TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit ginjal kronik (PGK) sering tidak terdeteksi karena tidak memiliki gejala khusus. Pokja Transplantasi Ginjal, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dr. Maruhum Bonar H. Marbun, mengatakan tidak ada keluhan spesifik ketika seseorang ternyata menderita PGK. Namun, beberapa pasien mengeluhkan rasa mual, badan lemas, atau merasa nyeri pada punggung bagian bawah dan dapat menjalar ke perut bawah atau selangkangan ketika duduk terlalu lama dalam perjalanan yang jauh.
Meski demikian, perlu dicatat keluhan-keluhan tersebut bisa saja menandakan penyakit lain. Oleh karena itu, mendiagnosis seseorang terkena PGK hanya bisa diketahui melalui hasil pemeriksaan di laboratorium.
"Biasanya orang datang ke tempat kami dengan keluhan yang bukan terkait dengan murni gangguan ginjal," ujarnya.
Bonar menerangkan pada umumnya orang dengan fungsi ginjal tinggal 15 persen saja tidak mengalami keluhan. Beberapa pekan lalu bahkan ada seorang atlet yang sering ikut pertandingan internasional ternyata sudah masuk ke dalam kondisi gagal ginjal.
"Dia tidak percaya orang olahraga terus tiba-tiba dia diputuskan gagal ginjal dan itu banyak, bukan hanya 1-2 orang," ungkapnya.
Lebih lanjut, Bonar menjabarkan penyakit ginjal tahap akhir (End Stage Renal Disease/ ESRD) mayoritas disebabkan oleh penyakit kronis, seperti hipertensi dan diabetes mellitus. Selain itu, bisa disebabkan radang ginjal (glomerulonefritis), kista ginjal, dan sumbatan saluran kemih.
Berdasarkan data yang dihimpun Indonesian Renal Registry (IRR) 2018, terdapat 65.947 pasien baru yang membutuhkan cuci darah, 92 persen di antaranya termasuk dalam kategori penyakit ginjal tahap akhir.
Adapun, pencegahan yang harus dilakukan untuk penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes melitus yaitu menjaga tekanan darah dan kadar gula darah dalam batas normal, patuh terhadap pengobatan yang diberikan, dan mempraktikkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan harian yang tepat, melakukan aktivitas fisik, menjaga berat badan, beristirahat cukup, menghentikan konsumsi zat yang tidak baik, seperti merokok, minuman beralkohol. Langkah-langkah ini perlu diterapkan bagi calon donor transplantasi dan resipien sebelum prosedur dilakukan.