Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya Makan Terlalu Cepat, Kegemukan hingga Penyakit Jantung

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi makan bersama. shutterstock.com
Ilustrasi makan bersama. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan berat badan sering kali ditentukan oleh makanan yang masuk ke tubuh. Tapi ternyata bukan hanya itu, bagaimana cara Anda makan juga bisa mempengaruhi. Semakin cepat Anda makan, semakin besar kemungkinan penambahan berat badan. Begitu pun sebaliknya. 

Baca juga: Makan Pelan-pelan Bisa Menurunkan Berat Badan, Percaya?

Sebuah studi yang dilakukan peneliti Jepang terhadap 1.083 orang dewasa selama lima tahun membuktikannya. Dikutip Times of India Ahad, 23 Juni 2019, para peserta dibagi menjadi tiga kelompok, makan lambat, normal, dan cepat. Setelah lima tahun, hasilnya sebanyak 84 dari mereka didiagnosis dengan sindrom metabolik dan kecepatan makan. Pemakan cepat memiliki kemungkinan 89 persen memiliki sindrom metabolik daripada pemakan normal dan lambat.

Sindrom metabolik meliputi tekanan darah yang cenderung tinggi, peningkatan gula darah, kelebihan lemak dalam tubuh di sekitar pinggang, dan peningkatan kadar kolesterol yang tidak biasa secara bersamaan. Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, dan penyakit jantung.

Selain itu, orang yang makan cepat cenderung cepat mengalami penambahan berat badan. Para peneliti mengatakan ketika makan makanan terlalu cepat, Anda tidak memberi tubuh kesempatan untuk memberi sinyal kenyang dan ingin berhenti. Ini membuat pemakan cepat akhirnya makan berlebihan. Makan cepat menyebabkan fluktuasi glukosa lebih besar, yang bahkan dapat menyebabkan resistensi insulin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Studi lain yang dilakukan pada wanita dari Selandia Baru menemukan bahwa pemakan cepat memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi.

Baca juga: Daftar Makanan ala Cina yang bisa Bikin Diet Gagal

Sebaliknya, makan lambat memungkinkan adanya penurunan berat badan. Sebuah studi di Cina menemukan bahwa pria gemuk, ketika disuruh mengunyah makanan 40 kali, makan lebih sedikit dari yang porsi yang biasa. Fakta lainnya, mengunyah makanan lebih banyak menyebabkan tubuh Anda membakar lebih banyak kalori, hingga 1.000 ekstra setiap bulan. Jadi, pilih makan cepat atau lambat?

TIMES OF INDIA | HEALTH LINE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lupakan Keripik, Ini Alasan Anda Perlu Mengganti Camilan dengan Kismis

3 jam lalu

Ilustrasi Kismis Hitam/ANTARA/Shutterstock/Kriacho Oleksii
Lupakan Keripik, Ini Alasan Anda Perlu Mengganti Camilan dengan Kismis

Karena dibuat dari buah asli, kismis pun baik kesehatan karena mengandung tinggi serat yang baik buat pencernaan dan jantung


Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

17 jam lalu

ilustrasi makanan bersantan (pixabay.com)
Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

Saalah satu yang wajib dihindari penderita kolesterol adalah makanan bersantan. Kenapa?


Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

1 hari lalu

Ilustrasi pasangan suami-istri. dailymail.co.uk
Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

Tak sekedar olahraga dan makan sehat, ada cara lain yang mungkin tak pernah Anda duga tapi baik untuk kesehatan jantung.


Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

1 hari lalu

Ilustrasi gorengan. Shutterstock
Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Wamenkes menegaskan pembatasan lemak trans akan menekan risiko penyakit jantung sekaligus membuat Indonesia berhemat triliunan rupiah.


Khasiat Akar Kuning yang Dipakai Orang Utan untuk Obati Luka

1 hari lalu

Seekor orangutan sumatera jantan bernama Rakus, dengan luka di wajah di bawah mata kanan, di penelitian Suaq Balimbing, Aceh Selatan. Gambar diambil 23 Juni 2022. Armas/Max Planck Institute of Animal Behavior/Handout via REUTERS
Khasiat Akar Kuning yang Dipakai Orang Utan untuk Obati Luka

Khasiat akar kuning yang mujarab tak hanya dikenal manusia, orang utan pun bisa memanfaatkannya.


Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

2 hari lalu

Ilustrasi Ring jantung. Vidio/Abott
Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

Tak perlu operasi, berikut tindakan yang bisa diterapkan untuk mengatasi pembesaran aorta atau pembuluh darah utama.


Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

3 hari lalu

Ilustrasi mitokondria/gangguan metabolik. Lasertherapy
Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

Contoh gangguan mitokondria termasuk penyakit mitokondria, gangguan neurodegeneratif, dan gangguan metabolik.


Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

9 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.


12 Penyebab Kantuk Berat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Kanker

9 hari lalu

Ilustrasi wanita mengantuk. Freepik.com
12 Penyebab Kantuk Berat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Kanker

Rasa kantuk merupakan hal normal yang terjadi dalam tubuh. Tapi, ada beberapa penyebab kantuk berat yang harus diwaspadai. Ini penjelasannya.


Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

10 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas berolahraga. Kevin Frayer/Getty Images
Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.