TEMPO.CO, Jakarta - Selama pandemi COVID-19, banyak orang tua yang kelelahan secara fisik dan mental menghadapi tingkah anak-anak karena harus senantiasa mendampingi selama pembatasan mobilitas. Psikolog anak dan keluarga, Saskhya Aulia Prima, yang juga salah satu pendiri Tiga Generasi mengatakan parental burnout adalah kelelahan yang dialami dalam menjalani peran pengasuhan anak baik secara fisik dan pikiran.
Terlebih di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, di mana anak-anak harus sekolah daring. Parental burnout yang tidak segera diatasi dapat mempengaruhi pola asuh yang diterapkan kepada anak, bahkan bisa berujung pada berbagai gangguan kesehatan pada orang tua, mulai dari gangguan tidur, depresi, hingga berbagai gangguan kesehatan fisik lain.
Saskhya mengatakan pilar kesehatan pikiran manusia tidak bisa dipisahkan dari pencernaan karena banyak sekali memproduksi bakteri baik untuk menentukan bagaimana berpikir, merasakan sesuatu, bahkan merasakan perilaku, atau saat ini sering disebut dengan teori Gut-Brain Axis Connection.
Bakteri baik dalam usus sangat baik untuk kesehatan dan ada koneksi atau hubungan dengan otak. Di usus manusia terdapat 90 persen hormon kecemasan diciptakan atau hormon yang bisa membuat bahagia. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan pencernaan bisa dengan minum susu.
"Makanya, usus ini kan isinya makanan dan minuman, perlu dimasukkan yang baik supaya mempengaruhi pikiran menjadi lebih baik dan mood terjaga. Ketika berbicara selfcare dan self-love bukan selalu membicarakan yang kita senangi saja tetapi hal-hal yang bermanfaat bagi tubuh sendiri. Oleh karena itu, ketika kita makan dan minum harus dengan sesuatu yang alami dan prosesnya baik sehingga kesehatan mental, fisik, dan pikiran juga terjaga," kata Saskhya.
Berikut sejumlah tips menjadi orang tua yang bahagia secara fisik dan pikiran agar terhindar dari parental burnout:
-Koneksi dengan anak, pasangan, siapa pun, supaya merasa tetap bermanfaat.
-Olahraga, karena orang tua maupun anak tetap perlu bergerak.
-Filter media sosial atau berita dengan hal-hal yang kita batasi, dan dari ahli supaya kita tidak ketakutan terus-menerus dengan banyaknya informasi saat ini.
-Supaya bahagia juga, isi usus dengan sesuatu yang bagus juga seperti susu segar. Kelola stres. Walaupun stres tidak bisa dihindari, kita bisa mengelola dengan lebih baik.
-Jangan terpaku menjadi yang paling sempurna tetapi beri ruang untuk diri dan keluarga untuk tumbuh dan belajar. Sempatkan waktu untuk memiliki waktu berkualitas dengan anggota keluarga.
Baca juga: Anak Mengamuk dan Ngompol, Bisa Jadi Sedang Stres