Generasi Z Peduli Kesehatan Mental, Ini Buktinya

Reporter

Antara

Kamis, 15 Juni 2023 21:47 WIB

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kedokteran jiwa Santi Yulianti mengungkapkan banyaknya kunjungan yang dilakukan generasi Z ke psikiater menjadi bukti masyarakat sudah lebih memahami dan peduli pada kesehatan mental.

“Generasi Z saat ini melihat dunia hanya dalam genggaman tangan saja. Dulu kita harus pergi ke London untuk melihat London di Inggris. Tapi sekarang mereka bisa mengaksesnya hanya melalui genggaman. Begitu juga dengan banyaknya informasi sehingga kepedulian tentang kesehatan mental lebih bagus,” jelas Santi.

Ia menuturkan banyaknya kunjungan gen Z atau masyarakat yang lahir antara 1997 hingga 2012 tidak bisa dijadikan patokan untuk mengukur lemah tidaknya mental masyarakat saat ini karena belum ada data yang mengkaji hal tersebut. Namun, kunjungan yang banyak ditemui pada gen Z tersebut menunjukkan masyarakat sudah paham ketika butuh bantuan untuk menyelesaikan perasaan rumit dalam diri, mereka mencari tenaga kesehatan seperti psikiater atau psikolog.

“Generasi Z tidak malu dan tidak takut datang ke psikolog. Ini hal penting sebenarnya, jadi jangan serta merta mengasumsikan generasi Z banyak mengakses, sama dengan orang yang lemah secara penampilan fisik, ketahanan dalam pekerjaan zaman dulu lebih kuat. Itu harus kita evaluasi,” ujarnya.

Menurutnya, hal ini juga membuktikan akses terhadap informasi yang berkaitan dengan isu kesehatan mental sudah diakses banyak orang sehingga pemahaman terkait gejala atau bentuk penanganannya bisa diketahui secara luas oleh masyarakat. Hal ini berbeda dari masyarakat pada masa lalu yang masih terkena stigma kesehatan mental dikaitkan dengan guna-guna atau paranormal, yang akhirnya berdampak pada terlambatnya penanganan ketika datang ke pihak medis.

Advertising
Advertising

Perasaan bukan patokan
Santi menjelaskan kesehatan mental itu tidak bisa dilihat hanya sekadar melalui perasaan sedih berlarut-larut atau tindakan ekspresif yang menggebu-gebu seperti marah atau mengamuk. Dalam kesempatan itu ia menekankan fungsi sosial merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan mental. Oleh karena itu, diagnosis tidak bisa dilakukan secara sembarangan.

Perubahan perilaku, misalnya terlalu sedih sampai tidak bisa bekerja, hingga stres yang tak kunjung reda sehingga kondisi fisik terganggu dan semakin parah, perlu dikonsultasikan lebih lanjut bersama dokter yang membidangi kejiwaan.

“Mental itu letaknya ada di otak, itu diikuti oleh perasaan, pikiran, dan perilaku. Jadi, kalau bicara mental, ketiga hal tadi harus diperhatikan dan itu bagian dari mental yang perlu kita evaluasi lebih lanjut,” tandasnya.

Pilihan Editor: 5 Dampak Buruk Media Sosial bagi Kesehatan Mental

Berita terkait

Ucapan Positif Bisa Bantu Kesehatan Mental Anak

1 jam lalu

Ucapan Positif Bisa Bantu Kesehatan Mental Anak

Kebiasaan menggunakan kata baik dari orang tua itu bisa membimbing anak menguatkan kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.

Baca Selengkapnya

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

1 jam lalu

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

Doomscrolling mengacu pada kebiasaan terus-menerus menelusuri berita buruk atau negatif di media sosial atau internet, sering untuk waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Vokasi UI Gandeng EVOS Kenalkan Industri eSports kepada Mahasiswanya di Prodi Ini

20 jam lalu

Vokasi UI Gandeng EVOS Kenalkan Industri eSports kepada Mahasiswanya di Prodi Ini

Universitas Indonesia (UI) melalui Program Studi Produksi Media, Program Pendidikan Vokasi, membangun kolaborasi strategis dengan EVOS.

Baca Selengkapnya

Peru Kategorikan Transgender sebagai Penyakit Mental

2 hari lalu

Peru Kategorikan Transgender sebagai Penyakit Mental

Peru secara resmi mengkategorikan transgender dan non-biner sebagai penyakit mental. Para aktivis LGBT resah dengan keputusan Presiden Peru ini

Baca Selengkapnya

Cara Menyenangkan Memulihkan Kesehatan Mental usai Putus Cinta

2 hari lalu

Cara Menyenangkan Memulihkan Kesehatan Mental usai Putus Cinta

Berikut berbagai cara menyenangkan yang dapat dilakukan untuk memulihkan kesehatan mental setelah putus cinta.

Baca Selengkapnya

5 Langkah Hadapi Ibu Mertua Beracun, Jangan Biarkan Kesehatan Mental Terganggu

2 hari lalu

5 Langkah Hadapi Ibu Mertua Beracun, Jangan Biarkan Kesehatan Mental Terganggu

Sering mengkritik, memanipulasi, dan ikut campur urusan rumah tangga anak, ibu mertua dengan sengaja membuat keluarga anak tertekan dan tak harmonis.

Baca Selengkapnya

Perbaiki Suasana Hati dan Kesehatan Mental dengan Makanan Sehat Berikut

4 hari lalu

Perbaiki Suasana Hati dan Kesehatan Mental dengan Makanan Sehat Berikut

Pola makan seimbang secara keseluruhan yang mengandung banyak makanan padat nutrisi baik untuk kesehatan mental dan suasana hati.

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Ganja, Jenis Narkoba yang Membuat Bintang Preman Pensiun Epy Kusnandar Diciduk Polisi

6 hari lalu

Bahaya Konsumsi Ganja, Jenis Narkoba yang Membuat Bintang Preman Pensiun Epy Kusnandar Diciduk Polisi

Epy Kusnandar ditangkap polisi lantaran terlibat penyalahgunaan narkoba jenis ganja. Jenis narkoba ini berbahaya dan merusak tubuh.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Ungkap Suka Nonton Olahraga Bikin Hidup Bahagia

7 hari lalu

Ilmuwan Ungkap Suka Nonton Olahraga Bikin Hidup Bahagia

Ilmuwan di Jepang menemukan penggemar olahraga punya kesehatan mental yang lebih baik dibanding yang tak suka menonton olahraga.

Baca Selengkapnya

Mengapa Orang Memiliki Sifat Toxic? Ini Penjelasannya

9 hari lalu

Mengapa Orang Memiliki Sifat Toxic? Ini Penjelasannya

Pada dasarnya orang toxic merupakan individu yang baik. Namun, orang toxic biasanya mereka yang menyerah pada sisi gelap dirinya.

Baca Selengkapnya