TEMPO.CO, Jakarta - Sejak memiliki penghasilan sendiri, tak jarang generasi milenial sudah mulai menyiapkan kebutuhan masa depan melalui investasi.
Ada juga yang galau lantaran masih bingung untuk berinvestasi di mana. Terlalu lama bimbang, ujung-ujungnya malah tidak jadi berinvestasi. Jadinya, penghasilan yang harusnya disisihkan untuk masa depan akhirnya habis untuk kesenangan sesaat saja, seperti untuk berbelanja dan nonton konser. Baca: Demi Sehat, Lakukan 'Sarapan ala Raja, Makan Malam ala Pengemis'
Tenang, tidak usah galau. Perencana keuangan OneShildt Budi Rahardjo menuturkan, dalam berinvestasi elemen waktu adalah teman terbaik investor. Artinya, semakin dini seseorang berinvestasi maka peluang berhasilnya pun juga semakin besar. Risiko juga akan semakin rendah, sedangkan modal yang dikeluarkan juga akan semakin kecil.
Sebagai pemula, reksa dana boleh menjadi pilihan sebagai instrumen investasi. Saat ini, produk reksa dana sudah bisa dimiliki, dengan investasi mulai Rp100.000. Bahkan tidak memiliki keahlian khusus pun juga dapat berinvestasi. Apalagi cara membelinya pun semakin mudah dengan kehadiran platform online dari manajer investasi. Baca: Simak 8 Tips Memotret Bayi Baru Lahir
Kendati begitu, kata Budi Rahardjo, investor pemula setidaknya harus mengenali dan memahami apa itu reksa dana dan apa saja jenis-jenis reksa dana yang tersedia. Pasalnya, bayak investor pemula yang ingin membeli reksa dana namun setelah digali lebih lanjut, ternyata banyak yang belum memahami jenis-jenisnya. Berikut adalah lima tips untuk generasi milenial yang hendak berinvestasi melalui reksa dana.
Pertama, investor harus mengenali jenis-jenis reksa dana. Secara umum, reksa dana terbagi menjadi empat kelompok yaitu berdasar potensi keuntungan dan risikonya, baik dari rendah hingga tertinggi. Berikut ini jenis reksa dana dari potensi keuntungan rendah menuju ke reksadana dengan potensi keuntungan tinggi dan juga berisiko tinggi adalah reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran dan reksadana saham. Baca: Tidak Ingin Menikah, Dampak Anak Saksikan Orang Tua Selingkuh
Kedua, mengenali profil risiko. Mengenali profil risiko yang dimiliki atau karakter investor dalam berinvestasi. Artinya, investor harus menyesuaikan kemampuan sebelum memilih jenis reksa dana. Mengecek kembali kesiapan dalam berinvestasi. Karena investasi mengandung risiko, keuangan dari investor juga harus diperhatikan demi menunjang keberhasilan dalam berinvestasi, apalagi jika jenis reksa dana yang dipilih adalah reksadana yang berisiko tinggi.
Ketiga, membaca fact sheet reksa dana. Fact sheet adalah suatu lembar informasi mengenai kebijakan investasi dalam mengelola reksa dana yang dilakukan oleh manajer investasi serta menampilkan kinerja sebuah reksa dana dalam suatu rentang waktu. Umumnya rentang waktu ditampilkan sejak reksa dana itu terbit.
Investor dapat meminta agen penjual untuk menjelaskan cara membaca fact sheet tersebut. Sebuah reksa dana yang baik memberikan hasil di atas kinerja indeks acuannya.