TEMPO.CO, Jakarta - Selama ini yogurt dikenal sebagai makanan sehat dan bersumber dari produk susu. Namun, kini ada yogurt sinbiotik dengan basis nabati. Guru Besar Mikrobiologi Pangan Universitas Pelita Harapan (UPH), Prof Dr Ir Adolf Jan Nexson Parhusip MSi, mengatakan yogurt sinbiotik memiliki manfaat kesehatan setara yogurt berbasis hewani.
"Yogurt sinbiotik adalah kombinasi antara probiotik dan prebiotik. Yogurt sinbiotik dibuat dengan menggabungkan bakteri probiotik dengan bahan pangan yang mengandung prebiotik berbasis nabati, seperti inulin yang terdapat di dalam kacang lentil merah, ubi ungu, dan bawang merah," ujar Adolf.
Baca juga:
Dia menjelaskan bahan pangan itu dapat memenuhi standar mutu yogurt sinbiotik karena memiliki kadar serat yang tinggi dan bermanfaat bagi saluran pencernaan. Konsep kombinasi fermentasi, sinbiotik, dan mikroenkapsulasi diaplikasikan dalam pengembangan produk yogurt sinbiotik yang sehat dan bermanfaat bagi masyarakat.
Akan terus dikembangkan
Hasil penelitiannya menemukan yogurt sinbiotik yang dikembangkannya telah memenuhi standar mutu yogurt sesuai SNI 2981:2009. Dia menyatakan penemuan itu selanjutnya akan terus dikembangkan secara bertahap bersama fakultas lain dengan tujuan menghasilkan produk komersial di masa depan.
“Dengan temuan ini, saya berharap masyarakat dapat dengan mudah dan praktis memperoleh manfaat kesehatan. Selain itu, saya juga berharap semakin banyak orang yang menjadi selektif dalam memilih makanan yang baik bagi kesehatan,” ujarnya.
Sebelumnya, Adolf dikukuhkan sebagai sebagai guru besar UPH ke -25. Adolf dinilai telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang pendidikan dan penelitian selama bertahun-tahun. Rektor UPH, Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian UPH dalam melahirkan guru besar di berbagai bidang keilmuan.
"Saya bersyukur atas penelitian yang dilakukan oleh Profesor Adolf. Hasilnya sangat memuaskan dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Kami sekeluarga adalah pecinta yogurt, jadi kami sangat senang dengan temuan ini," katanya.
Pilihan Editor: Protein Jadi Prioritas, Begini Rahasia Sarapan Sehat Menurut Pakar Nutrisi