TEMPO.CO, Jakarta - Mengurangi bicara bisa mencegah timbulnya jerawat selama pakai masker atau maskne. Spesialis kulit dan kelamin dari Universitas Indonesia, Susie Rendra, menjelaskan semakin sering berbicara maka semakin banyak udara pernapasan yang keluar dan menyebabkan semakin panasnya area wajah. Akibatnya muncul rasa pengap, keringat di dalam masker, dan inilah pencetus jerawat di area yang tertutup masker.
"Kurangilah mengobrol karena semakin banyak bicara, uap air yang diproduksi banyak, semakin panas, semakin pengap di dalam masker sehingga risiko jerawatnya semakin besar," kata dokter berpraktik di RS Pondok Indah-Puri Indah itu.
Maskne atau jerawat yang muncul di area tertutup masker umumnya berbentuk seperti jerawat pada umumnya, berwarna kemerahan, bengkak, hingga bernanah. Selain masalah ini, ada juga dermatitis seboroik atau eksim ketombe yang juga bisa dipicu kondisi pengap dan berkeringat di sekitar masker.
Gejala yang bisa dialami yakni kemerahan, ruam di sekitar mulut, hidung, dan pada kasus berat bisa mengenai area lain. Agar tak terkena dua masalah ini, di samping mengurangi bicara, juga perlu rutin mengganti masker setiap 3-4 jam.
Menurut Susie, setelah 3-4 jam bagian dalam masker cenderung sudah penuh uap air dari pernapasan, yang selain mengurangi efektivitas juga memicu munculnya jerawat akibat kondisi di sekitar masker yang pengap. Hal lain yang tak kalah penting ialah mencuci muka rutin sebelum mengenakan masker baru.
Baca Juga:
"Untuk mengurangi maskne dan seboroik, cuci muka sebelum ganti masker baru untuk mengurangi keringat, kulit mati yang menumpuk selama pemakaian masker. Saya prefer pasien bersihkan wajah dengan air suhu normal," saran Susie.
Sebaiknya jangan pakai riasan berlebihan saat mengenakan masker karena semakin tebal riasan menyebabkan area yang tertutup masker semakin panas dan risiko munculnya jerawat pun lebih besar.
Baca juga: Jerawat Membandel, Cek Apakah Pengobatannya Manjur