TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan berat badan sering kali ditentukan oleh makanan yang masuk ke tubuh. Tapi ternyata bukan hanya itu, bagaimana cara Anda makan juga bisa mempengaruhi. Semakin cepat Anda makan, semakin besar kemungkinan penambahan berat badan. Begitu pun sebaliknya.
Baca juga: Makan Pelan-pelan Bisa Menurunkan Berat Badan, Percaya?
Sebuah studi yang dilakukan peneliti Jepang terhadap 1.083 orang dewasa selama lima tahun membuktikannya. Dikutip Times of India Ahad, 23 Juni 2019, para peserta dibagi menjadi tiga kelompok, makan lambat, normal, dan cepat. Setelah lima tahun, hasilnya sebanyak 84 dari mereka didiagnosis dengan sindrom metabolik dan kecepatan makan. Pemakan cepat memiliki kemungkinan 89 persen memiliki sindrom metabolik daripada pemakan normal dan lambat.
Sindrom metabolik meliputi tekanan darah yang cenderung tinggi, peningkatan gula darah, kelebihan lemak dalam tubuh di sekitar pinggang, dan peningkatan kadar kolesterol yang tidak biasa secara bersamaan. Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, dan penyakit jantung.
Selain itu, orang yang makan cepat cenderung cepat mengalami penambahan berat badan. Para peneliti mengatakan ketika makan makanan terlalu cepat, Anda tidak memberi tubuh kesempatan untuk memberi sinyal kenyang dan ingin berhenti. Ini membuat pemakan cepat akhirnya makan berlebihan. Makan cepat menyebabkan fluktuasi glukosa lebih besar, yang bahkan dapat menyebabkan resistensi insulin.
Studi lain yang dilakukan pada wanita dari Selandia Baru menemukan bahwa pemakan cepat memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi.
Baca juga: Daftar Makanan ala Cina yang bisa Bikin Diet Gagal
Sebaliknya, makan lambat memungkinkan adanya penurunan berat badan. Sebuah studi di Cina menemukan bahwa pria gemuk, ketika disuruh mengunyah makanan 40 kali, makan lebih sedikit dari yang porsi yang biasa. Fakta lainnya, mengunyah makanan lebih banyak menyebabkan tubuh Anda membakar lebih banyak kalori, hingga 1.000 ekstra setiap bulan. Jadi, pilih makan cepat atau lambat?
TIMES OF INDIA | HEALTH LINE