TEMPO.CO, Jakarta - Durasi tidur yang berlebihan ternyata sama buruknya dengan waktu tidur yang kurang untuk fungsi kognitif seseorang, menurut sebuah studi.
Baca juga: Kurang Tidur Menurunkan Kadar Hormon Testosteron dan Masalah Seks
Para peneliti dari Western University's Brain and Mind Institute di Kanada menemukan, kebanyakan tidur berdampak buruk untuk sejumlah fungsi kognitif seperti kemampuan mengidentifikasi hal-hal kompleks dan menyelesaikan masalah.
Sementara orang-orang mendapatkan waktu tidur cukup yakni sekitar 7-8 jam berhubungan dengan fungsi kognitif yang lebih baik.
"Kami menemukan bahwa orang-orang terlalu banyak tidur merasakan dampak buruk yang sama dengan mereka yang kurang tidur. Jumlah optimum durasi tidur untuk menjaga performa otak adalah 7-8 jam setiap malam," kata Conor Wild, ketua studi.
Ilustrasi pria tidur di sofa. Shutterstock
Untuk sampai pada hasil ini, para peneliti mengumpulkan data dari 40 ribu partisipan sejak Juni 2017. Temuan awal peneliti yang menganalisis 10 ribu orang sudah dipublikasikan dalam jurnal SLEEP.
Demi mendapatkan pemahaman yang lebih detil, mereka menggali data lebih dalam dari partisipan.
"Kami menggunakan kuesioner yang cukup luas, dan mereka memberi tahu kami hal-hal seperti obat yang partisipan gunakan, berapa usia mereka, di mana mereka berada di dunia, dan jenis pendidikan yang mereka terima karena ini adalah semua faktor yang mungkin telah berkontribusi untuk beberapa hasil," kata Adrian Owen, salah satu peneliti.
Dia mengatakan, cara ini memberi para ilmuwan kesempatan untuk menguji berbagai teori dan mendapatkan pemahaman tentang bagaimana kuantitas tidur dapat mempengaruhi orang.
Para partisipan juga menjalani 12 tes kognitif yang sudah terbukti sehingga jumlah tidur dapat dikaitkan dengan kemampuan atau kesehatan mental. Demikian seperti dilansir Medical News Today.
Baca: Tidur Kurang dari 6 Jam Picu Risiko Bunuh Diri? Intip Risetnya