TEMPO.CO, Jakarta - Keracunan makanan bukanlah kasus yang langka. Setidaknya terdapat 500 ribu laporan kasus keracunan makanan setiap tahunnya di seluruh belahan dunia setiap tahunnya. Menurut FSA, salmonella merupakan penyumbang terbesar keracunan makanan paling mematikan, yaitu sekitar 2.500 penerimaan rumah sakit per tahun.
Keracunan makanan setidaknya akan menyebabkan dehidrasi, dalam beberapa kasus parah dapat berakibat fatal pada kelompok rentan seperti orang tua dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah. Mengutip dari Train-aid.co.uk, Pertolongan Pertama berguna untuk membantu pemulihan dan menentukan apakah bantuan medis profesional diperlukan.
Mengutip dari Bpbd.jogjaprov.go.id, gejala keracunan makanan bisa dimulai beberapa saat setelah makan hingga tiga hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Gejala yang umum keracunan makanan antara lain:
1. Merasa mual dan muntah-muntah.
2. Mengalami diare.
3. Sakit atau kram perut.
Bagaimana pertolongan pertama pada keracunan makanan?
- Mengutip dari Mayoclinic.org, biarkan perut Anda beristirahat sebentar dengan tidak mengonsumsi makanan untuk sementara
- Istirahat dengan cukup saat keracunan makanan akan membantu tubuh pulih
- Rehydrate dengan mengonsumsi air maupun minuman olahraga yang mengandung elektrolit dapat membantu mengisi kekurangan cairan pada tubuh
- Apabila muntah telah mereda, cobalah makan makanan hambar seperti roti panggang, kerupuk, dan pisang. Jangan lupa untuk tetap menjaga makanan tetap higienis
- Cari pertolongan medis jika korban keracunan makanan mengalami dehidrasi parah dan pertolongan pertama tidak berpengaruh
VALMAI ALZENA KARLA
Baca: Warga Koja Keracunan Makanan Usai Konsumsi Nasi Boks, PSI: Bukan Kami yang Buat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.