TEMPO.CO, Jakarta - Selain menjalankan ibadah berpuasa, momen lebaran atau hari Raya Idul Fitri juga ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di dunia. Terlebih di Indonesia, budaya mudik menjadi kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga di kampung halaman.
Namun, perjalanan mudik melalui darat yang cukup lama, baik karena macet ataupun jarak yang jauh, mengharuskan Anda mempersiapkan kesehatan diri. Termasuk bagi penderita diabetes.
Dr. Sylviana Andinisari, sebagai perwakilan dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menjelaskan bahwa untuk berpuasanya sendiri, penderita diabetes harus memperhatikan tingkat kadar gula darahnya.
Baca juga:
Sering Naik Pesawat? Ini 6 Etika yang Harus Dipatuhi Penumpang
Heboh Dapur Mulan Jameela, Simak 5 Tips Bikin Dapur Lebih Menarik
“Ditambah dengan berpuasa dalam perjalanan mudik. Pemantuan kadar gulanya harus lebih ketat,” ucapnya saat ditemui dalam acara kampanye “Diabetes dan Ramadan 2018” pada 30 Mei 2018 di EV Hive D.Lab, Jakarta Pusat.
Bagi penderita diabetes yang ingin berangkat mudik, apalagi melalui jalur darat, Sylviana menganjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. “Tetap harus kontrol gula darah dulu. Mudik itu ‘kan keluar banyak energi. Penderita harus mengetahui tanda-tanda ketika kekurangan gula darah.”
Yang dapat terjadi apabila penderita diabetes tidak memantau secara berkala kadar gula darahnya, penderita dapat mengalami hipoglikemia (hypoglycaemia) atau rendahnya kadar gula darah. Jika tidak segera ditangani, pasien bisa mengalami hilang kesadaran atau pingsan.
Gejala-gejala yang muncul, lanjut Sylviana, ketika mengalami hipoglikemia adalah tangan dan tubuh yang gemetar, kemudian keluar keringat dingin. Dan yang paling mengkhawatirkan sampai jatuh pingsan.
“Kalau sedang dalam kondisi macet, lalu tidak bawa obat, tidak ada makanan atau minuman untuk menaikkan kadar gula, ‘kan bahaya,” ucap Sylviana.
Baca: Aksi Teror Kini juga Melibatkan Anak, Simak Cara Mencegahnya
Jika penderita diabetes merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuh, dianjurkan untuk berbuka puasa. “Jangan tunggu sampai pingsan. Buka puasa dengan teh manis,” dan pemilihan teh manis, menurut Sylviana, dianjurkan karena dianggap akan memberikan energi(gula) bagi pasien.
Pada intinya, Sylviana mengingatkan bagi penderita diabetes yang akan melakukan perjalanan mudik untuk memantau kesehatannya terlebih dahulu. Kemudian, jangan lupa membawa obat serta alat ukur kadar gula darah. Pantau terus tingkat kadar gula darah Anda. Dan jangan paksakan diri berpuasa apabila tubuh mulai terasa tidak nyaman.