TEMPO.CO, Jakarta - Matcha termasuk salah satu jenis olahan teh hijau. Teh matcha agak pahit. Di Jepang, matcha yang terbaik dinilai dari rasa dan warnanya dengan klasifikasi yang dimaksudkan untuk dikonsumsi tanpa pemanis atau bahan lainnya. Matcha dan teh hijau sama-sama berasal dari tanaman Camellia sinensis dikutip dari Medical News Today.

Perbedaan Matcha dan Teh Hijau

1. Cara memanen

Mengutip situs web Matcha.com, ada perbedaan cara memanen matcha dengan teh biasa. Teh ditanam di bawah sinar matahari sampai waktu panen datang. Adapun matcha ditanam ala Jepang tradisional. Tanaman teh untuk matcha ditutup supaya teduh beberapa pekan sebelum panen.

Keteduhan meningkatkan jumlah klorofil daun teh matcha. Cara itu menghasilkan nutrisi dan warna hijau yang pekat. Setelah panen dengan tangan, daun teh untuk matcha disimpan di tempat gelap untuk melindungi unsur hara. Saat dipotong, dihancurkan dan digiling menjadi bubuk hijau yang cerah.

2. Penyajian

Secara tradisional, teh hijau sering disajikan atau diseduh dengan kantong celup. Adapun matcha disajikan dengan mencampurkan langsung bubuk dengan air.

3. Kandungan kafein

Dikutip dari Everyday Health, matcha mengandung kafein yang tinggi dibandingkan teh hijau maupun teh hitam. Matcha lebih efektif dalam meningkatkan energi, fokus, dan mencegah kantuk.

Matcha menyediakan antara 18,9 dan 44,4 miligram kafein per gram. Setiap minuman yang mengandung 8 ons matcha mengandung 76 sampai 180 miligram kafein. Berbeda dengan 8 ons teh hijau atau teh hitam yang hanya menyediakan 30 sampai 50 miligram kafein.

4. Rasa

Mengutip Medical News Today, pemrosesan antara matcha dan teh biasa menyebabkan perbedaan rasa. Teh hijau terasa ringan dan menyegarkan, sedangkan matcha cenderung pekat. Matcha mencampurkan seluruh bubuk daun teh dalam minuman. Beberapa orang mungkin menganggap matcha seperti teh hijau pekat.

Pilihan Editor: 2 Resep Jajanan Rasa Matcha