Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berpikirlah untuk Sehat

image-gnews
http://images.inmagine.com
http://images.inmagine.com
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta: Sebut saja Doddy, 35 tahun, seorang pialang yang telah menahun memiliki pola makan serampangan. Apa pun dilahap, yang penting enak dan mengenyangkan, itulah prinsipnya. Karena tekanan pekerjaan juga kebiasaan merokoknya menjadi-jadi. Akhir pekan, ia pun menghabiskan waktunya di klub-klub. "Buat pelepas ketegangan," alasannya.

Ia merasa tidak ada masalah dengan gaya hidup seperti itu. Tak pernah ada keluhan hingga suatu ketika ia mengeluh nyeri dada dan ketika berdahak sesekali keluar darah dari mulutnya. Dokter pun memvonisnya terkena kanker paru-paru.

Menurut dr Phaidon, gaya hidup seseorang menentukan siapa dirinya di masa depan. Apalagi sekarang ada beragam pencetus kanker, mulai dari penggunaan bahan yang penuh pengawet, proses pengolahan makanan dengan panas yang tinggi (bakar-bakaran), polutan, hingga pestisida. "Gaya hidup itu bukan sekadar knowledge-nya, tapi lebih pada mindset," ujarnya dalam seminar tentang kanker di Jakarta baru-baru ini.

Konsultan gizi dan diet ini pun mewanti-wanti masyarakat agar beralih ke makanan yang alami. Anjuran dokter trendi ini antara lain mengganti roti putih dengan roti gandum, mi instan dengan mi tepung, nasi putih dengan nasi merah, dan gula putih dengan gula alami. "Suruh orang Jawa bertobat mengkonsumsi gula impor dari Thailand. Justru gula Jawa jauh lebih sehat," ujarnya.

Phaidon juga menyarankan orang-orang mengganti makanan siap saji dengan ubi, jagung, dan singkong. Makanan tradisional itu, kata dia, mengandung karbohidrat, vitamin A, antioksidan, dan gizi lain. Ia juga menyarankan masyarakat mengurangi goreng-gorengan karena bisa membuat darah menggumpal seperti pacar cina di pembuluh darah, bahkan di penis. Ia juga mengajak masyarakat mengonsumsi sayuran mentah yang banyak mengandung enzim. "Sayuran mentah sebagai sapu alami untuk usus kita," katanya.

Ia menyebut brokoli yang mengandung senyawa glukorafanin sebagai bentuk alami senyawa antikanker sulforafana. Selain itu, brokoli juga bisa membuat pembuluh darah bersih dan meningkatkan hormon testosteron. Memakan tempe dan tahu berbahan kedelai lokal juga lebih sehat ketimbang kedelai impor dari Amerika yang masuk kategori GMF (genetically modified food).

Sebenarnya, menurut Phaidon, dalam teori tentang kanker, substansinya adalah radikal bebas, seperti DDT, radiasi, dan polusi--termasuk asap rokok yang merusak inti sel dalam tubuh. Selain faktor gen, kanker kerap berkorelasi dengan perubahan fungsi sel menjadi ganas akibat tidak ada proteksi di dalam tubuh. Artinya, tubuh membutuhkan makanan yang mengandung antioksidan sehingga radikal bebas tidak bisa menerobos.

Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia Cabang DKI Jakarta, dr Dody Ranuhardy, mengatakan kanker berpotensi datang dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. "Banyak bahan makanan yang mengandung zat berbahaya," katanya di sela-sela seminar "The 1st Symposium on Oncology Emergency: Cardiovascular and Metabolic Emergency in Cancer" di Jakarta beberapa waktu lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pola pikir masa bodoh dan ketidaktahuan masyarakat tentang makanan, kata dokter eksentrik ini, juga menjadi faktor risiko. "Sudah tahu merokok mengakibatkan kanker, tapi masih saja merokok," tuturnya. Lalu, sudah jelas formalin adalah bahan pengawet mayat, tapi tetap saja orang nekat memakainya untuk membuat mi, mengawetkan susu kedelai, mengeringkan ikan asin, dan sebagainya.

Agar terhindar dari kanker, kita membutuhkan pola makan yang sehat dipadu gerak tubuh ringan tiap hari. Aerobik, peregangan, dan latihan beban dinilai Phaidon sangat efektif untuk menghindari penyakit kronis, seperti kanker. Menurut dia, cukup 15 menit per hari saja sudah membuat badan fit dan sehat. "Pada menit ke-10 saat berolahraga, otak mengeluarkan hormon endorfin yang membuat badan terasa segar," tuturnya.

Pencegahan dini kanker lewat pola hidup sehat diamini Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia, Profesor Suhartati, dalam kesempatan terpisah di Jakarta. Menurut dia, makanan alami yang mengandung energi, protein, vitamin A, dan zat besi berperan penting menjaga sistem imun tubuh. Kekurangan gizi, Suhartati menambahkan, bakal melumpuhkan kekebalan tubuh sehingga tidak kuat menahan pemicu terjadinya sel kanker (karsinogen).

Tapi, kata Suhartati, pola hidup sehat jangan selalu dipautkan dengan makan dan olahraga saja. "Positive thinking juga menjadi dasar gaya hidup," ia menyarankan. Apabila selalu bersugesti sakit, bisa jadi malah terjangkit. Dunia bakal terancam gelombang penyakit kanker dalam 20 tahun ke depan. "Ini akan terjadi di negara berkembang, karena diprediksi ada ledakan pengidap kanker pada tahun 2030," paparnya.

Menurut Suhartati, 40 persen kanker dipicu dari pola hidup yang buruk.

Heru Triyono


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

11 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

12 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

12 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

13 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

13 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

13 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

17 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.