Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benarkah Vitamin D Dapat Menurunkan Risiko Terkena Covid-19?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi vitamin, termometer, dan masker. Unsplash/Volodymyr Hryshchenko
Ilustrasi vitamin, termometer, dan masker. Unsplash/Volodymyr Hryshchenko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selama masa pandemi Covid-19, vitamin D dipercaya memiliki peran penting dalam proses pencegahan sekaligus pengobatan infeksi virus corona. Secara alami, vitamin ini sudah ada di dalam tubuh manusia dan mampu diproduksi tubuh dari sinar matahari yang diserap kulit. Untuk itu, masyarakat disarankan berjemur selama pagebluk ini. Benarkah vitamin D dapat turunkan risiko terkena Covid-19?

Tak sedikit penelitian ilmiah yang menyatakan bahwa kadar vitamin D yang cukup dalam tubuh dapat mencegah virus corona menginfeksi sistem dalam tubuh. Selain itu, banyak hasil penelitian yang juga menunjukkan vitamin D membantu pemulihan lebih cepat pada pasien positif Covid-19.

Sebuah studi yang dilakukan Universitas Boston terkait jumlah vitamin D yang cukup dapat mencegah memburuknya kondisi pasien Covid-19 dan juga mengurangi kebutuhan oksigen. Berdasarkan laporan tersebut, yang dilakukan terhadap pasien Covid-19 dengan usia di atas 40 tahun, hasilnya menunjukkan sebanyak 9,7 persen pasien meninggal karena kekurangan vitamin D. Sementara 20 persennya mengalami pemulihan yang cepat lantaran memiliki kadar vitamin D yang cukup dalam tubuh.

Tim peneliti Universitas Northwestern juga melakukan penelitian terkait hubungan antara kekurangan vitamin D dengan infeksi virus corona. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dari negara-negara dengan tingkat kematian Covid-19 yang tinggi diketahui memiliki kadar vitamin D yang rendah. Kendati begitu, para peneliti memberikan catatan terhadap hasil penelitian mereka. Butuh penelitian lebih lanjut untuk dapat menjelaskan hubungan antara tingkat infeksi virus dan vitamin D dari berbagai negara.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Zubairi Djoerban, menanggapi penelitian tersebut. Melalui laman Instagramnya, ia mengatakan penelitian lanjutan perlu dilakukan sebab terdapat perbedaan kualitas perawatan kesehatan, tingkat tes, usia populasi, atau jenis virus yang berbeda di setiap negara. “Intinya, belum cukup data untuk bisa mengatakan vitamin D dapat mencegah seseorang terinfeksi Covid-19,” tulisnya.

Hasil penelitian tersebut setali tiga uang dengan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis JAMA Network Open pada 3 September 2020. Penelitian tersebut mengungkapkan dari pengamatan terhadap 489 pasien dari sistem kesehatan Universitas Chicago, sekitar satu dari tiga di antaranya mengalami kekurangan vitamin D. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pasien dengan kekurangan vitamin D dan yang tanpa pengobatan berkemungkinan 1,77 kali lebih tinggi dites positif untuk Covid-19.

Hasil penelitian dari National Herald India dengan judul “Vitamin D shows promising results in Covid-19 treatment: PGI doctors” menyatakan studi mereka membuktikan pemberian vitamin D mungkin sekali bermanfaat sebagai bagian dari Covid-19. Kendati begitu, penelitian tersebut juga mengungkap bahwa pemberian vitamin D sebelum diagnosis tidak mempengaruhi hasil pengobatan pasien.

“Artinya, vitamin D yang dikonsumsi sebelum pasien terdiagnosis Covid-19 dibanding dengan yang tidak mengonsumsi ternyata sama saja hasilnya,” jelas Zubairi.

Sementara itu, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, para peneliti menemukan bahwa dari 216 pasien Covid-19, sekitar 82,2 persen kekurangan vitamin D. Laporan serupa juga diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada 3 Agustus 2020 oleh para peneliti dari Universitas Cambridge dan Universitas Queen Mary London, kendati beberapa penelitian menunjukkan hasil positif, para peneliti menyerukan lebih banyak percobaan untuk menyelidiki apakah vitamin tersebut dapat membantu mengurangi keparahan Covid-19.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Ada kemungkinan upaya semacam itu mungkin juga mengurangi dampak Covid-19 pada populasi di mana kekurangan vitamin D lazim,” tulis mereka.

Ahli endokrinologi dari Klinik Spesialis Endokrinologi Arden di Pusat Spesialis Mount Elizabeth Novena Singapura, Dr. Ben Ng, mengatakan data saat ini mungkin tampak mendukung peran vitamin D dalam menghadapi virus corona. Namun data klinis yang kuat diperlukan mengingat Covid-19 adalah penyakit jenis baru.

Ben juga mencatat pandemi kemungkinan akan menyebabkan orang-orang mengalami penurunan kadar vitamin D lantaran aktivitas di luar ruangan yang berkurang. Mengingat manfaat vitamin D baik sebagai benteng perlindungan infeksi Covid-19, maupun untuk kesehatan, Ben menyarankan semua pasien Covid-19 yang berisiko kekurangan vitamin D untuk mempertimbangkan konsumsi suplemen vitamin tersebut.

“Mengingat hal itu akan bermanfaat bagi kesehatan muskuloskeletal dan dapat membantu menekan risiko Covid-19 secara keseluruhan, saya mendorong semua pasien yang mungkin berisiko kekurangan vitamin D untuk mempertimbangkan mengonsumsi pengganti vitamin D,” kata Ben..

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Penuhi Kebutuhan Vitamin D dengan Cara Berikut

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

1 jam lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Kandungan Vitamin D yang Rendah dalam Tubuh Ada Kaitannya dengan Obesitas, Ini Penjelasannya

23 jam lalu

Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Kandungan Vitamin D yang Rendah dalam Tubuh Ada Kaitannya dengan Obesitas, Ini Penjelasannya

Studi mengatakan ada prevalensi tinggi kekurangan vitamin D pada orang yang mengalami obesitas mungkin karena pengenceran volumetrik vitamin D.


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

2 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

5 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto Istimewa
Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

Diduga RAB pengadaan APD Covid-19 yang diteken Kadis Kesehatan Sumut itu tidak disusun sesuai ketentuan sehingga nilainya melambung tinggi.


Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

5 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto: Istimewa
Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

Kedua tersangka bisa dijerat dengan hukuman mati karena dugaan korupsi pengadaan barang saat situasi bencana pandemi Covid-19.


Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

5 hari lalu

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya. Foto: Canva
Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya.


Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

6 hari lalu

Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif COVID-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu, 13 Mei 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

6 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


5 Manfaat Makan Pepaya

6 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?