TEMPO.CO, Jakarta - Manusia Silver, seakan-akan sejenis spesies baru manusia, homo sapiens baru. Populasinya seperti terus bertambah, terutama di lampu lalu lintas persimpangan jalan.
Manusia silver, mereka mengecat tubuh dengan cat warna silver, lalu berpura-pura menjadi patung terdiam atau mengamen, lalu mengedarkan kotak kardus kecil ke pengendara mobil atau motor, meminta uang. Eksistensi manusia silver ini bisa sampai malam hari.
Dilansir dari laman puspensos.kemensos.go.id., maraknya fenomena manusia silver diperkirakan sejak 2020. Mereka sering dijumpai di sejumlah kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan lainnya.
Manusia silver ini juga beragam, tak hanya laki-laki saja. Tetapi, ada pula perempuan bahkan anak-anak. Biasanya mereka bekerja sejak pukul 12.30 WIB hingga sore hari sekitar pukul 17.00 WIB.
"Saya terpaksa melakukan ini, mau bagaimana lagi? Ini yang bisa ku lakukan buat hidup, urusan perut, Mas. Saya tidak maling, hanya minta pecahan koin dari rejeki orang-orang," kata seorang manusia silver di Kota Yogyakarta, Mawar (bukan nama sebenarnya), seperti yang dikutip Tempo dari laman puspensos.kemensos.go.id., Senin, 12 Juli 2021.
Sebelum menjadi manusia silver, Mawar pernah menjadi pengamen, penjual koran, penjual tisu, dan pengamen boneka di beberapa tempat. Ia memilih menjadi manusia silver lantaran modalnya terbilang murah, yakni sebesar 40 ribu rupiah.
Uang tersebut ia gunakan untuk membeli cat kayu berwarna silver, minyak goreng, dan sabun cuci piring. Warna silver selain terlihat mencolok, juga sebagai penarik perhatian pengendara supaya bersimpati dan memberikan uang receh mereka.
Mawar lalu menjelaskan, supaya cat mudah dihilangkan harus dicampur dengan minyak goreng dengan perbandingan 1:1. Butuh waktu sekitar 15 hingga 20 menit untuk melumuri badannya dengan campuran cat silver itu. Setelah selesai bekerja nanti, badannya yang dilumuri cat silver akan ia bersihkan dengan sabun cuci piring.
Saat akan berangkat bekerja, tak lupa ia membawa kardus untuk menampung recehan dari pengendara. Di jalan, ia tak sendiri. Gadis berusia 16 tahun ini bekerja sebagai manusia silver bersama ketiga temannya.
Di jalanan, Mawar dan teman-temannya terkadang harus kejar-kejaran dengan Satpol PP. Meski ia tahu dirinya melanggar peraturan pemerintah, tapi menurutnya menjadi manusia silver adalah pekerjaan yang halal.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Pensiunan Polisi yang Mengemis Jadi Manusia Silver Dapat Bantuan dan Pekerjaan