Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anak Terlambat Bicara, Cari Tahu Faktor Pemicu

Reporter

image-gnews
Ilustrasi ibu dan anak/Danone
Ilustrasi ibu dan anak/Danone
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jangan anggap remeh terlambat bicara karena jika tidak segera ditangani dapat mengakibatkan masalah ketika anak menginjak usia dewasa. Spesialis anak Semen Padang Hospital (SPH), dr. Dhina Lydia Lestari, mengingatkan orang tua untuk mewaspadai keterlambatan bicara pada anak. Jika dibiarkan bisa jadi gangguan serius.

"Meski kemampuan berbicara atau berbahasa anak berbeda, kondisi keterlambatan bicara jika dibiarkan dan tidak ditangani dengan rujukan ahli bisa menjadi masalah serius pada anak," katanya.

Ia menjelaskan terlambat bicara merupakan kegagalan dalam melakukan bicara berupa proses mekanik memproduksi suara pada anak dengan menggunakan bahasa, simbol dan sistem dalam komunikasi yang bersifat respektif dan ekspresif sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.

"Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh National Centre for Biotechnology Information, prevalensi gangguan speech delay pada anak berkisar 1 hingga 32 persen pada populasi normal," jelasnya.

Ia memaparkan organ yang terlibat pada mekanisme bicara adalah telinga, otak, mulut, dan dada. Anak yang akan mengalami risiko keterlambatan bicara disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari riwayat kelahiran berupa asfiksia, prematur, icterus, dan kelainan fisik. Kemudian, riwayat keluarga berupa kelahiran rapat dan tinggi, pernikahan dalam keluarga, multilingual, perpisahan dengan anggota keluarga, dan pengetahuan keluarga, lalu kehilangan fungsi pendengaran, otitis media menetap, dan kejang.

Berikutnya faktor lingkungan trauma, kebisingan, sosial ekonomi, stimulasi tidak kuat, dan kurangnya nutrisi. Selain itu, keterlambatan bicara merupakan salah satu penyebab keterlambatan yang sering dijumpai. Penyebabnya sangat luas dan kompleks sehingga perlu diketahui tanda-tandanya agar mudah mendeteksi terjadinya keterlambatan bicara.

Ia menjelaskan pada usia 0-6 bulan reaksi anak pada suara adalah tenang dan waspada, lalu mengarah ke sumber bunyi seperti mainan bersuara dan mengenal emosi dari nada bicara.

Pada usia 6-12 bulan anak mengerti nama orang terdekat, mengenal panggilan, dan ekspresif. Memasuki usia 18-24 bulan anak mengikuti perintah dua langkah, mendengarkan cerita, dan 50 persen sudah bisa dimengerti. Masuk usia: 2-3 tahun anak tahu nama benda , kalimat, dan bisa bernyanyi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selanjutnya di usia 3-5 tahun tertarik mendengarkan cerita, menyebut nama, membedakan jenis kelamin, dan kalimat lebih panjang. Ia mengingatkan sejumlah hal yang harus diwaspadai orang tua adalah jika pada usia 2 bulan anak tidak ada reaksi suara, harus waspada.

Usia 6 bulan tidak menoleh ke sumber bunyi, usia 10 bulan tidak respons terhadap panggilan, usia 12 bulan tidak meminta atau menunjuk, dan usia 15 bulan tidak menyebut tiga kata spontan.

“Dari tanda-tanda tersebut ibu harus mewaspadai sejak dini agar tidak terjadi keterlambatan bicara pada si kecil secara berkelanjutan,” ujarnya.

Untuk memastikan anak terlambat bicara atau tidak maka perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Pada awalnya dilakukan skrining pendengaran guna memastikan ada atau tidak adanya kelainan organ bicara atau anggota tubuh lain. Kemudian dilakukan juga tes pendengaran dengan Oto Acustic Emission (OAE) dan atau Brain Evoked Respons auditory (BERA), atau dapat juga dengan menggunakan instrument tes daya denganr (TTD) sesuai usia.

“Jika memang ada indikasi tersebut, maka hal tersebut bisa disembuhkan bila segera dilakukan pemeriksaan dan bantuan terapi untuk speech delay,” katanya.

Baca juga: Tahapan Anak Ekspresikan Emosi Sesuai Usia

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

13 jam lalu

Ilustrasi lansia bersama cucunya. shutterstock.com
Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

Psikolog mengingatkan kakek atau nenek memahami jenis-jenis pola asuh ketika mengasuh cucu. Apa saja yang perlu dilakukan?


Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

18 jam lalu

Nirina Zubir mendapatkan kembali sertifikat tanah milik keluarganya yang sempat dikuasai oleh mafia tanah, Selasa, 13 Februari 2024. Foto: Instagram/@nirinazubir_
Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

Duel aktris Nirina Zubir melawan mafia tanah bekas asisten mendiang ibunya, Riri Khasmita, patut menjadi contoh orang ramai yang menghadapi kasus serupa.


Ketahui Bahasa Cinta yang Dibutuhkan Keluarga

2 hari lalu

Ilustrasi keluarga. Freepik.com
Ketahui Bahasa Cinta yang Dibutuhkan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa cinta atau kasih sayang yang digunakan untuk mengungkapkan perhatian pada orang lain.


Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

2 hari lalu

ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.


Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

2 hari lalu

Tiga terdakwa mantan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (kiri), Sekjen Kementan RI, Kasdi Subagyono dan mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan RI, Muhammad Hatta (kanan), mengikuti sidang lanjutan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, 17 April 2024. Sidang ini dengan agenda pemeriksaan keterangan saksi Adc. Mentan, Panji Hartanto, yang telah mendapat perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum KPK untuk ketiga terdakwa dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi terkait penyalahgunakan kekuasaan dengan memaksa memberikan sesuatu untuk proses lelang jabatan dalam pengadaan barang dan jasa serta penerimaan gratifikasi di lingkungan Kementerian Pertanian RI. TEMPO/Imam Sukamto
Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.


Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

2 hari lalu

Ilustrasi ibu berbicara dengan anak. Foto: Freepik.com/Racool_studio
Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.


OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

3 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?


Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

5 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

7 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

8 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.