Aksi Ketok Pintu untuk Deteksi Penderita Tuberkulosis

Reporter

Kamis, 30 April 2015 12:20 WIB

Slamet Widodo dan ibunya Sri Diana, menjalani perawatan di RSUP Fatmawati, Jakarta, Rabu (13/1). Slamet anak pengidap komplikasi penyakit gizi buruk, TBC dan HIV. Slamet membutuhkan dana perawatan kurang lebih enam juta rupiah. TEMPO/Subekti



Selama ini, pemerintah Indonesia telah melakukan program memberantas TB. Di tingkat nasional, jumlah biaya program pengendalian TB tahun 2011–2014 sebesar $ 527,2 juta dollar AS. Meskipun demikian diperkirakan masih akan terjadi kesenjangan pembiayaan antara total biaya yang diperlukan untuk program pengendalian TB dengan anggaran yang tersedia selama periode tersebut, yaitu sebesar 112 juta dollar AS atau 21% dari total biaya.


Untuk menekan angka kematian dan kasus baru TB, Kementrian Kesehatan menargetkan tahun 2050 Indonesia sudah bisa bebas TB. Belum jelas berapa biaya yang dbutuhkan untuk mencapai target ini. Namun kita bisa merujuk pada pengalaman di negara lainnya seperti yang dipaparkan Dr Anna Vassall, peneliti London School of Hygiene and Tropical Medicine dan ekonom kesehatan yang diminta masukan oleh lembaga Copenhagen Consensus Centre.


Anna melakukan studi di sejumlah negara, termasuk Nepal dan Bangladesh. Studi-studi ini menunjukkan dibutuhkan biaya 4.680-15.600 taka untuk mendiagnosa dan mengobati pasien dengan obat standar di Bangladesh (1 Bangladesh Taka/BT sama dengan Rp 166,3). Biaya itu semakin mahal jika pasien menderita TB-MDR (multidrug-resistant tuberculosis) atau TB yang resistan terhadap obat lini pertama. Karena pengobatan untuk TB-MDR lebih panjang, kompleks dan beracun. Di Nepal, kata Anna Vassal, biaya pengobatan mereka yang terkena TB-MDR sekitar 335.400 taka per orang.


Diperkirakan rata-rata biaya pengobatan lini pertama 10.140 taka per orang yang dirawat, dengan 1.560 taka dihabiskan untuk membeli obat. Studi itu memperkirakan bahwa biaya ini dapat berlipatganda dari yang ada saat ini, yaitu sekitar 20.280 tak. Lalu 670.800 taka untuk biaya identifikasi, diagnosis dan pengobatan obat TB yang rentan dan MDRTB.


Ada lagi biaya tambahan 7.800 taka untuk konseling dan tes HIV, dan pengobatan menggunakan nomor terbatas obat TB untuk mencegah TB laten menjadi TB aktif dalam lingkungan orang-orang yang hidup dengan HIV. Memang, relatif mahal mengingat standar untuk pengobatan TB laten adalah sekitar 1.560 taka.


Untuk mencapai target TB global yang pada tahun 2030, pemerintah Bangladesh meningkatkan anggaran menjadi 6,8 miliar taka per tahun. Angka itu lebih besar ketimbang biaya program TB saat ini yang sekitar 4,5 miliar taka. "Investasi ini akan memberikan orang Bangladesh tambahan hidup sekitar 19 tahun," kata Anna Vassall. Saat ini usia rata-rata warga Bangladesh yang terkena TB adalah 45 tahun dan angka harapan hidup penduduk sekitar 70 tahun.


Indonesia juga terus bergerak mengatasi naiknya jumlah penderita TB. Salah satu Jurus yang paling jitu adalah melakukan tindakan pencegahan sehingga orang yang terduga TB dapat secepatnya berobat. Program Ketok Pintu Rumah di Kota Depok menjadi langkah yang murah dan efektif dalam hal pencegahan itu. "Kami terus bekerja sama dengan semua pihak, terutama dengan RT dan RW serta Puskesmas untuk melakukan pemetaan TB di Depok," kata Wali Kota Depok Nurhammudi Ismail pada saat peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia, Sabtu, 25 April 2015.


Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan faktor lingkungan menjadi salah satu penyebab peningkatan penularan penyakit tuberkulosis. "Selain di luar faktor genetik, lingkungan juga membawa pengaruh yang besar," kata Kalla dalam sambutannya memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia, di Istana Wapres, Selasa, 24 Maret 2015. salah satu upaya menyetop adalah dengan cara mengubah pola hidup dan berhenti merokok dan begadang sampai pagi.


Badan Kesehatan Dunia (WHO) memang merekomendasikan program pencegahan yang biayanya hanya 21 dollar AS per orang pada populasi yang berisiko tinggi. Pengobatan ini sangat efektif dan rata-rata dapat memberi waktu hidup yang lebih produktif selama lebih dari 20 tahun. Program ini, kata Lomborg, membantu hampir semua orang yang sakit yang mengeluarkan biaya sekitar 8 miliar dollar AS per tahun, namun memberikan manfaat senilai hampir 350 miliar dollar AS. Setiap satu dollar AS yang dikeluarkan untuk upaya ini bakal menghasilkan manfaat senilai 43 dollar AS.


UNTUNG WIDYANTO



Berita terkait

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

1 hari lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

Pemerintah mewacanakan penghapusan sistem kelas BPJS Kesehatan dan menggantikannya dengan sistem KRIS sejak tahun lalu

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

5 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

9 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

14 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

16 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

19 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

22 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

23 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

32 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

41 hari lalu

Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

Dokter menjelaskan batuk berkepanjangan selama dua minggu atau lebih adalah gejala utama TBC, waspadalah.

Baca Selengkapnya