Ketahui Apa Itu Toxic Stress yang Bisa Sangat Menyakitkan bagi Anak-anak

Selasa, 28 November 2023 16:36 WIB

Seorang peserta berbicara pada anak-anak saat bermain "bubble soccer" ketika makan siang di Boston, Massachusetts, 14 Juli 2015. Penyelengara "Bubble soccer" mengatakan mengadakan acara ini guna mengurangi stress saat jam makan siang. REUTERS/Brian Snyder

TEMPO.CO, Jakarta - Apa itu toxic stress? Toxic stress mengacu pada peristiwa kehidupan traumatis dan berkepanjangan, terjadi dalam jangka waktu lama pada kehidupan anak tanpa perlindungan orang dewasa.

Contoh toxic stress mencakup pelecehan (fisik, seksual, emosional), penelantaran (fisik, emosional), dan disfungsi rumah tangga (penyakit mental orang tua, kekerasan dalam rumah tangga, penahanan orang tua), dikutip Texas Children's Hospital.

Menanggapi paparan berkepanjangan terhadap peristiwa beracun ini, laman sama menyebutkan bahwa tubuh anak-anak menghasilkan respons stres parah yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Akibat dari respons stres yang berkepanjangan itu adalah sistem saraf, sistem kekebalan tubuh, dan bahkan DNA anak berubah. Lantas apa konsekuensi dari toxic stress?

Toxic stress menyebabkan pusat ketakutan di otak (sistem limbik, amigdala) meningkat secara signifikan, dan anak dapat mengalami gejala sangat mirip dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD). Toxic stress mengurangi ukuran dan mengganggu fungsi bagian otak yang bertanggung jawab untuk pembelajaran, memori, dan fungsi eksekutif (korteks prefrontal, hipokampus).

Akibatnya anak berisiko mengalami masalah belajar dan perilaku. Sistem kekebalan tubuh anak ditekan dan menempatkan anak pada risiko mengembangkan berbagai kondisi kesehatan kronis seumur hidup, termasuk asma, penyakit jantung, stroke, penyakit autoimun, dan kanker. Sementara DNA diubah sedemikian rupa sehingga ekspresi gen anak mempengaruhi fungsi tubuh dan berpotensi diwariskan ke generasi berikutnya.

Advertising
Advertising

Dirujuk laman UNICEF, apabila keluarga Anda pernah mengalami kesulitan serius atau sedang mengalami masa-masa sangat menegangkan, toxic stress mungkin menjadi perhatian. Dampak bisa bertahan lama, yang mana toxic stress berpotensi berdampak pada pembelajaran, perilaku, dan kesehatan anak lama setelah masa kanak-kanak.

Lisa Damour, seorang psikolog remaja ahli, penulis buku terlaris, kontributor tetap New York Times, dan ibu dua anak, menjelaskan apa itu toxic stress. Toxic stress dapat terjadi ketika anak berada dalam situasi stres kronis yang menyebabkan respons stres berkepanjangan. Misalnya kita melihat toxic stress pada anak-anak yang berada dalam kondisi di mana mereka merasa tidak aman dalam jangka waktu lama dan tidak punya efek penyangga karena dirawat oleh orang dewasa yang suportif.

Contoh terjadinya toxic stress ialah saat anak-anak mengalami pengabaian kronis, kekerasan dalam keluarga, kekerasan fisik, penyakit mental orang tua, pelecehan seksual, dan pelecehan emosional yang berkelanjutan.

Namun ada kemungkinan anak-anak berada dalam situasi stres berkelanjutan dan tidak mengalami toxic stress. Anak-anak dapat terkena bahaya atau bahkan stres hebat tanpa menjadikan stres itu bersifat merusak atau beracun. Selama orang dewasa yang lebih perhatian mampu menahan dampak dari peristiwa yang mengancam atau membuat stres tersebut.

Misalnya berada di hadapan orang dewasa yang tetap tenang atau menerima kenyamanan setelah stres berlalu, mungkin dengan kepastian verbal dan pelukan hangat, bisa membantu mengembalikan reaksi emosional anak ke keadaan tenang yang alami. Anak-anak bisa terlindung dari stress beracun dengan dukungan terus-menerus dari orang dewasa penuh kasih sayang yang membantu mereka merasa aman dan menjaga mereka agar tidak kewalahan secara emosional.

UNICEF | TEXAS CHILDRENS
Pilihan editor: 7 Manfaat Healing untuk Kesehatan Mental dan Fisik

Berita terkait

Cara Menangani Gejala PTSD yang kerap Dialami Setelah Mengalami Trauma

2 hari lalu

Cara Menangani Gejala PTSD yang kerap Dialami Setelah Mengalami Trauma

Seseorang akan berusaha sekeras mungkin untuk menghindari tempat, situasi, benda, dan orang yang mengingatkannya akan peristiwa trauma tersebut.

Baca Selengkapnya

Pondok Pesantren di Lombok Barat Dirusak Warga, Diduga Terjadi Pelecehan Santriwati

5 hari lalu

Pondok Pesantren di Lombok Barat Dirusak Warga, Diduga Terjadi Pelecehan Santriwati

Pimpinan pondok pesantren NQW di Lombok Barat diduga melakukan pelecehan terhadap 5 santriwati

Baca Selengkapnya

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

7 hari lalu

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

TikToker asal Depok diancam dipenjarakan akibat video memberi makan bocah yang kelaparan di Desa Rawa Panjang, Kabupaten Bogor viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

9 hari lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

11 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

23 hari lalu

Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

Badan layanan darurat Palestina telah menemukan 210 jasad di kuburan massal di Kompleks Medis Nasser di Kota Khan Younis, Gaza selatan

Baca Selengkapnya

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

23 hari lalu

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

23 hari lalu

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil

Baca Selengkapnya

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca-Melahirkan Anak Pertama

26 hari lalu

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca-Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

27 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya