TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari terakhir ini media masa bahkan media sosial ramai dengan berita pembunuhan. Dari pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Mayat dalam tong, mayat dalam lemari, sampai pembunuhan Dufi. Apa maraknya berita pembunuhan itu bakal memberi masalah pada kesehatan mental?
Baca juga: Heboh Pembunuhan di Bekasi:Cek 5 Motif Ini, Salah Satunya Kecewa?
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa dari Omni Hospital Tanggerang, dr Andri, SpKJ, menyebutkan bahwa secara umum, berita apa pun yang ada di dalam media, akan mempengaruhi pola pikir, perasaan bahkan perilaku penontonnya.
“Semua informasi itu akan ditangkap oleh otak, kemudian diolah dalam pikiran,” katanya kepada TEMPO.CO, Jumat, 23 November 2018.
Permasalahnya jika otak kita terlalu sering mendapatkan informasi negatif. Seperti berita pembunuhan. Otak, kata Andri, akan merespon, kok bisa melakukan hal tersebut? Kok bisa keluarga sendiri bisa melakukan hal tersebut? “Efeknya, bisa saja hanya biasa saja. Tapi bagi sebagian orang yang punya kekhawatiran dan rasa kecemasaannya berlebih, maka berita negatif itu bisa memicu gejala kecemasan lebih lanjut. Dan, tentu itu tak begitu baik bagi kesehatan mental seseorang,” katanya lewat pesan elektronik.
Lebih lanjut, Andri menyebutkan, untuk mengurangi efek negatif berita-berita negatif tersebut, sebaiknya mengurangi aktivitas berinteraksi dengan media sosial.
“Media sosial ini sering jadi ajang menyebarnya berbagai jenis pemberitaan termasuk berita negatif seperti fake news atau berita hoaks. Efeknya, bisa menyasar pikiran dan rasa manusia, juga kekhawatiran kita tentang kehidupan,” katanya menjelaskan.
Hal tersebut tidak akan bermasalah bagi mereka yang memiliki kepribadian kuat. Tapi bagi mereka yang seperti disebutkan di atas, yaitu yang memiliki kekhawatiran berlebih, maka berita semacam itu akan mempengaruhi kepribadiannya.
Tragisnya, menurut Andri, berita negatif [seperti berita pembunuhan, hoaks] tersebut, bisa membuat mereka meragukan orang-orang yang ada di sekitarnya. “Menjadi khawatir pada sekeliling. Sikap itu, otomatis akan mempengaruhi pergaulan dan tentu saja masa depannya,” katanya.
Baca juga: Heboh Pembunuhan di Bekasi, Waspada 4 Tipe Pembunuh Keluarga Ini