TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 menjadi alasan banyak orang yang beralih untuk berolahraga, termasuk lari, di tengah kesibukan pekerjaan dan pengembangan diri setelah bosan melakukan berbagai hobi, seperti menonton film. Sebuah statistik dari berbagai aplikasi olahraga menunjukkan adanya peningkatan jumlah pengguna aplikasi tersebut.
Strava melaporkan setidaknya rata-rata 2 juta orang mendaftar ke aplikasi tersebut setiap bulan pada 2020. Pelatih pribadi Cara Meehan membagi tips berikut, sebagaimana dilansir dari BBC.
Sesuaikan kecepatan dengan kemampuan
Ketika mulai berlari, Meehan menyarankan untuk memulai dengan kecepatan yang lambat dan tidak langsung berlari dengan kecepatan yang penuh.
“Jangan bandingkan diri dengan orang lain. Anda harus bisa berhenti sejenak, sesekali berjalan. Tidak masalah jika didahului orang lain,” tuturnya. Ia juga beralasan mulai lari dengan kecepatan lambat dapat membuat seseorang mampu berlari lebih lama.
Bangun rencana
Fokus pada rencana dan berkomitmen dapat membangun kebiasaan yang dapat terus dijalankan. Meehan menyebut pelari baru perlu membangun stamina dengan membangun pelan-pelan targetnya.
“Berlari selama tiga kali seminggu mungkin waktu yang ideal untuk memulainya, kemudian bangun itu. Pada saat pertama kali, Anda mungkin akan berlari dan kemudian mengambil sedikit istirahat di sela-sela itu. Di waktu berikutnya, Anda bisa mengambil jarak lebih jauh lalu beristirahat,” jelasnya.
Baca juga: Ketentuan Jaga Jarak Saat Olahraga, Berjalan, Berlari, Bersepeda
Hindari cedera
Meehan berpendapat cedera pada bagian tulang kering umum bagi para pelari baru. Baginya, penting untuk menggunakan peralatan berlari untuk mengatasi risiko cedera. Salah satunya adalah sepatu lari yang sesuai dengan kebutuhan. Pemanasan yang serius juga merupakan hal yang perlu dilakukan sebelum berlari.
“Mulailah berlari dengan kecepatan lambat, lalu berhenti sejenak selama beberapa menit untuk melakukan pemanasan,” tambahnya.
Berbagai hal yang dapat dilakukan setelah berlari menurutnya ialah mandi dengan air hangat, banyak minum air, dan lakukan beberapa langkah pemanasan. Hal ini penting untuk melemaskan otot-otot sehabis berolahraga.
Cukup minum dan makan
Sebelum berlari, pastikan energi di dalam tubuh telah terisi. Sangat disarankan untuk tetap terhidrasi sehingga tidak perlu membawa air, terutama pada saat berlari pada jarak pendek. Setelah berlari, pastikan juga tubuh diisi makanan bernutrisi yang sesuai dengan kebutuhan, misalnya dengan mengosumsi karbohidrat seperti selembar roti dengan selai kacang atau pisang. Tujuannya untuk mengembalikan energi dalam tubuh dan memperbaiki otot setelah olahraga.
Nikmati pemandangan
Berlari memang sulit, terutama bagi yang baru saja memulainya. Meehan mengimbau untuk membuat kegiatan itu menyenangkan sehingga penting untuk mengingat alasannya dan fokus pada hal tersebut.
“Jangan perhatikan waktu, nikmati pemandangan, terutama jika belum bisa bepergian seperti saat kondisi normal. Lihat sekitar dan amati apa yang orang lain lakukan dan jika menikmati apa yang dilakukan, maka Anda akan tetap melanjutkannya,” jelasnya.
Berhati-hati ketika berlari di malam hari
Jika tidak memiliki opsi untuk berlari selain pada saat malam hari, disarankan untuk memiliki rekan yang bisa dikabari sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka orang tersebut dapat bersiaga. Saskia Garner dari organisasi Suzy Lamplugh Trust menyarankan pelari perlu berhati-hati ketika menggunakan aplikasi pelacak dan memastikan pengaturan privasi sudah sesuai sehingga rute dan waktu rutin untuk berlari tidak terlihat.
“Gunakan rute lari yang memiliki penerangan yang baik dan dengan kondisi ramai serta lokasi yang memudahkan ketika meminta bantuan,” jelas Garner.