Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sering Salah Kaprah, Ini 5 Mitos dan Fakta Seputar Konsumsi Kedelai

image-gnews
Ilustrasi kacang kedelai. Sustainablepulse
Ilustrasi kacang kedelai. Sustainablepulse
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKedelai merupakan salah satu sumber gizi nabati yang banyak digemari masyarakat. Selain harganya yang murah, ini juga merupakan tanaman polong-polongan yang enak untuk dikonsumsi segala usia.

Sayangnya, masih banyak informasi yang kurang benar beredar di masyarakat terkait konsumsi kedelai. Agar tidak salah kaprah, Pakar Gizi sekaligus Ketua Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) Rimbawan pun meluruskan beberapa diantaranya.

Mitos pertama: Kedelai bisa menyebabkan alergi

Rimbawan menerangkan bahwa konsumsi kedelai memang bisa menimbulkan reaksi yang berbeda-beda dari tiap-tiap orang. Namun terkait alergi, hanya sebagian kecil saja yang dapat mengalaminya.

“Ada lebih dari 160 jenis makanan yang bisa menyebabkan alergi kepada orang-orang dengan riwayat alergi bahan pangan. Tapi prevalensi untuk kedelai itu bisa dibilang paling kecil atau kurang dari satu persen dari keseluruhan makanan. Jadi tidak perlu takut berlebihan,” katanya dalam webinar Mengenai Kebaikan Kedelai Bagi Kesehatan pada 21 September 2020.

Mitos kedua: Kedelai dapat meningkatkan risiko kanker

Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi produk kedelai berkaitan dengan peningkatan jaringan payudara pada wanita. Adapun ini berhubungan erat dengan risiko kanker pada buah dada. Namun pada kenyataannya, ini bukannya penelitian observasional.

“Kalau berdasarkan penelitian observasional, konsumsi produk kedelai justru bisa mengurangi risiko kanker payudara dan kanker prostat. Hal ini dikarenakan jumlah phytoestrogen khususnya isoflavone phytoestrogen equol dan lignan enterolactone yang tinggi,” katanya.

Mitos ketiga: Konsumsi kedelai pada pria membuat mereka berperilaku feminin

Menurut Rimbawan, banyak masyarakat menganggap bahwa kedelai tak layak dikonsumsi pria lantaran bisa mempengaruhi perilakunya untuk menjadi lebih feminin. Ini pun bisa dipengaruhi oleh kadar isoflavone yang tinggi dimana molekulnya mirip dengan hormon estrogen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti yang kita tahu, hormon estrogen memang banyak dimiliki wanita sehingga pria takut menjadi kurang maskulin setelah mengkonsumsi kedelai. Padahal, Rimbawan mengatakan bahwa fitoestrogen dari tanaman itu berbeda. “Bahkan sifatnya berbeda dan bertolak belakang. Jadi tidak ada hubungannya maskulinitas dengan kedelai,” katanya.

Mitos keempat: Kedelai bisa menyebabkan munculnya jerawat

Karena dikenal sejenis dengan kacang, tak jarang masyarakat menganggap bahwa kedelai juga bisa memicu jerawat. Padahal, kedelai tidak demikian lantaran ia memiliki berbagai kandungan yang justru baik dalam menjaga kesehatan kulit.

“Kombinasi isoflavone, asam lemak omega tiga, lycopene, vitamin C dan E dalam kedelai jika dikonsumsi secara orang selama 14 minggu dapat secara signifikan mengurangi kedalaman kerutan wajah dan menghindarkan timbulnya jerawat. Ini juga ampuh melawan inflamasi di tubuh serta mencegah kulit kering,” katanya.

Mitos kelima: Konsumsi kedelai dapat memperburuk daya ingat lansia

Hingga tahun 2014, Rimbawan mengatakan bahwa belum ada penelitian yang cukup kuat dalam menghubungkan konsumsi kedelai dengan daya ingat lansia. Adapun di tahun 2018, terdapat bukti peningkatan reaction time dan reasoning speed pada orang di atas 65 tahun setelah konsumsi isolat protein kedelai.

“Walaupun kesimpulan definitif belum dapat dipastikan, data terbaru menunjukkan potensi isoflavone kedelai dalam menurunkan risiko demensia. Ini berlaku tidak hanya saat kedelai dikonsumsi di usia muda, namun manfaatnya tetap bisa dirasakan pada wanita pasca menopause dan mungkin juga pada laki-laki,” katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

3 hari lalu

Suasana Gang 8, Jalan Nusa Indah IV, RT8/RW4 Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 22 April 2024. Tersedia 32 item pencegah krisis planet di lokasi ini, mulai dari kolam gizi warga, tanaman produktif hingga akuaponik. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.


Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

31 hari lalu

Tangkapan gambar presentasi soal Mitos La Ode Wuna millik Dosen Universitas Indonesia (UI), Geger Riyanto (Dok. Beranda BRIN)
Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

Dosen UI, melalui BRIN, mengangkat kajian mengenai mitos siluman setengah ular. Erat kaitannya dengan sejarah pergerakan masyarakat Sulawesi Tenggara.


Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

38 hari lalu

ilustrasi makanan bersantan (pixabay.com)
Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

Sebagai bahan makanan yang mengandung lemak, santan memang dapat memicu gangguan pencernaan pada sebagian orang, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan atau oleh orang yang memiliki sensitivitas pencernaan tertentu.


Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

49 hari lalu

PT Merck Tbk, (Merck) perusahaan sains dan teknologi di bidang kesehatan, dan Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI) berkolaborasi memperbarui situs MauPunyaAnak.id/Tempo-Mitra Tarigan
Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

Pakar fertilitas dari RSCM ingatkan pentingnya edukasi diri soal kesuburan agar tercegah termakan isu hoax soal infertilitas.


Saran Ahli Gizi agar Pasien Kanker Tak Kekurangan Nutrisi

58 hari lalu

Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
Saran Ahli Gizi agar Pasien Kanker Tak Kekurangan Nutrisi

Ahli gizi menjelaskan pentingnya asupan makanan sehat bagi pasien kanker apapun agar terhindar dari risiko malnutrisi. Simak sarannya.


Program Makan Siang Gratis dan Kandungan Gizinya Belum Dibahas Spesifik di Rapat Kabinet

58 hari lalu

Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) menyantap makanan saat pelaksanaan program dapur masuk sekolah di SD Negeri 118 Palembang, Sumatera Selatan, Senin, 23 Oktober 2023. Dapur masuk Sekolah yang dilaksanakan satu minggu sekali tersebut digagas oleh Kodam II/Sriwijaya yang bertujuan untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak serta menurunkan dan mencegah stunting pada anak-anak SD. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Program Makan Siang Gratis dan Kandungan Gizinya Belum Dibahas Spesifik di Rapat Kabinet

Presiden Joko Widodo mengatakan program makan siang gratis tidak dibahas spesifik dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara.


Sumber Protein Nabati yang Perlu Dimasukkan ke Pola Makan

18 Februari 2024

Susu kedelai. Pixabay.com/Big Fat Cat
Sumber Protein Nabati yang Perlu Dimasukkan ke Pola Makan

Meski sumber makanan hewani kaya protein, protein nabati pun baik untuk kesehatan secara umum. Berikut sumber yang sangat baik.


Hari Epilepsi Internasional, Simak Mitos Terkait Kondisi dan Faktanya

12 Februari 2024

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Hari Epilepsi Internasional, Simak Mitos Terkait Kondisi dan Faktanya

Di Hari Epilepsi Internasional, penting untuk memahami kesalahpahaman soal epilepsi sehingga pengobatan tertunda.


Ketahui Apa Itu Stunting, Gejala, dan Cara Mencegahnya

7 Februari 2024

Memahami apa itu stunting dan cara pencegahannya penting diketahui. Sebab, hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Berikut penjelasannya. Foto: Canva
Ketahui Apa Itu Stunting, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Memahami apa itu stunting dan cara pencegahannya penting diketahui. Sebab, hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Berikut penjelasannya.


Meski Jenis Kanker Raja Charles III Tak Diungkap, Anda Perlu Tahu Mitos soal Kanker Prostat

6 Februari 2024

Raja Charles kini akan menjalani perawatan untuk kanker ini sebagai pasien rawat jalan. REUTERS/Toby Melville
Meski Jenis Kanker Raja Charles III Tak Diungkap, Anda Perlu Tahu Mitos soal Kanker Prostat

Raja Charles III didiagnosis kanker dan tengah menjalani pengobatan. Jenis kankernya tak disebut namun tak ada salahnya memahami mitos kanker prostat.