Beda Tenggelam Kering dan Sekunder, Istilah yang Sebenarnya Tak Ada di Dunia Medis

Reporter

Tempo.co

Minggu, 2 Juni 2024 20:44 WIB

Ilustrasi tenggelam. Pixabay

TEMPO.CO, Jakarta - Istilah tenggelam kering dan tenggelam sekunder telah menjadi perdebatan media beberapa tahun terakhir. Padahal, komunitas medis mengaku tak pernah menggunakan istilah tersebut.

Menurut Dr. Michael D. Patrick, Jr., pengajar pediatri di Universitas Negeri Ohio di Amerika Serikat, tenggelam ya tenggelam, tak ada istilah kering dan sekunder, tak peduli apakah air sampai memenuhi paru-paru korban atau tidak, dokter tetap akan menganggapnya tenggelam.

Lalu, apa bedanya tenggelam kering dan sekunder? Berikut penjelasannya menurut USA Today.

Apa tanda tenggelam?
"Tenggelam adalah cedera signifikan karena terbenam di air," kata Patrick. Saat paru-paru berfungsi normal maka Anda akan menghirup oksigen, yang kemudian memasuki aliran darah. Saat mengeluarkan napas, maka karbon dioksida keluar dari aliran darah dan kembali ke udara.

Bila air masuk ke paru-paru, tubuh akan mengekstrak oksigen dari air dan menyebabkan fungsi pernapasan vital tubuh tak bekerja. Tanpa pasokan oksigen yang cukup, orang akan sulit bernapas dan mati lemas, jelasnya. Tenggelam bisa terjadi begitu cepat, bisa dalam waktu 20-60 detik.

Advertising
Advertising

Apa itu tenggelam kering?
Pada tenggelam kering, air tak sampai masuk ke paru-paru. Ketika air tertelan dari mulut atau hidung maka laring menjadi tegang dan otot-otot di sekitar pita suara berkontrakasi. Kontraksi itu menghambat aliran udara ke paru-paru sehingga orang sulit bernapas.

Apa itu tenggelam sekunder?
Tenggelam sekunder adalah situasi yang jarang terjadi lainnya, di mana gejala tenggelam tak langsung muncul. "Terkadang ada sedikit air di paru-paru tapi tak sampai menghambat aliran oksigen," jelas Patrick.

Mitos terbesar terkait tenggelam sekunder adalah hal ini bisa terjadi berhari-hari setelah orang terbenam. Padahal faktanya tidak demikian karena kejadian masih dalam tempo 24 jam, ujar Patrick. Dalam waktu tersebut, perhatikan gejalanya. Bila anak baik-baik saja dalam 24 jam maka tak ada masalah.

Pilihan Editor: Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Berita terkait

Dampak Polusi Udara pada Anak Tingkatkan Risiko Masalah Pernapasan saat Dewasa

1 hari lalu

Dampak Polusi Udara pada Anak Tingkatkan Risiko Masalah Pernapasan saat Dewasa

Paparan polusi udara pada masa kanak-kanak berisiko masalah paru-paru dan kemudian secara konsisten dikaitkan masalah pernapasan di masa dewasa.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam di Perairan Sibolga, Tiga Wisatawan Tewas

3 hari lalu

Kapal Tenggelam di Perairan Sibolga, Tiga Wisatawan Tewas

Satu kapal yang mengangkut wisatawan tenggelam di sekitar perairan Pulau Situngkus dan Pulau Mursala, Kabupaten Tapanuli Tengah

Baca Selengkapnya

Dampak Buruk Polusi Udara pada Tumbuh Kembang Anak Menurut Pakar

7 hari lalu

Dampak Buruk Polusi Udara pada Tumbuh Kembang Anak Menurut Pakar

Polusi udara Jakarta yang memburuk menyebabkan munculnya banyak partikel berbahaya sehingga meningkatkan risiko anak terkena berbagai macam penyakit.

Baca Selengkapnya

Libur Sekolah, Saran buat yang Ingin ke Pantai agar Aman dan Selamat

7 hari lalu

Libur Sekolah, Saran buat yang Ingin ke Pantai agar Aman dan Selamat

Tak semua orang menyadari bahaya berada di pantai dan kerap mengabaikan keselamatan diri, teman, atau keluarga.

Baca Selengkapnya

Kelompok Paling Rentan saat Cuaca Panas dan Perlu Pengawasan Khusus

8 hari lalu

Kelompok Paling Rentan saat Cuaca Panas dan Perlu Pengawasan Khusus

Terlalu lama berada di luar ruangan saat cuaca panas bisa meningkatkan risiko kesehatan, terutama kelompok rentan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Kasus Ekstrem Akibat Bersin, dari Gigi Copot sampai Patah Tulang Wajah

8 hari lalu

Kasus Ekstrem Akibat Bersin, dari Gigi Copot sampai Patah Tulang Wajah

Meski terlihat tak berbahaya, bersin punya kekuatan besar yang bisa mengakibatkan cedera serius pada sebagian orang.

Baca Selengkapnya

Kebiasaan Masyarakat yang Ikut Memicu Penyebaran Demam Berdarah

13 hari lalu

Kebiasaan Masyarakat yang Ikut Memicu Penyebaran Demam Berdarah

Dokter menyebut kebiasaan sering menampung air dan kurang menerapkan kebersihan menjadi salah satu faktor risiko penyebaran demam berdarah.

Baca Selengkapnya

Tips Penderita PPOK Bersihkan Paru-paru secara Mandiri

13 hari lalu

Tips Penderita PPOK Bersihkan Paru-paru secara Mandiri

Dokter membagi tips pasien penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) untuk membersihkan paru-paru secara mandiri.

Baca Selengkapnya

Ingin Ajak Keluarga Rekreasi ke Kolam Renang, Simak 5 Tips Keamanan Berikut

15 hari lalu

Ingin Ajak Keluarga Rekreasi ke Kolam Renang, Simak 5 Tips Keamanan Berikut

Selalu jaga keamanan dan keselamatan anak-anak selama berada di area kolam renang agar tidak mengalami insiden tak diinginkan seperti tenggelam.

Baca Selengkapnya

Perilaku Sederhana yang Menjadi Stigma Penderita TBC

28 hari lalu

Perilaku Sederhana yang Menjadi Stigma Penderita TBC

Masyarakat diminta menghindari tindakan-tindakan sederhana yang dapat memunculkan stigma negatif pada penderita TBC.

Baca Selengkapnya