TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu tantangan terberat seorang atlet ialah saat harus berlatih keras tanpa diimbangi asupan cairan. Tubuh sendiri tersusun dari 60 persen cairan. Saat harus mengeluarkan banyak keringat, tentu tubuh membutuhkan cairan yang masuk sebagai pengganti. Tak heran, puasa merupakan hal yang terbilang sulit bagi para atlet.
Baca: Bangun Sahur selama Ramadan, Tantangan buat Penderita Insomnia
Belum lagi banyaknya target kompetisi yang harus dihadapi. Meski demikian, Anda yang berprofesi sebagai atlet tak perlu lagi khawatir. Dokter spesialis olahraga, Michael Triangto berbagi beberapa tips menarik.
Michael mengatakan waktu terbaik untuk berlatih ialah saat malam hari. Mengapa demikian? Sebab, latihan yang intensif dan berat memang membutuhkan asupan pengganti energi yang terkuras. Sehingga, waktu yang tepat adalah saat atlet dapat mengkonsumsi makanan sepuas mereka.
“Setelah buka puasa sampai sebelum tidur kan boleh makan dan minum. Jadi kalau latihan seperti angkat beban, misalnya. Ketika lapar ataupun haus, bisa langsung (makan dan minum) tanpa ditahan,” katanya saat dihubungi Tempo pada Minggu, 5 Mei 2019.
Saat bebas mengkonsumsi apapun, Michael juga menyarankan agar para atlet tak lupa mengkonsumsi minuman berisotonik. Sebab, ini sangat efektif untuk mempertahankan tenaga serta dapat menggantikan cairan tubuh yang keluar melalui keringat dengan cepat.
Baca: Tips Mencegah Kulit Kering saat Puasa
“Saya selalu merekomendasikan para atlet yang ada di bawah naungan saya untuk mengkonsumsi sport drink karena sangat baik untuk atlet saat hari biasa, maupun puasa,” katanya.