketahui adanya peningkatan kasus demam keong cukup signifikan di Kabupaten Poso dan Sigi. Sejak tahun 2022 peningkatan kasus dari 0,22 persen menjadi 1,4 persen, dikutip dari Antara.

Demam keong infeksi parasit

Advertising
Advertising

Demam keong atau schistosomiasis penyakit tersebab parasit yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui sistem vena. Parasit menghasilkan telur dan akhirnya timbul gejala demam, rasa tidak nyaman di perut. Kondisi yang serius ada bercak darah di feses.

Mengutip Medicine Net, dokter dan ahli parasitologi. Theodore Bilharz mengidentifikasi parasit Schistosoma haematobium di Mesir pada 1851. Schistosomiasis penyakit tropis kedua yang paling banyak ditemukan di dunia, setelah malaria. Penyakit ini ditemukan terutama di Afrika, Asia, Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Karibia. Demam keong salah satu dari banyak penyakit tropis yang ditularkan melalui air atau tanah.

Gejala demam keong

Beberapa pasien berkemungkinan mengalami iritasi kulit ringan ketika larva parasit masuk ke dalam kulit. Biasanya tidak menunjukkan gejala sampai telur berkembang. Setelah itu akan timbul gejala demam, menggigil, batuk, dan nyeri otot. Terasa saat satu bulan hingga dua bulan setelah infeksi.

Kebanyakan orang tidak mengalami gejala pada fase awal infeksi ini. Beberapa pasien mengalami demam keong akut selama satu bulan dan gejalanya demam, sakit perut bagian hati, diare berdarah, ada darah dalam feses atau urine, batuk, sakit kepala, nyeri, sesak napas, jantung berdebar, kelumpuhan.

Mengutip Medical News Today cacing membutuhkan waktu sekitar 40 hari untuk menjadi dewasa. Jika dilakukan pemeriksaan darah, sampel bisa saja menunjukkan hasil yang jelas sampai setidaknya 6 pekan setelah terpapar.

Jika ada gejala di usus, orang tersebut mungkin memerlukan biopsi rektum, meskipun tes urine dan darah negatif. Kemungkinan lain menjalani biopsi kandung kemih. Sebaiknya orang tersebut melakukan pemeriksaan 3 bulan setelah pulang ke rumah, meskipun tidak ada gejala.

Pilihan Editor: Demam Keong di Sulawesi Tengah, Apa Penyebab Penyakit Itu?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

6 jam lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

1 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

1 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

2 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

6 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

9 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

9 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

19 hari lalu

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya

Baca Selengkapnya

Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

19 hari lalu

Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

Flu Singapura atau HFMD mengalami peningkatan selama mudik atau libur Lebaran 2024. Apa gejala dan penyebab dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

23 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya