Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Layanan Kesehatan Banyak Dibatasi saat Corona, Awas Dampaknya

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi stunting atau gizi buruk. Shutterstock
Ilustrasi stunting atau gizi buruk. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selama masa pandemi virus corona, semua hal yang biasa dilakukan menjadi tersendat karena peraturan Pembatasan Sosial Berskala besar (PSSB). Berbagai kegiatan dibatasi untuk memutus rantai penyebaran virus corona. Salah satu kegiatan yang dibatasi adalah rawat jalan di rumah sakit termasuk pemeriksaan untuk anak dan ibu hamil.

Dokter anak Tubagus Rachmat Sentika menyayangkan berkurangnya pemberian pelayanan itu. Ia mengatakan selama wabah corona pada Maret - Mei Indonesia, semakin banyak tenaga medis yang menjadi korban. Akibatnya banyak pula petugas medis yang gamang memberikan pelayanan. Sehingga keluarlah peraturan bahwa harus mengurangi pelayanan yang bersifat rawat jalan.

Imbauan terkait pengurangan layanan rawat jalan tersebut berlaku untuk seluruh rumah sakit dan telah disampaikan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Bambang Wibowo melalui surat nomor YR.03.03/III/III8/2020 yang ditujukan langsung kepada seluruh kadinkes provinsi, kabupaten/kota dan direktur utama/direktur/kepala rumah sakit seluruh Indonesia. Tubagus khawatir kebijakan ini juga menghambat berbagai target kesehatan utama Indonesia, seperti penurunan angka kematian ibu dan neo natal, TBC, imunisasi, dan penanganan stunting.

“Imunisasi itu tidak boleh disetop, nanti penyakitnya tambah lagi bukan Covid-19 saja. Sekarang bagaimana caranya tetap PSBB, tapi imunisasi atau konsultasi tidak dihentikan? Kita punya home care atau kunjungan rumah via video call, lakukan saja itu,” katanya saat webinar diskusi media Tengah Pandemi Covid 19, Waspadai Stunting, Selasa 19 Mei 2020.

Menurut Rachmat, home care menjadi penting untuk dilakukan agar semuanya dapat termonitor dengan baik, sehingga tidak menambahkan masalah baru di atas masalah yang sudah ada. Tidak harus komunikasi berat, bisa saja komunikasi ringan namun rutin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Senada dengan Rachmat, untuk pencegana stunting, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari mengatakan bahwa pihaknya sedang meninjau lebih lanjut konsep pola hidup baru ini dalam masa PSBB. Ia dan seluruh jajaran tenaga kesehatan akan mengedepankan edukasi bagi masyarakat. “Kami melakukan edukasi kesehatan tentang gizi seimbang secara masif sudah di 34 provinsi sudah kita lakukan dan kami sudah memberikan semacam poster booklet untuk tenaga kesehatan dalam tugasnya. Yang kami pantau saat ini di kabupaten-kabupaten sendiri sudah melakukan hal yang sama sampai ke tingkat masyarakat diharapkan ini sampai ke masyarakat sehingga pemahaman masyarakat mengenai gizi seimbang semakin tinggi,” katanya.

Pembudayaan gerakan hidup sehat termasuk untuk penanggulangan stunting dengan peningkatan aktivitas fisik dan lingkungan yang baik serta edukasi terkait makanan bergizi tidak melulu mahal dan dapat diperoleh di sekitar kita lebih perlu digalakkan kembali.

Sebelumnya, pada pidato Presiden Joko Widodo pada Oktober 2019 lalu, pemerintah berjanji memprioritaskan pengentasan masalah stunting dalam 5 tahun mendatang. Oleh karena itu, di masa pandemi seperti saat ini, penanganan Covid-19 sama pentingnya dengan perhatian terhadap pencegahan stunting.

Bila Covid-19 menyebabnya kematian dalam waktu singkat, stunting berakibat pada gagalnya target mendapatkan generasi emas pada saat Indonesia mengalami bonus demografi nanti sebab konsumsi makanan dan minuman yang tidak memenuhi kebutuhan gizi anak hari ini akan mempengaruhi kualitas pada saat usia produktif.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 jam lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

2 hari lalu

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. TEMPO/Subekti
Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.


Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

3 hari lalu

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio pada mulut anak balita saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi itu merupakan putaran kedua yang menyasar  kepada sekitar 18 ribu anak hingga usia delapan tahun di wilayah tersebut untuk memberikan kekebalan pada anak sekaligus upaya menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Pamekasan, Sampang Jawa Timur serta Klaten Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dilaksanakan pada 19-25 Februari. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.


3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Ilustrasi ruang tunggu di Rumah Sakit/ Bethsaida Hospital
3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri


Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

4 hari lalu

Ilustrasi petugas kesehatan memberikan vaksinasi kepada seorang anak murid perempuan. FOTO ANTARA/Ampelsa/FR
Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.


Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

4 hari lalu

Wali kota Tangerang Arief Rachadiono (kedua kiri) dan istri (kanan) beserta  petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Apa saja?


Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

4 hari lalu

Seorang ibu membawa anaknya saat imunisasi Campak dan Polio secara gratis di Gedung Wanita BKOW terhadap warga di kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (18/10). Kampanye Imunisasi Tambahan Campak dan Polio tahap ketiga akan digelar di 17 provinsi di Indonesia mulai dari 18 Oktober hingga 18 November di pos pelayanan imunisasi yang tersebar di posyandu dan puskesmas. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.


Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

5 hari lalu

Ilustrasi stunting. freepik.com
Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.


Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

6 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.


Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Ilustrasi - Ventilator rumah sakit. (ANTARA/Shutterstock/am)
Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.