- Bau mulut
Melansir laman Dmarge, mengonsumsi protein dalam jumlah tinggi yang disertai lebih sedikit karbohidrat berpotensi membuat tubuh dalam keadaan ketosis. Hal ini dapat menyebabkan bau mulut. Bau mulut ini dapat diatasi dengan cara mengurangi asupan protein, mengingkatkan asupan air, gosok gigi lebih sering, atau kunyah permen karet.
- Nyeri sendi
Para peneliti menemukan bahwa diet tinggi protein yang kaya daging merah dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Lebih lanjut, dapat membentuk kristal yang menyakitkan persendian dan meningkatkan risiko asam urat.
- Dehidrasi
Tubuh membutuhkan air untuk memecah protein. Artinya, konsumsi protein yang berlebih akan membuat Anda merasa cepat haus. Ginjal—organ yang bertugas memecah protein—akan menarik air dari tempat lain di tubuh untuk mengimbangi protein ekstra. Dehidrasi dapat diatasi dengan cara meningkatkan asupan air, atau makan lebih sedikit protein.
- Sakit kepala
Sakit kepala juga dapat muncul apabila terlalu banyak mengonsumsi protein.
- Sembelit
Efek samping lain dari makan lebih banyak protein dan lebih sedikit karbohidrat adalah kecenderungan berkurangnya jumlah serat yang dikonsumsi. Laman SimpleMost dan Healthline menuliskan bahwa Kekurangan serat menyebabkan masalah usus seperti sembelit dan kembung.
- Merasa Lesu
Meskipun benar bahwa protein membantu membuat kenyang lebih lama daripada karbohidrat, namun makan terlalu banyak bisa membuat timbangan bergerak jauh ke arah kanan.
Karbohidrat sangat mudah dicerna. Akan tetapi, protein lebih sulit dicerna. Apabila berlebihan, proses gluconeogenesis untuk memecah protein dapat menyebabkan fluktuasi kadar kortisol. Akibatnya, tubuh akan merasa lebih lelah.
Demikian bahaya yang mengintai jika tubuh Anda kelebihan protein. Tetap konsumsi seluruh kebutuhan nutrisi sesuai dengan kadar yang direkomendasikan.
ANNISA FEBIOLA
Baca juga: 5 Panduan dari RSUI agar Asupan Protein Efektif dan Tepat