Tips Mencegah Penyakit Alzheimer

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 22 September 2024 23:51 WIB

Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok umur 60 tahun ke atas disebut sebagai "Tsunami Perak" yang akan mencakup sekitar seperempat dari seluruh populasi nasional. Secara bersamaan, proyeksi terbaru juga menunjukkan bahwa di Indonesia akan mengalami peningkatan kasus demensia dan penyakit Alzheimer, bentuk demensia yang paling umum.

Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), menyebutkan bahwa proporsi penduduk di Indonesia umur 60 tahun ke atas diproyeksikan meningkat, dari 9,0 persen atau 23 juta penduduk pada tahun 2015, menjadi 19,9 persen atau setara dengan 63,3 juta penduduk pada tahun 2045.

Data ini menimbulkan pertanyaan penting—apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalkan risiko Alzheimer?

Penuaan Otak dan Ancaman Alzheimer

Seiring bertambahnya usia, otak mengalami perubahan, dan fungsi mental berkembang seiring waktu. Ini dapat dikategorikan ke dalam tiga tahap alami:

- Penuaan normal (ditandai dengan lupa ringan yang stabil)
- Gangguan kognitif ringan (tantangan kognitif yang lebih terlihat namun tidak mengganggu kemandirian)
- Demensia (penurunan kognitif signifikan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk merawat diri sendiri)

Advertising
Advertising

Member Herbalife Nutrition Advisory Board Gary Small mengatakan penyakit Alzheimer sering disebut sebagai "penyakit yang tak terlihat" karena gejalanya yang lambat. Gejala awal Alzheimer—seperti lupa ringan atau kesulitan berkonsentrasi—sering dianggap sebagai perubahan yang normal terkait usia. Namun, kesalahpahaman ini bisa menyesatkan. "Alzheimer dapat dimulai jauh sebelum gejala muncul, kadang hingga 20 tahun sebelumnya. Saat tanda-tanda penurunan kognitif menjadi terlihat, kerusakan otak yang signifikan telah terjadi, sehingga deteksi dan intervensi dini sangat penting," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 20 September 2024.

Peta Jalan Pencegahan dengan Menjaga Pola Makan dan Suplemen

Salah satu cara yang paling menjanjikan untuk pencegahan Alzheimer adalah melalui menjaga pola makan dan nutrisi. Semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa apa yang kita makan dapat berdampak besar pada kesehatan otak kita, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Bahkan, faktor risiko yang sama antara penyakit jantung dan demensia menunjukkan bahwa pendekatan nutrisi holistik dapat menjadi langkah pencegahan yang efektif. “Dengan menyesuaikan pola makan untuk menekankan makanan antioksidan dan anti-inflamasi, serta mengadopsi gaya hidup yang lebih aktif, kita dapat mengelola obesitas perut, tekanan darah tinggi, dan faktor lain yang memengaruhi kesehatan otak dan kesejahteraan secara keseluruhan,” kata Small.

Menjaga pola makan yang kaya makanan yang mendukung otak—seperti makanan yang tinggi antioksidan, asam lemak omega-3, dan nutrisi penting lainnya—dapat mendukung fungsi kognitif dan berpotensi mengurangi risiko Alzheimer.

Dalam konteks Asia, menjaga pola makan tradisional sudah menawarkan banyak manfaat nutrisi. Misalnya, banyak diet lokal yang menekankan ikan, sayuran, dan makanan lain yang secara alami kaya omega-3 dan antioksidan. Selain itu, penambahan herbal seperti bacopa—yang menjadi pokok dalam pengobatan Ayurveda dan dikenal karena sifatnya yang meningkatkan kognisi—dapat lebih meningkatkan kesehatan otak, daya ingat, dan rentang perhatian. Sebagai herbal adaptogenik, bacopa juga dapat meningkatkan ketahanan tubuh terhadap stres.

Suplemen juga dapat memainkan peran penting dalam membantu tubuh menyerap dan memanfaatkan vitamin dan nutrisi ini untuk mengoptimalkan fungsi kognitif. Saat mempertimbangkan suplemen untuk kesehatan otak, pertimbangkan kafein, lutein, dan kurkumin:

Kafein dapat mendukung aspek utama fungsi otak, dengan penelitian terbaru menunjukkan bahwa senyawa dalam kopi panggang gelap dapat membantu melindungi dari penyakit Alzheimer dan Parkinson. Lutein, yang dikenal sebagai "vitamin mata", juga menawarkan manfaat untuk kesehatan otak. Sebuah studi terbaru yang melibatkan orang dewasa yang lebih tua menunjukkan bahwa suplemen lutein dan zeaxanthin secara signifikan meningkatkan perhatian yang kompleks dan fleksibilitas kognitif.

Terakhir, kurkumin, senyawa yang ditemukan dalam kunyit dan kari India, membantu melawan peradangan otak. Penelitian dari UCLA menunjukkan bahwa konsumsi kurkumin harian meningkatkan daya ingat dan suasana hati pada individu dengan kehilangan ingatan ringan terkait usia.

Pilihan Editor: Menguak Kaitan Diabetes Tipe 3 dengan Alzheimer

Berita terkait

Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

3 jam lalu

Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

Olahraga fisik yang teratur sangat penting untuk kesehatan otak

Baca Selengkapnya

Bisa Menyerang Siapa Saja, Kenali Faktor Pemicu Terbanyak Demensia

5 jam lalu

Bisa Menyerang Siapa Saja, Kenali Faktor Pemicu Terbanyak Demensia

Ada beberapa faktor pemicu demensia, mulai dari kesibukan sampai gaya hidup tak sehat. Jenis apa yang paling banyak ditemukan?

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Klaim Meningkatnya Harapan Lama Sekolah Anak karena Program KIP

8 jam lalu

Kemendikbudristek Klaim Meningkatnya Harapan Lama Sekolah Anak karena Program KIP

Kemendikbudristek juga telah menyesuaikan satuan biaya Bantuan Operasional Satuan Pendidikan

Baca Selengkapnya

Daya Beli Masyarakat Melemah, Ini Strategi AlloFresh Gaet Konsumen

20 jam lalu

Daya Beli Masyarakat Melemah, Ini Strategi AlloFresh Gaet Konsumen

AlloFresh menyiapkan sejumlah strategi merespons adanya tren penurunan daya beli di masyarakat. Apa saja?

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Indeks Kepuasan Haji 2024 Sangat Memuaskan, Pansus: Akan Lebih Baik Timwas Dilibatkan

1 hari lalu

BPS Sebut Indeks Kepuasan Haji 2024 Sangat Memuaskan, Pansus: Akan Lebih Baik Timwas Dilibatkan

Anggota Pansus Haji DPR Wisnu Wijaya mengatakan survei BPS soal penyelenggaraan Haji 2024 sebaiknya mengikutsertakan tim pengawas haji.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Neraca Perdagangan Indonesia Agustus 2024 Surplus US$ 2,90 Miliar, Surplus 52 Bulan Berturut-turut

5 hari lalu

BPS Catat Neraca Perdagangan Indonesia Agustus 2024 Surplus US$ 2,90 Miliar, Surplus 52 Bulan Berturut-turut

BPS mencatat Indonesia alami surplus perdagangan US$ 2,90 miliar pada Agustus 2024. Capaian ini membuat perdagangan konsisten surplus sejak Mei 2020.

Baca Selengkapnya

Menurut Studi Traveling dapat Membuat Orang Tampak Lebih Muda

5 hari lalu

Menurut Studi Traveling dapat Membuat Orang Tampak Lebih Muda

Para peneliti menemukan bahwa traveling tidak hanya bermanfaat untuk mental dan fisik tapi juga dapat memuat seseorang tampak lebih muda

Baca Selengkapnya

Waspada Krisis Ekonomi, Indef Minta Bank Sentral Intervensi

6 hari lalu

Waspada Krisis Ekonomi, Indef Minta Bank Sentral Intervensi

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan Indonesia kini menghadapi sinyal krisis ekonomi. Perlu intervensi Bank Indonesia

Baca Selengkapnya

Sekitar 4.000 Peserta Lari dan Fun Walk Herbalife Run 2024 di ICE BSD

7 hari lalu

Sekitar 4.000 Peserta Lari dan Fun Walk Herbalife Run 2024 di ICE BSD

Salah seorang peserta lari 5K Herbalife mengatakan acaranya seru dan semua terakomodasi dari anak-anak kecil sampai dewasa

Baca Selengkapnya

Kelas Menengah Jatuh Miskin, BPS: Buat Perekonomian Tidak Tahan Guncangan

10 hari lalu

Kelas Menengah Jatuh Miskin, BPS: Buat Perekonomian Tidak Tahan Guncangan

Data BPS menunjukkan porsi masyarakat dengan ekonomi kelas menengah menurun sejak pandemi Covid-19 pada 2019 lalu. Apa dampaknya?

Baca Selengkapnya