Toxic relationship atau hubungan beracun ternyata tidak hanya berdampak pada kesehatan jiwa karena menyebabkan stres kronis, tapi juga berpengaruh pada kesehatan fisik. Laman Psychreg, Rabu, 29 September 2021, menulis bahwa hubungan beracun bisa berkontribusi pada kinerja dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular atau jantung.
Sebuah studi pada 2003 yang terbit dalam "Physiology and Behavior Journal" misalnya, menemukan pasangan menikah yang tidak bahagia memiliki kesehatan umum yang lebih buruk daripada pasangan yang belum menikah.
Studi lainnya pada 2005 menunjukkan stres kronis bisa meluas ke hal-hal lain dalam hidup, termasuk karier. Para peneliti mengukur tingkat kortisol dan tekanan darah dari 105 orang paruh baya laki-laki maupun perempuan.
Hasilnya, mereka yang terlibat dalam ketegangan perkawinan memiliki tingkat kortisol yang lebih tinggi di pagi hari dan tekanan darah yang lebih tinggi di tengah hari kerja. Hal ini tentu berkontribusi pada performa kerja mereka.
Toxic Relationship meningkatkan risiko penyakit jantung. Tingginya tekanan darah dan kortisol dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan peluang terkena penyakit jantung.
Sebuah studi jangka panjang meneliti lebih dari 10 ribu orang selama rata-rata 12 tahun. Hasilnya, mereka yang berada dalam toxic relationship berpeluang lebih tinggi memiliki masalah jantung.
Studi lainnya pada 2007 juga memantau kesehatan 9.000 pria dan wanita. Penelitian itu menunjukkan mereka yang memiliki toxic relationship mempunyai risiko 34 persen lebih tinggi terkena penyakit jantung.
Baca: Kerap Disarankan untuk Dihindari, Apa Itu Toxic Relationship?
AMELIA RAHIMA SARI | PSYCHREQ | EK