TEMPO.CO, Jakarta - Kanker masih menjadi momok di dunia kesehatan. Secara sederhana, kanker diartikan sebagai penyakit yang disebabkan ketidakteraturan perjalanan hormon. Akibatnya, tumbuh daging pada jaringan tubuh yang normal. Awam menyebutnya sebagai tumor ganas. Tak hanya menyerang orang tua, anak-anak pun rentan terjangkit penyakit mematikan ini.
Tahukah Anda, Komisi Perlindungan Anak Indonesia mencatat ada sekitar 4.100 kasus kanker baru dengan penderita anak-anak di Indonesia. Berbeda dengan orang dewasa, kanker yang diidap anak bukan dipicu dari gaya hidup yang kurang sehat. Pencegahan dan penyembuhannya pun menjadi lebih sulit. Fakta ini mengundang keprihatinan sejumlah pihak.
Salah satunya, asuransi Jagadiri yang mengambil bagian dalam program "Anyo Charity Run 2018" yang digelar pada Sabtu 10 Maret 2018, di Flavor Bliss, Alam Sutera, Tangerang. Acara lari amal yang diadakan oleh Yayasan Anyo Indonesia ini merangkul peserta pria dan wanita berusia 20-35 tahun. Tujuannya, mendorong masyarakat agar hidup sehat sekaligus peduli terhadap sesama khususnya, anak-anak penderita kanker. Baca: Kaesang Pangarep 'Nebeng' Kakak, Simak 5 Bisnis Besar Kakak-Adik
Pada Akhir Februari lalu, Haridini Intan, Dokter Hematologi Onkologi Anak RS Dharmais mengatakan secara nasional kanker leukimia masih dominan atau 70 persen dari jumlah total penderita kanker anak. Di Rumah Sakit Dharmais saat ini ada 270 pasien anak yang menderita leukimia, untuk kasus baru. Jumlah penderita kanker anak meningkat karena tidak terdeteksi sejak awal oleh para orang tua, terutama pada dua jenis kanker, yakni osteosarkoma dan karsinoma nasofaring.
“Penderita kanker osteosarkoma dan karsinoma nasofaring merasa pegal-pegal dan ngilu-ngilu, bisa awalnya seperti itu. Itu sedikit sulit karena dikira cuma patologis biasa, padahal kanker, baru ketahuannya belakangan,” kata Haridini. Baca: Waspada, Stroke saat Bangun Tidur atau saat Aktivitas Berat
Sampai sekarang penyebab kanker pada anak masih dalam tahap penelitian sehingga dokter dan para ahli belum bisa memastikannya. Namun yang jelas, kata Abdul Kadir, secara umum penyakit kanker ada hubungannya dengan faktor genetis atau faktor keturunan. Berhubungan juga dengan faktor lingkungan, seperti asap rokok, polusi dan radiasi.
Radiasi diasumsikan mempunyai peranan penting dalam terjadinya kanker karena bagian dari faktor lingkungan. Radiasi itu tidak berarti harus dari barang-barang elektronik atau dari sinar radioaktif. Faktor berikutnya yakni infeksi tertentu pada anak, misalnya infeksi virus dan bakteri yang menyebabkan anak berubah sifatnya menjadi berpenyakit kanker. Baca: Modal dari Iklan, Usaha Kaesang Pangarep Pernah Bangkrut 2 Kali
Variabel lainnya adalah kebiasaan, pola atau gaya hidup, seperti merokok, makan makanan instan, kurang berolahraga, makanan tidak seimbang, kurang istirahat dan sebagainya. Meskipun sudah banyak keluar aturan pelarangan, tetapi saat ini jumlah perokok bukannya berkurang, tetapi malah bertambah. Bahkan, sekarang anak-anak kecil pun sudah mulai merokok. Saat ini, kanker sudah menjadi masalah dan di seluruh dunia.
TABLOID BINTANG | BISNIS.COM