Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 25 Maret 2024 00:48 WIB

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan kandidat vaksin hingga pengembangan metode terapi terbaru menjadi sebuah harapan bagi pengendalian penyakit tuberkulosis (TB) di Indonesia.

"Dunia kini sedang terus berupaya membuat vaksin TB baru, karena vaksin BCG yang sekarang ada hanyalah dapat menghindari TB berat pada anak," katanya saat menyampaikan pernyataan terkait Hari Tuberkulosis Sedunia 2024 melalui pesan singkat di Jakarta, Minggu 24 Maret 2024.

Ia mengatakan vaksin memiliki peran penting untuk menangani penyakit menular, sebagaimana yang diajarkan oleh pengalaman selama pandemi COVID-19.

Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan setidaknya ada tiga jenis mekanisme pembuatan vaksin tuberkulosis, yaitu vaksin dengan sel utuh (whole cell vaccines), vaksin dengan protein ajuvan, dan vaksin vektor subunit rekombinan.

Menurut Tjandra, kandidat vaksin baru itu diharapkan dapat menjadi pengganti vaksin BCG yang ada saat ini (BCG replacement), sebagai penguat BCG (BCG boosters), dan pendekatan, sebagai vaksin pengobatan untuk TB (therapeutic vaccine for TB) yang berfungsi sebagai pengendalian melalui sistem imun (immune-mediated control).

Advertising
Advertising

Dengan adanya perkembangan terakhir itu, Tjandra menambahkan vaksinasi sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa memperpendek durasi pengobatan, menyederhanakan regimen atau setidaknya memperbaiki hasil pengobatan.

"Semoga TB dapat dikendalikan di dunia dan di negara kita, antara lain dengan temuan vaksin yang baru. Tentu, selain vaksinasi, semua kasus TB yang ada di negara kita harus ditemukan dan diobati sampai sembuh," ujarnya.

Tjandra menambahkan saat ini juga terdapat metode terapi pencegahan TB (TPT) untuk mereka yang sudah kemasukan kuman TB, tetapi belum sakit atau disebut sebagai TB Laten. "Terapi pencegahan tuberkulosis ini cakupannya baru di bawah 10 persen," katanya.

24 Maret hari ini adalah hari TB sedunia. Tanggal ini dipilih karena 24 Maret 1882,seorang ilmuwan Jerman bernama Robert Koch mempresentasikan hasil penelitiannya, yaitu kuman tuberkulosis, yang bernama Mycobacterium tuberculosis.

Kini, 142 tahun sesudah kumannya ditemukan, tuberkulosis masih jadi masalah kesehatan dunia. Berdasarkan WHO Global TB Report 2023, TB menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di dunia setelah COVID-19 pada 2022.

Lebih dari 10 juta orang di dunia terjangkit penyakit TB setiap tahunnya. 30 negara dengan beban TB tinggi menyumbang 87 persen kasus TB dunia, dan dua pertiga dari kasus global terjadi di delapan negara, yaitu India (27 persen), Indonesia (10 persen), Cina (7.1 persen), Filipina ( 7,0 persen), Pakistan (5,7 persen), Nigeria (4,5 persen), Bangladesh (3,6 persen), dan Republik Demokratik Kongo (3,0 persen).

Kementerian Kesehatan memperkirakan jumlah kasus TB di Indonesia mencapai 1.060.000 kasus dan terdapat 134.000 kematian akibat TB per tahunnya, atau 17 orang yang meninggal akibat TB setiap jamnya.

Pilihan Editor: Pentingnya Edukasi untuk Hilangkan Stigma tentang TBC Menurut Kemenkes

Berita terkait

Soal KRIS BPJS Kesehatan, Ini Kata Pakar FKUI Prof. Tjandra Yoga Aditama

1 hari lalu

Soal KRIS BPJS Kesehatan, Ini Kata Pakar FKUI Prof. Tjandra Yoga Aditama

Pakar FKUI Prof. Tjandra Yoga Aditama menyorot berbagai hal terkait KRIS BPJS dari ruang rawat inap sampai iuran peserta.

Baca Selengkapnya

3 Jenis Pengobatan untuk Pasien Parkinson

1 hari lalu

3 Jenis Pengobatan untuk Pasien Parkinson

Ada tiga jenis pengobatan yang dapat digunakan untuk pasien Parkinson, melalui obat-obatan, terapi fisik, dan metode operasi.

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

2 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

4 hari lalu

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.

Baca Selengkapnya

Jangan Hentikan Pengobatan Lupus meski Sudah Dapat Remisi

5 hari lalu

Jangan Hentikan Pengobatan Lupus meski Sudah Dapat Remisi

Pakar mengatakan kondisi remisi pada penyakit lupus belum tentu sama dengan berhenti berobat. Berikut penjelasan dokter penyakit dalam.

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

8 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

9 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

9 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

13 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

16 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya