TEMPO.CO, Jakarta - Gesture Cristiano Ronaldo memindahkan botol minuman berkarbonasi saat siaran pres Euro 2020 di Budapest menjadi bukti bahwa mesin gol dari kesebelasan Juventus tersebut sangat memprioritaskan kesehatannya.
Seperti yang diketahui, jenis minuman berkarbonasi memiliki kandungan soda dengan campuran gula, asam sitrat, pemanis buatan seperti sirup jagung fruktosa dan kandungan lainnya. Dengan kandungan yang seperti itu, tentu memiliki dampak yang dapat menyerang kesehatan tubuh.
Dikutip dari Jurnal Circulation oleh Tufts University, minuman manis bertanggung jawab atas 45 ribu kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah, 133 ribu kematian akibat diabetes, serta 6.450 akibat kanker.
Bagaimana penjelasan dampak negatif jika rutin mengonsumsi minuman berkarbonasi lebih lanjut, berikut pemaparannya:
1. Merusak gigi
Kandungan seperti asam dan gula yang tinggi pada minuman berkarbonasi menjadi alasan mengapa minuman ini dapat merusak gigi.
Kandungan gula yang tinggi meningkatkan risiko gigi berlubang, juga karena asam jadi penyebab penurunan jaringan gigi termasuk dentin dan enamel. Sehingga, gigi akan menjadi cepat rapuh.
2. Memicu Kenaikan Berat Badan
Kandungan gulanya yang banyak menjadi penuebab minuman berkarbonasi dilarang World Health Organization (WHO) untuk rutin dikonsumsi. Hal ini pula menjadi penyumbang peningakatan risiko obesitas.
3. Pengeroposan tulang
Kandungan bahan buatan seperti asam fosfat pada minuman berkarbonasi mengganggu penyerapan kalsium, yang dapat menyebabkan hilangnya kepadatan mineral tulang. Sehingga risiko penyakit seperti ostereoporosis semakin tinggi jika rutin mengonsumsi minuman bersoda.
4. Meningkatkan risiko kanker
Memang ada banyak faktor ynag dapat memicu risiko penyakit kanker, namun diketahui konsumsi minuman berkarbonasi semking meningkatkan risiko kanker.
Seperti yang dikeathui, minuman berkarbonasi mengandung pewarna karamel. Bahan utaman pewarna caramel ini sendiri didaprkan dari senyawa amonium.
Bahan kimia yang digunakan selama proses pembuatan seperti gula, senyawa amonium, dan sulfit membentuk 4-methylimidazole dan 2-methylimidazole terbukti menginduksi pertumbuhan kanker pada manusia termasuk kanker hati dan paru-paru.
TIKA AYU