Perut Nyeri dan Kembung, Tanda Usus Kekurangan Probiotik

Reporter

Antara

Sabtu, 16 September 2023 20:15 WIB

bakteri probiotik

TEMPO.CO, Jakarta - Usus adalah rumah triliunan bakteri baik atau yang dikenal dengan probiotik, yang merupakan mikroorganisme hidup dan bila dikonsumsi dalam jumlah tepat dapat memberikan manfaat kesehatan pada tubuh manusia, khususnya sistem pencernaan. Namun, usus juga menyimpan bakteri jahat yang bisa menyebabkan penyakit atau infeksi ketika masuk dan berkembang biak dalam tubuh.

Keseimbangan kedua bakteri itu berperan vital bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Ketika jumlah bakteri jahat dalam tubuh melebihi yang baik maka dapat mengakibatkan gangguan pada sistem pencernaan, bahkan masalah kesehatan lain. Kondisi ketidakseimbangan rasio bakteri dalam tubuh tersebut disebut dysbiosis.

Spesialis penyakit dalam dari Universitas Airlangga, Ika Devi, menyebut tanda-tanda yang muncul ketika tubuh butuh asupan probiotik. Ika menjelaskan dysbiosis merupakan kondisi terjadinya ketidakseimbangan jumlah mikroorganisme dalam tubuh.

"Penyebab kondisi ini bisa bermacam-macam, mulai dari perubahan pola makan, mengonsumsi bahan kimia seperti pestisida, stres atau cemas, hingga penggunaan antibiotik yang berkepanjangan," kata Ika dalam siaran pers bersama G-NiiB Immunity+ (SIM01).

Tanda kekurangan probiotik
Ia juga memaparkan terdapat beberapa sinyal yang mungkin dapat menjadi pertanda tubuh sedang kekurangan asupan probiotik. “Ketika tubuh kekurangan probiotik, biasanya muncul berbagai gangguan, khususnya pada pencernaan, seperti nyeri atau terasa kembung pada perut,” ujar Ika.

Advertising
Advertising

Selain masalah pencernaan, kurangnya asupan probiotik juga dapat menimbulkan gejala gangguan kesehatan lain seperti kelelahan, sulit berkonsentrasi, bahkan timbul rasa gelisah. Menurutnya, beberapa gejala itu mungkin terjadi akibat terganggunya fungsi bakteri baik dalam sistem pencernaan. Bakteri baik berfungsi menyerap nutrisi dan menghasilkan beberapa vitamin dalam saluran usus, seperti asam folat, niasin (B3), B6, dan B12.

"Jika terjadi ketidakseimbangan antara bakteri jahat dan bakteri baik maka berbagai fungsi bakteri baik ini akan terganggu,” jelasnya.

Faktor-faktor seperti stres dan pola makan kurang sehat semakin sulit untuk dihindari. Kehidupan modern sering mendorong orang untuk beradaptasi dengan ritme yang cepat, menuntut efisiensi waktu yang sering mengorbankan kualitas makanan yang dikonsumsi. Begitu juga dengan tuntutan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari yang dapat menimbulkan tekanan emosional sehingga stres menjadi bagian yang tak terpisahkan dari rutinitas banyak orang.

Oleh karena itu, perlindungan ekstra sangat penting untuk menjaga keseimbangan mikroorganisme tubuh, khususnya bagi yang berada di lingkungan perkotaan dengan mobilitas tinggi. Asupan probiotik antara lain bisa didapat melalui suplemen yang mengandung probiotik dan prebiotik yang telah teruji klinis efektif dalam membantu menjaga keseimbangan bakteri dalam sistem pencernaan.

Pilihan Editor: Manfaat Kesehatan Yogurt Sinbiotik Diklaim Setara yang Berbasis Hewani

Berita terkait

Pola Makan yang Dianjurkan untuk Redakan Gejala Menopause

2 hari lalu

Pola Makan yang Dianjurkan untuk Redakan Gejala Menopause

Fokus pada pola makan yang baik dengan mengonsumsi makanan yang bervariasi bisa membantu meringankan gejala menopause.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

13 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

31 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

43 hari lalu

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

48 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

48 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya

Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi Penderita Maag

9 Maret 2024

Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi Penderita Maag

Mengonsumsi makanan yang salah dan menerapkan gaya hidup tidak sehat bisa memicu maag kambuh yang pada akhirnya membatalkan puasa.

Baca Selengkapnya

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

27 Februari 2024

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

Membekukan celana jins di dalam freezer diklaim bisa membuatnya segar dan bebas bau tak sedap tanpa perlu dicuci. Bagaimana faktanya?

Baca Selengkapnya

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

25 Februari 2024

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

Penyakit Whipple mengganggu pencernaan normal dengan mengganggu pemecahan makanan dan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

21 Februari 2024

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

Erlina Burhan paparkan bahasan penanganan tuberkulosis di pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UI. Ia tawarkan SIG untuk deteksi TB.

Baca Selengkapnya