Aksi Ketok Pintu untuk Deteksi Penderita Tuberkulosis
Editor
Untung Widyanto koran
Kamis, 30 April 2015 12:20 WIB
Bakteri penyebab TB juga cepat menular di lingkungan dengan sumber udara terbatas, misalnya ruangan berpendingin yang tertutup rapat. Jika ada satu orang terinfeksi, maka kuman dengan cepat menulari lingkungan sekitarnya. Angka penyebaran TB di Indonesia adalah 285 per 100 ribu penduduk dan kerap ditemui pada orang berusia produktif 16-40 tahun.
Sejak tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB merupakan kedaruratan global bagi kemanusian. Diperkirakan terdapat 9,5 juta kasus TB baru dan sekitar 500.000 orang meninggal di seluruh dunia. Indonesia berada pada peringkat keempat sebagai negara yang memiliki penderita TB. Negara di atasnya adalah Cina, India dan Afrika Selatan.
Diperkirakan prevalensi TB semua kasus di Tanah Air sebesar 660.000 dan estimasi insiden berjumlah 430.000 kasus baru pertahun. Sementara jumlah kematian akibat TB per tahun sebanyak 61.000 orang. Penyakit TB memang penyebab kematian ketiga terbanyak di Indonesia setelah stroke dan jantung.
Menurut Anna yang dokter spesialis paru, program ketuk pintu merupakan upaya deteksi dini yang mudah dan murah. Jika penyakitnya masih ringan, cukup berobat jalan ke Puskesmas selama enam bulan. Pada bulan pertama dan kedua, pengobatannya dilakukan intensif dengan biaya Rp 300-500.000/bulan dengan obat generik. "Itu paket obat dari WHO," katanya. Pada bulan berikutnya adalah tahap lanjutan dengan biaya Rp 200-300.000/bulan.
Biaya akan semakin mahal jika penderita TB sudah terkena komplikasi dengan penyakit lain seperti diabetes, AIDS atau lainnya. Untuk mengadakan kegiatan 'Ketuk Pintu 300 Rumah tiap Kecamatan', kata Anna, pihaknya hanya mengeluarkan uang Rp 30 juta. Dana sumbangan dari berbagai donatur ini dipakai untuk mencetak stiker, kaos, payung dan transportasi para kader.
Memang pengobatan itu gratis, namun tetap memberatkan bagi pasien dari keluarga miskin. Maklum mereka harus mengeluarkan ongkos menuju rumah sakit dan membeli bahan makanan tambahan yang sehat. Apalagi jika yang sakit adalah kepala keluarga yang menyebabkan harus beristirahat di rumah atau tidak masuk kerja.