TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kesehatan Masyarakat di Wales mencari 300 pekerja dari sebuah pabrik makanan setelah adanya wabah virus corona di tempat tersebut. Sebanyak 166 kasus baru virus corona telah tercatat di Rowan Foods di Wrexam, yang memiliki lebih dari 1.000 pekerja di lokasi yang membuat makanan untuk sejumlah toko swalayan di Inggris.
Dalam sebuah pernyataan, Public Health Wales mengatakan mereka telah bekerja sama dengan Dewan Kesehatan Universitas Betsi Cadwaladr untuk menghubungi lebih dari 300 pekerja lain.
Baca Juga:
“Seperti yang kami harapkan dengan proses pelacakan dan penelurusan yang terfokus, kami akan mengidentifikasi kasus asimptomatik tambahan,” kata Public Heath Wales, seperti dikutip Metro UK.
Dengan adanya kasus pekerja makanan terinfeksi Covid-19, apakah mungkin virus corona menyebar melalui makanan dan masyarakat harus khawatir untuk berbelanja di luar rumah? Mengenai hal ini, berbagai organisasi dan lembaga kesehatan telah menyatakan virus corona tidak dapat menyebar melalui makanan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan tidak mungkin orang dapat terinfeksi dari makanan atau kemasan makanan.
“Covid-19 adalah penyakit pernapasan dan rute penularan utamanya adalah melalui kontak orang ke orang dan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin,” kata pernyataan WHO.
“Tidak ada bukti terkini tentang virus yang menyebabkan penyakit pernapasan ditularkan melalui makanan atau kemasannya. Virus corona ini tidak dapat berkembang biak dalam makanan. Mereka membutuhkan hewan atau inang manusia untuk berkembang biak,” imbuh WHO.
Selain itu, European Food Safety Authority (EFSA) menyatakan hal serupa, bahwa hingga kini belum ada bukti bahwa makanan merupakan sumber virus corona dan sangat tidak mungkin dapat ditularkan melalui konsumsi makanan.
Dengan begitu, banyak kekhawatiran yang masih meliputi, opsi membawa pulang makanan adalah salah satu cara untuk menghindari risiko penularan penyakit. Sebagian besar sumber menyebut hal itu aman untuk dilakukan.
Kendati begitu, Bill Keevil, profesor kesehatan lingkungan dari Universitas Southampton mengatakan tetap penting untuk mewaspadai semua kontak yang terjadi ketika makanan dibuat dan dikirimkan ke rumah.
“Idealnya, staf harus mengenakan sarung tangan, mencuci tangan, dan tidak diperbolehkan bekerja ketika menunjukkan gejala. Selama staf melakukan langkah keselamatan yang tepat, tampaknya memilih membawa pulang makanan yang dibeli dianggap berisiko lebih rendah,” katanya.