TEMPO.CO, Jakarta - Rencana siswa kembali belajar di sekolah masih menimbulkan pro dan kontra. Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Prof. Dr. dr. Syamsul Arifin MPd., mengatakan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk sekolah dasar (SD) sederajat perlu kehati-hatian sebab anak belum vaksinasi COVID-19.
"Anak pada umur kurang dari 12 tahun belum menjalani vaksinasi, jadi harus ada pertimbangan lebih matang jangan sampai disamaratakan semua jenjang pendidikan," ujarnya.
Menurut Syamsul, sejatinya anak-anak lebih tahan dari paparan COVID-19 namun berpotensi sebagai pembawa virus sehingga dapat menularkannya kepada orang lain, seperti orang tua di rumah dan orang dewasa yang dijumpainya. Untuk itulah dia meminta Dinas Pendidikan dan Kesehatan agar bisa memastikan pemenuhan daftar periksa di setiap satuan pendidikan, memantau dan mengevaluasi pembelajaran tatap muka terbatas yang dilaksanakan, termasuk memastikan anak didik telah benar-benar paham tentang protokol kesehatan sejak dari rumah, selama perjalanan, di sekolah, maupun sebaliknya.
"Evaluasi harus dilakukan secara kontinyu setiap minggu dalam rangka menilai dampak pembelajaran tatap muka sehingga dapat dilakukan kebijakan pemberhentian sementara jika berdampak buruk," papar Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.
Syamsul juga menekankan kesiapan tes jika ditemukan warga satuan pendidikan yang bergejala, tracing jika ditemukan kasus konfirmasi positif, dan isolasi jika ditemukan kasus di sekolah, termasuk menutup sementara pembelajaran tatap muka terbatas ketika ditemukan kasus konfirmasi COVID-19.
Di sisi lain, pemerintah daerah juga harus memprioritaskan dan menuntaskan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pendidik dan tenaga kependidikan dan melaksanakan vaksinasi peserta didik usia 12 tahun ke atas.
"Yang pasti, jangan sampai kebijakan PTM diambil bukan atas dasar kajian epidemiologis mengingat dampak besar yang akan ditimbulkan nanti," tandasnya.
Baca juga: Banyak Hoaks soal Covid-19, Reisa Broto Asmoro Beri Klarifikasi