TEMPO.CO, Jakarta - Setelah melewati serangkaian ibadah mensucikan diri selama Ramadan, waktunya memulai hal baru. Begitu pula dalam hal merintis usaha. Selama Ramadan, perubahan budaya bisnis sedikit berubah, seperti jam kerja lebih pendek, tingkat energi lebih rendah, dan penurunan produktivitas.
Namun, bukan berarti bisnis yang baru akan dimulai harus menderita. Melansir dari Zawya, berikut beberapa hal yang bisa diterapkan untuk merintis bisnis setelah Ramadan.
Isi ulang tenaga
Banyak yang memandang jam kerja yang lebih pendek sebagai suatu ketidaknyamanan. Tetapi, menawarkan waktu kepada karyawan untuk melepaskan diri dan mengisi ulang tenaga tidak boleh dianggap remeh. Orang-orang di perusahaan rintisan muda biasanya bekerja sepanjang waktu dan tidak mendapatkan banyak istirahat sehingga saat Ramadan dapat menawarkan kesempatan yang baik untuk bersantai dan belajar bagaimana memanfaatkan waktu istirahat, bahkan setelah bulan suci. Pendiri dan CEO Kidzapp, Karim Beidas, mengatakan Ramadan adalah kesempatan untuk berfokus pada perencanaan dan strategi bisnis selama sisa tahun ini.
“Untuk perusahaan teknis, fokuskan waktu untuk mengembangkan fitur baru atau mengoptimalkan yang sudah ada. Ini bisa sangat membantu dalam mengembangkan bisnis Anda," ujarnya.
Terhubung online
Ramadan secara tradisional adalah waktu untuk berhubungan dengan keluarga dan teman. Tetapi, dengan dimulainya pandemi Covid-19, orang telah saling terhubung secara online sebagai pengganti pertemuan fisik. Menurut survei baru-baru ini di antara penduduk UEA dan Saudi, 69 persen berharap menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersosialisasi secara online daripada 2020. Pergeseran perilaku ini juga tercermin dalam konsumsi konten online.
Dengan 52 persen penduduk UEA dan 56 persen penduduk Saudi diperkirakan menonton acara dan hiburan Ramadan secara daring, menurut survei yang sama. Pendiri Nuqt Idea House bagi wirausahawan, Iman Suguitan, mengatakan ini adalah peluang bagus untuk terhubung dengan konsumen secara online. Untuk menonjol di pasar digital yang sudah ramai, Suguitan, pengusaha serial dan pendiri agensi branding Nuqt Idea House, menyarankan para pengusaha untuk menceritakan kisah mereka.
“Jangan menjual produk, ceritakan kisah Anda,” katanya.
Sebelum berbicara dengan pelanggan, pesan Anda harus jelas dan dipikirkan dengan matang. Ini berlaku untuk perusahaan kecil dan besar karena mereka mendapat banyak keuntungan dari komunikasi yang efektif selama waktu yang tepat ini.
Kenali jaringan media sosial
Sekadar online tidaklah cukup. Setiap jenis bisnis yang dijalankan wirausahawan harus menggunakan saluran media sosial yang paling sesuai untuk menjangkau audiens. YouTube, Facebook, dan Instagram jaringan paling populer di UEA menurut laporan terbaru oleh Global Media Insight. Tetapi bukan berarti wirausahawan hanya boleh fokus pada saluran ini. CEO The Planet, agensi pemasaran digital di Mesir dan UEA, Tarek Nasr, menyarankan para wirausahawan untuk juga mempertimbangkan jejaring sosial yang kurang populer untuk menjangkau audiens mereka.
“Jangan meremehkan kekuatan saluran yang kurang populer seperti pemasaran email dan pemesanan langsung, terutama jika itu sejalan dengan strategi dan merek bisnis perusahaan,” ujarnya.
Entitas yang lebih tradisional juga merangkul media sosial. Awal pekan ini, misalnya, Kamar Dagang dan Industri Dubai mengumumkan mereka telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan TikTok untuk membuat dan meluncurkan Kamar Dubai - Akademi TikTok, program empat minggu yang menjanjikan untuk membantu 1.000 startup dan UKM memvalidasi dan mengembangkan bisnis menggunakan platform pembuatan konten.
Tunjukkan kepedulian
Ramadan juga merupakan waktu untuk memberi, terutama bagi yang kurang beruntung. Itu sebabnya kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) biasanya berlangsung sepanjang tahun. Menunjukkan sisi kemanusiaan dari bisnis dapat sangat membantu dalam membangun hubungan. Pendiri Entreprenelle, Rania Ayman, mengatakan penting untuk menunjukkan Anda peduli dengan pelanggan, karyawan, dan pengikut.
“Ini bukan hanya tentang mengiklankan produk dan melakukan penjualan. Jadilah manusia dan tunjukkan Anda peduli. Orang-orang akan lebih menghargainya," sarannya.
Konsisten
Meskipun Ramadan adalah peluang bagus untuk terhubung dengan konsumen secara online dan offline, wirausahawan juga harus berupaya konsisten dalam komunikasi. Ada banyak penekanan pada apa yang harus dilakukan selama Ramadan atau bahkan selama musim tertentu. Tapi, masalah muncul ketika hanya menginvestasikan waktu untuk terlibat dengan pemirsa. Hal itu membuat merek dan bisnis lupa cara terbaik untuk membangun ikatan yang baik adalah dengan konsisten. Jadi, jangan lupa untuk terus berkomunikasi setelah Ramadan.