Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenapa Tragedi Pembunuhan Keluarga FX Ong Terjadi? Cek Risetnya

Reporter

Editor

Susandijani

Ilustrasi pembunuhan. shutterstock.com
Ilustrasi pembunuhan. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat dihebohkan dengan tragedi pembunuhan yang menimpa keluarga Fransiskus Xaverius Ong atau FX Ong di Palembang, Sumatera Selatan pada Rabu, 24 Oktober 2018. Korban tewas diketahui adalah satu keluarga yang terdiri dari empat orang, yakni sepasang suami istri beserta dua orang anak.

Baca juga: Terduga Pembunuh Jamal Khashoggi Tewas dalam Kecelakaan di Riyadh

Tragedi pembunuhan terjadi diduga karena adanya aksi bunuh diri yang dilakukan oleh kepala keluarga, yakni FX Ong. Dugaan itu menguat lantaran warga sekitar tidak mendengar suara ribut-ribut. Selain itu, didapati surat wasiat tulisan tangan yang berisikan: Aku sangat sudah lelah... Maafkan aku...

Fransiskus Xaverius Ong diduga telah membunuh istri dan kedua anaknya dengan cara menembak mereka menggunakan senjata api. Tak hanya itu, ia juga diduga menghabisi dua anjing peliharaannya. Setelah itu, barulah ia mengakhiri hidupnya dengan cara menembak dirinya sendiri.

Banyak yang bertanya-tanya, kenapa seorang anggota keluarga tega membunuh anggota keluarganya yang lain? Kenapa seorang suami tega membunuh istri dan anak-anaknya sendiri? Dan mengapa pula setelah itu pelaku juga mengakhiri hidupnya?

Seorang Psikolog Forensik di Amerika Serikat mempelajari kesehatan mental 153 pembunuh di wilayah tersebut. Hasilnya, dia menemukan bahwa orang-orang yang melakukan pembunuhan terhadap anggota keluarganya, yang disebut familycide atau uxoricide, memiliki profil psikologis yang sangat berbeda dari pembunuh yang membunuh orang asing.

Untuk penelitian ini, yang diterbitkan dalam Journal of Forensic Sciences, Dr Hanlon mewawancarai dan mengevaluasi 153 pembunuh selama lebih dari 1.500 jam. Para peserta penelitian adalah pria dan wanita yang dituduh atau dihukum karena pembunuhan tingkat pertama di Illinois, Missouri, Indiana, Colorado dan Arizona.

Studi ini menemukan pria yang melakukan pembunuhan terhadap anggota keluarganya melakukannya secara spontan, karena mereka diketahui memiliki penyakit mental yang lebih parah dari orang lain, terutama gangguan psikotik. Mereka juga cenderung memiliki keyakinan diri yang lebih sedikit, kurang cerdas dan memiliki lebih banyak kerusakan kognitif.

Dr Hanlon mengatakan pembunuhan mungkin dilakukan dalam pengaruh emosi atau melibatkan penggunaan obat-obatan atau alkohol, dan sering didorong oleh rasa cemburu atau dendam, demikian dilansir dari Daily Mail.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, kepercayaan bahwa "keluarga tidak mungkin tega saling menyakiti" juga turut berperan mengapa pembunuhan anggota keluarga bisa terjadi. "Pikiran seperti 'anak saya tidak akan pernah menyakiti saya' atau 'suami saya mungkin emosional, tetapi dia tidak akan pernah menyakiti saya', bisa saja salah," kata Dr Hanlon.

Sementara itu, dilansir dari Newsweek, para pelaku pembunuh anggota keluarganya sendiri disebut sebagai Family Annihilators atau pemusnah keluarga. Orang-orang ini, yang mana mayoritas laki-laki, memiliki kebutuhan kontrol yang sangat besar yang mendorong mereka untuk menghancurkan keluarganya, terutama ketika mereka percaya tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan finansial keluarganya, atau ketika keluarga telah pecah akibat perceraian.

Menurut Jack Levin, Profesor Ilmu Sosiologi dan Kriminologi di Northeastern University yang sekaligus juga penulis dari buku Serial Killers and Sadistic Murderers: Up Close and Personal, pelaku family annihilator biasanya adalah suami atau ayah yang membunuh anggota keluarganya, bukan hanya istrinya atau salah satu anaknya saja, tetapi setiap anggota keluarganya.

Biasanya motifnya adalah balas dendam atau altruisme yang dipicu oleh perceraian atau masalah ekonomi. Orang-orang cenderung berpikir bahwa mereka aman bersama orang terkasih seperti keluarga, tetapi jumlah terbesar pembunuhan massal justru ada di dalam keluarga.

Pembunuh percaya bahwa istri bertanggung jawab atas kehancuran keluarga. Anak-anak turut dibunuh karena suami percaya bahwa istri bersalah sehingga ia membunuh setiap orang yang terhubung dengan istrinya.

Yang mengejutkan adalah bahwa pembunuhan dilakukannya dalam kondisi kejiwaan dan mental yang sehat, tapi sedang terpengaruh pemikiran yang sesat. Pembunuh bermaksud untuk mengakhiri hidupnya sendiri, tapi pertama-tama dia akan memastikan anggota keluarganya sudah dimusnahkan lebih dulu. Dia merasa tidak bisa meninggalkan anak-anaknya. Dia tidak ingin mereka menderita karena tindakannya itu.

PARLIZA HENDRAWAN | DAILYMAIL | NEWSWEEK

 
Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Berharap Keadilan dalam Kasus KDRT di Depok yang Viral Melalui Media Sosial

1 hari lalu

Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto saat turun langsung  menanyakan penanganan perkara kasus KDRT pasutri saling lapor ke Polres Metro Depok, Kamis, 25 Mei 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Berharap Keadilan dalam Kasus KDRT di Depok yang Viral Melalui Media Sosial

Menanti penyelesaian yang adil kasus KDRT pasutri di Depok.


Energy Vampire Sebutan untuk Sikap Egois yang Merugikan Orang Lain

1 hari lalu

Ilustrasi lelaki egois. shutterstock.com
Energy Vampire Sebutan untuk Sikap Egois yang Merugikan Orang Lain

Sikap energy vampire ketika menyedot semua energi positif atau niat baik orang lain dalam suatu hubungan


8 Cara agar Mertua dan Menantu Akur Tanpa Banyak Drama

3 hari lalu

Ilustrasi wanita kesayangan mertua. shutterstock.com
8 Cara agar Mertua dan Menantu Akur Tanpa Banyak Drama

Simak cara agar mertua dan menantu dapat akur dan menjalin hubungan yang harmonis. Dari komunikasi yang baik hingga menghormati perbedaan.


Media Australia Menang dalam Kasus Pencemaran Nama Baik Tentara Bengis di Afghanistan

3 hari lalu

Ben Roberts-Smith. Foto : Dailymai
Media Australia Menang dalam Kasus Pencemaran Nama Baik Tentara Bengis di Afghanistan

Koran-koran di Australia berhasil membuktikan laporan soal laporan mantan kopral paskan khusus yang terlibat dalam pembunuhan di Afghanistan.


Pelaku Bunuh Korban dengan Bed Cover Lalu Mayatnya Dibuang di Kolong Tol Cibitung-Cilincing

5 hari lalu

Wajah tersangka saat dihadirkan pada konferensi pers pembunuhan dan pencurian dengan kekerasan, Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa, 30 Mei 2023. Adik kakak M Furqon (52) dan Volly Willy (54) berhasil ditangkap polisi usai melakukan pembunuhan pada T (44) dengan memasukan mayatnya kedalam karung dan membuangnya di kolong tol Cibitung, Cilincing, Jakarta Utara yang terjadi pada 26 Mei lalu. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Pelaku Bunuh Korban dengan Bed Cover Lalu Mayatnya Dibuang di Kolong Tol Cibitung-Cilincing

Korban dibunuh setelah ia menagih untuk segera dinikahi. Dibunuh dengan cara dibekap, mayatnya dibuang di kolong Tol Cibitung-Cilincing.


Kasus Mayat di Kolong Tol Cibitung-Cilincing, dari Aplikasi Kencan Berujung Pembunuhan

5 hari lalu

Wajah tersangka saat dihadirkan pada konferensi pers pembunuhan dan pencurian dengan kekerasan, Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa, 30 Mei 2023. Adik kakak M Furqon (52) dan Volly Willy (54) berhasil ditangkap polisi usai melakukan pembunuhan pada T (44) dengan memasukan mayatnya kedalam karung dan membuangnya di kolong tol Cibitung, Cilincing, Jakarta Utara yang terjadi pada 26 Mei lalu. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kasus Mayat di Kolong Tol Cibitung-Cilincing, dari Aplikasi Kencan Berujung Pembunuhan

Korban meminta untuk segera dinikahi. Pembunuhan terjadi karena pelaku tak mau istrinya mengetahui hubungan tersebut.


Bunuh Anggota Geng Kriminal, Mantan Tentara Kanada Diekstradisi ke Thailand

5 hari lalu

Kepala Polisi Nasional Thailand Damrongsak Kittiprapas berbicara selama konferensi pers tentang penerimaan pembunuh bayaran asal Kanada, Matthew Dupre, yang diekstradisi dari Kanada ke Thailand atas tuduhan pembunuhan gangster Kanada Jimi
Bunuh Anggota Geng Kriminal, Mantan Tentara Kanada Diekstradisi ke Thailand

Warga negara Kanada Matthew Dupre telah berhasil diekstradisi ke Thailand terkait dengan pembunuhan seorang anggota geng kriminal tahun lalu.


Pentingnya Peran Keluarga dalam Mengatasi Depresi Lansia

5 hari lalu

Ilustrasi lansia bersama cucunya. shutterstock.com
Pentingnya Peran Keluarga dalam Mengatasi Depresi Lansia

Psikiater mengingatkan keluarga berperan besar mengatasi depresi di kalangan lanjut usia. Berikut yang perlu dilakukan.


Mengingat Finding Nemo, Film Animasi Anak yang Dirilis 30 Mei 2003

5 hari lalu

Olivier Dusautoir, Set Designer memegang mainan Finding Nemo & Finding Dory untuk membuat kereta dalam rangka menyambut ulang tahun ke-25 di Studio Art Design, Disneyland Paris, Marne-la-Vallee, 22 Februari 2017. REUTERS/Benoit Tessier
Mengingat Finding Nemo, Film Animasi Anak yang Dirilis 30 Mei 2003

Finding Nemo telah memikat jutaan penonton di seluruh dunia dengan alur cerita yang menghibur dan visualnya


Jenazah Wanita Kasus Mayat Dalam Karung di Tol Cibici Telah Diambil Keluarga di RS Polri

6 hari lalu

Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Metro Jaya Kombes Pol dr Hery Wijatmoko (mengenakan kaus hijau) memeriksa bagian bawah mayat di dalam karung yang ditemukan warga di kolong tol Cibitung-Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu, 27 Mei 2023. ANTARA/Abdu Faisal
Jenazah Wanita Kasus Mayat Dalam Karung di Tol Cibici Telah Diambil Keluarga di RS Polri

Keluarga korban kasus mayat dalam karung di Tol Cibici berharap pelaku pembunuhan dihukum seberat-beratnya.