TEMPO.CO, Jakarta - DKI Jakarta bakal menyuguhkan pementasan musik klasik di tempat terbuka dalam Konser Jakarta Bersorak!! pada sore hari ini di Lapangan Tenggara Silang Monas pukul 18.30, Jakarta Pusat. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutnya unik. "Konser Akbar Monas 2019 merupakan konser musik klasik dengan lokasi outdoor pertama menjadi sesuatu yang unik," ujar Gubernur Anies Baswedan dalam akun resmi DKI Jakarta, Sabtu 7 September 2019.
Anies mengatakan konsep outdoor ini akan memberikan sensasi yang berbeda, namun akan tetap memberikan serasa dengan pementasan musik klasik di luar negeri seperti New York, Jerman atau Milan, Italia. Anies menyebutkan pergelaran ini unuk mencanangkan DKI Jakarta menjadi pangung utama keseian dan kebudayaan internasional. "Kita menyadari musik klasik perlu turut mengisi dinamika kota Jakarta," ujarnya.
Musik memang memberikan banyak manfaat baik bagi kesehatan mental. Berikut 5 dampak baik dari mendengarkan musik seperti dilansir SehatQ.
1. Meningkatkan berat badan bayi prematur
Bayi yang lahir terlalu dini sering harus tinggal lebih lama di rumah sakit untuk memulihkan kondisnya dan membantu mendapatkan berat badan dan pemulihan. Untuk membantu memfasilitasi proses ini, banyak rumah sakit menggunkan musik.
Sebuah tim peneliti Kanada menemukan bahwa memutarkan musik untuk bayi prematur dapat mengurangi tingkat rasa sakit dan mendorong kebiasaan makan yang lebih baik kepada para bayi. Rumah sakit dapat menggunakan alat musik untuk meniru suara detak jantung dan rahim ibu membuai bayi prematur tidur.
Para peneliti juga mengatakan musik Mozart yang diperdengarkan pada bayi prematur secara signifikan dapat mengurangi jumlah energi yang mereka habiskan, yang memungkinkan mereka mendapatkan berat badan.
"Hal ini membuat Anda bertanya-tanya apakah unit perawatan intensif neonatal harus mempertimbangkan musik sebagai praktek standar untuk bayi berisiko," kata Dr Nestor Lopez-Duran dalam child-psych.org.
2. Menyegarkan tanaman layu
Jika musik membantu bayi tumbuh, maka musik juga bisa melakukan hal yang sama untuk tanaman. Dorothy Retallack menulis sebuah buku pada 1973 berjudul The Sound of Music dan Plants, yang memaparkan secara rinci efek musik pada pertumbuhan tanaman.
Retallack memainkan musik rock ke salah satu kelompok tanaman dan musik easy listening pada yang lain. Pada akhir penelitian, tanaman dengan musik easy listening tumbuh seragam dalam ukuran, penuh dan hijau, dan bahkan condong ke arah sumber musik. Sementara tanaman yang mendengar musik rock tumbuh tinggi, tapi mereka murung, dengan daun memudar, dan bersandar jauh dari pengeras suara.
3. Merangsang area otak
Dari 1,5 juta orang Amerika yang mengalami kerusakan otak setiap tahun, sekitar 90 ribu orang dari mereka tidak mampu bergerak lama atau mengalami gangguan bicara. Sebagai pengobatan, peneliti menggunakan musik untuk merangsang area otak yang mengontrol dua fungsi tersebut.
Ketika diberi irama berjalan atau menari, orang dengan kerusakan saraf yang menyebabkan stroke atau parkinson dapat memperoleh kembali langkah simetris dan keseimbangan. Ketukan dalam musik berfungsi membantu sebagai isyarat langkah kaki untuk otak.
Demikian pula, irama dan nada dapat membantu pasien bernyanyi dalam kata-kata yang tidak dapat mereka ucapkan. Sebuah studi atas anak-anak autis yang tidak bisa berbicara menemukan bahwa terapi musik membantu anak-anak ini mengartikulasikan kata-kata. Beberapa anak ini mampu mengucpakan kata pertama mereka sebagai akibat dari pengobatan mendengarkan musik. "Kami baru mulai memahami bagaimana kuatnya pengaruh musik. Kami tidak tahu batasannya." kata Michael De Georgia, Direktur Pusat Music dan Kedokteran Universitas Case Western Reserve di Pusat Pengobatan Rumah Sakit Universitas di Cleveland.
4. Menyembuhkan gangguan pendengaran dan serangan jantung
Musik mungkin tidak dapat menyembuhkan gangguan pendengaran, tetapi musik dapat membantu mencegahnya. Sebuah studi terhadap 163 orang dewasa, 74 di antaranya musisi, mengambil serangkaian tes pendengaran. Hasilnya para musisi mendengarkan suara lebih baik dari pada mereka yang bukan non-musisi, bahkan dengan kesenjangan usia yang jauh. "Seorang musisi berusia 70 tahun dapat memahami pidato di lingkungan yang bising lebih baik dari non-musisi yang berusia 50 tahun," ujar Linda Searling kepada Washington Post.
Musik juga dapat membantu pasien yang baru sembuh dari serangan jantung dan operasi jantung dengan menurunkan tekanan darah, memperlambat denyut jantung dan mengurangi kecemasan. Sebagai pencegahan, cobalah mendengarkan musik yang menyenangkan, atau lagu-lagu yang membuat Anda merasa lebih baik. Penelitian itu menyebutkan mendengarkan lagu-lagu yang membangkitkan rasa sukacita menyebabkan peningkatan sirkulasi darah dan membuat pembuluh darah melebar, yang mendorong kesehatan pembuluh darah ke arah yang baik.
5. Meningkatkan kinerja atlet
Pada 2005, sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa mendengarkan musik selama pelatihan olahraga dapat meningkatkan kinerja atletik hingga 20 persen. Ukuran itu sama dengan dorongan yang timbul dari obat ilegal yang sering dikonsumsi beberapa atlet. Untuk hasil terbaik, coba musik dengan tempo cepat selama pelatihan intensif dan lagu lambat selama istirahat.
Konser musik klasik yang gratis bertajuk Konser Jakarta Bersorak!! ini akan menampilkan Jakarta Simfonia Orchestra (JSO) dan Jakarta Oratorio Society (JOS) dengan membawakan repertoar di antaranya karya Wolfgang Amadeus Mozart, Strauss, Franz von Suppé, Gioachino Antonio Rossini, dan Ludwig van Beethoven. Repertoar dari Beethoven yang akan dimainkan adalah Simfoni Nomor 9, bagian 4, Ode to Joy.
MECHOS DE LAROCHA | TAUFIQ SIDDIQ