TEMPO.CO, Jakarta - Desta Mahendra dan Natasha Rizki adalah salah satu contoh pasangan yang menikah dengan usia terpaut jauh. Saat mengikat tali kasih pada 21 April 2013, Desta berusia 35 tahun sedangkan Natasha berusia 19 tahun atau terpaut 16 tahun.
Jika Anda dan pasangan juga mengalami hal serupa, tentu pro kontra harus dihadapi. Beberapa persiapan juga harus dilakukan apabila ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Psikolog dari Pusat Informasi dan Rumah Konsultasi Tiga Generasi, Anna Margaretha Dauhan, membagikan beberapa pertimbangan, terlebih jika pasangan berbeda usia lebih dari 10 tahun.
Kesamaan di hal lain
Menurut Anna, kesamaan di berbagai area mempengaruhi kepuasan dalam hubungan jangka panjang. Semakin banyak persamaan, semakin besar tingkat kepuasan. Namun, jika perbedaan usia pasangan sangat signifikan dapat mempengaruhi perbedaan dalam menentukan prioritas hidup, pilihan karier, dan sebagainya.
“Hal yang harus diperhatikan terkait dengan perbedaan usia yang jauh adalah apakah pasangan tersebut memiliki timetable (tabel waktu) yang sama. Apakah ada perbedaan yang tajam dalam menentukan kegiatan sosialisasi, prioritas, atau target lain dalam hidup? Apabila tidak dapat mengelola perbedaan dengan baik, maka dapat menambah faktor pemicu konflik. Namun, apabila memiliki kesamaan di hal lain, misalnya pandangan atau tujuan hidup, minat, dan lain sebagainya, maka hal itu bisa merekatkan pasangan yang berbeda usia,” papar Anna.
Bersiap pada stigma sosial
Di masyarakat, ada anggapan beda usia lebih dari 10 tahun tak wajar, terlebih jika pihak wanita lebih tua. Pasangan dengan tipe seperti ini biasanya akan rentan serangan komentar negatif dari keluarga, bahkan lingkungan sekitar. Oleh karenanya, Anna berpendapat pasangan tersebut dapat menyadari risiko dari hubungan yang dijalani dan mencoba menjelaskan hubungan mereka ke lingkungan terdekat. Dukungan dari pihak keluarga, teman, dan lingkungan sangat penting dalam hubungan.
Menyadari tugas perkembangan
Anna menjelaskan di setiap fase perkembangan, manusia memiliki tugas yang berbeda. “Tugas perkembangan di masa dewasa muda yaitu 20-an tahun, dewasa tengah 30-50 tahun, dan dewasa akhir di atas 50 tahun, masing-masing berbeda. Di tahap dewasa muda, targetnya menyelesaikan pendidikan, pergaulan, dan memulai karier. Di dewasa tengah fokus pada mendapatkan pasangan, membina keluarga, dan memantapkan karier. Sedangkan di masa dewasa akhir, fokus beralih pada apa yang dapat diwariskan atau diberikan, bersiap menghadapi hari tua. Pasangan beda usia perlu memahami perbedaan ini dan berkompromi dalam mencari solusi yang mengakomodir kebutuhan kedua belah pihak,” terangnya.