Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Ungkap Penyebab Terjadinya Kanker, Bisa Dicegah

Reporter

image-gnews
Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker adalah penyakit paling mematikan nomor dua di dunia. Karena sulit terdeteksi, sebagian besar kasus kanker baru disadari dan diobati ketika telah berada pada stadium lanjut.

Pada saat seseorang berada dalam stadium lanjut, angka harapan hidupnya akan semakin kecil sebab sel-sel abnormal penyebab kanker telah menyebar ke berbagai jaringan tubuh.

Berdasarkan data yang dirilis dari Global Cancer Observatory pada 2018, jumlah penderita kanker mencapai 18 juta dengan jumlah kematian sebesar 9,6 juta kasus setiap tahun. Artinya, setiap 2 detik akan ada satu orang baru yang menderita kanker dan setiap 3 detik, ada satu orang yang meninggal dunia karena kanker.

Sementara itu, penderita kanker di Indonesia mencapai 348.000 atau 1.362 kasus per 1 juta penduduk, dengan total kematian sebanyak 207.000. Dari total tersebut, angka kejadian tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara dengan total 58.256 kasus (30,9 persen), disusul kanker serviks sebanyak 32.469 kasus (17,2 persen), dan kanker ovarium 13.310 kasus (7,1 persen).

Adapun, kasus terbesar untuk pria adalah kanker paru sebesar 22.440 (14 persen), disusul kanker usus besar dan rektum dengan total 19.113 kasus (11,9 persen), dan kanker hati sebanyak 14.238 kasus (8,9 persen). Secara umum, kanker paru merupakan jenis kanker yang paling mematikan, disusul kanker payudara, kanker serviks, dan kanker hati.

Imunolog senior dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Siti Boedina, mengatakan kanker merupakan penyakit yang berasal dari sel tubuh sendiri dan terjadi ketika sel-sel tersebut menjadi abnormal dan membelah tak terkendali hingga menyerang jaringan di sekitar. Sel-sel kanker kemudian menyebar ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah dan kelenjar getah bening.

Kanker sebetulnya dapat dicegah ketika seseorang memiliki gaya hidup yang sehat sehingga daya tahan tubuh dan sistem imunitas kuat. Saat sel-sel imun berfungsi dengan baik, maka sel-sel abnormal tersebut dapat ditekan dan disingkirkan hingga mati, tetapi jika imunitas seseorang tidak baik, maka sel abnormal akan semakin berkembang menjadi sel kanker.

“Sel-sel imun ini berpatroli selama 24 jam di seluruh tubuh untuk mencari adakah sel atau bakteri berbahaya yang akan dimusnahkan, termasuk mencari sel tubuh yang rusak. Sayangnya, kanker memiliki kemampuan menghindar dari sistem imun karena pertumbuhan abnormalnya tersebut membuatnya tidak terdeteksi sebagai sel yang berbahaya,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ungkapan senada disampaikan Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Aru Sudoyo, yang mengatakan gaya hidup yang salah menjadi penyebab utama terjadinya kanker, mulai dari pola makan yang tidak sehat, merokok, obesitas, infeksi, hingga konsumsi alkohol, sementara sisanya berasal dari faktor keturunan.

Menurutnya, salah satu cara yang paling ampuh untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kanker adalah dengan menurunkan berat badan menjadi ideal, membangun pola makan yang sehat, serta melakukan aktivitas fisik secara teratur.

“Jika pola hidup sehat ini dijalankan semua dengan baik, maka daya tahan tubuh akan semakin kuat sehingga bisa mencegah kemungkinan kanker hingga 30 persen sampai 35 persen. Apalagi disertai dengan deteksi dini kanker atau skrining guna membantu diagnosa lebih dini,” ujarnya.

Pencegahan kanker sebetulnya dapat dilakukan secara sederhana, akan tetapi dibutuhkan upaya yang serius. Di sini lah peran YKI dalam mengedukasi masyarakat agar semakin meningkatkan kesadaran akan pentingnya mencegah kanker sejak dini.

Selain itu, YKI bersama BPJS Kesehatan mengajak masyarakat melakukan pemeriksaan dini untuk mendeteksi kanker serviks baik melalui pap smear maupun Inspeksi Visual Asetat (IVA).

“Jika pola hidup sehat dijalankan semua dengan baik, maka bisa mencegah kemungkinan kanker sebesar 30 hingga 35 persen. Apalagi jika disertai dengan deteksi dini kanker atau skrining untuk membantu diagnosa lebih dini,” ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

Warga Palestina, yang menjadi pengungsi akibat serangan militer Israel di Gaza selatan, berusaha untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara melalui pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Jalur Gaza tengah 15 April. 2024. REUTERS/Ramadan Abed
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel


Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

2 hari lalu

Peneliti muda yang merupakan mahasiswa doktoral Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Ikhlas Abdjan. Dok. Humas Unair
Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.


Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

3 hari lalu

Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.


Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

5 hari lalu

Migran dari Thailand Cheng
Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker


Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

6 hari lalu

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.


Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

8 hari lalu

Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

12 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

13 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

13 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

14 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.