TEMPO.CO, Jakarta - Pakar menyebut pentingnya vaksinasi anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta kepada seluruh orang tua yang masih ragu anaknya divaksin untuk belajar dari kondisi pandemi COVID-19 di negara maju.
“Hanya sekadar mengingatkan kembali, COVID-19 baik Delta atau Omicron itu masih ada di Indonesia. Setiap hari, sekitar 200 orang masih terkena, di Jakarta meningkat, bahkan belasan meninggal,” kata anggota Satgas Imunisasi IDAI Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), dalam siaran langsung IDAI bertajuk “Vaksin COVID-19 pada Anak”, Selasa, 4 Januari 2022.
Menanggapi pentingnya pemberian vaksin COVID-19 pada anak, Miko menuturkan banyak orang tua yang membandingkan kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat, yang sudah membuka masker setelah vaksinasi, sehingga timbul keraguan apakah vaksin pada anak benar diperlukan. Padahal, bila dilihat secara cermat, meskipun sudah divaksin, dengan membuka masker justru menimbulkan lonjakan kasus di negara maju.
Dia menyebut Amerika Serikat dapat memiliki 200-400 ribu kasus baru per hari, sama dengan Inggris yang meningkat drastis menjadi 100 ribu kasus per hari. Artinya, penularan dan lonjakan kasus masih terjadi di seluruh dunia sehingga semua negara harus melakukan hal yang sama dalam menjalankan protokol kesehatan.
Menurutnya, meskipun kondisi sedang dalam keadaan terkendali, orang tua tetap harus melindungi anak-anak dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat, seperti memakai masker dan vaksinasi COVID-19 karena akan lebih berbahaya bila anak-anak dan lansia terkena COVID-19.
"Jadi, kalau orang tua sudah melihat di televisi, di Amerika sudah mulai bebas, justru itulah dampaknya. Jangan ikut-ikutan, kondisi kita sedang bagus- bagusnya. Kita harus pertahankan kerja keras kita semua, jadi tolong tetap pakai masker di mana pun," tegas Miko.
Miko menegaskan untuk menjaga kondisi yang baik ini diharapkan orang tua tidak perlu ragu anaknya divaksin COVID-19 yang disediakan pemerintah. Ia menekankan vaksin sudah terbukti lebih banyak khasiatnya, juga diakui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sudah melalui sejumlah tahapan uji klinis. Bahkan, pada penelitian di Cina, sebanyak 550 anak yang divaksin pada masa percobaan terbukti aman dan tidak terjadi apa-apa.
"Intinya, kalau vaksin yang sudah dipakai di banyak negara, kita sudah melalui uji klinik fase satu, dua, dan tiga, kemudian dipublikasikan di majalah internasional resmi dan diajukan ke BPOM untuk dikaji aman dan melindungi atau tidak. Akhirnya, dibolehkan oleh BPOM pada bulan Juni untuk usia 12-17 tahun, dilanjutkan bulan November 2021 untuk anak usia 6-11 tahun," ucapnya.
Baca juga: Saran untuk Orang Tua agar Anak Terhindar dari Omicron
#pakaimasker
#jagajarak
#cucitanganpakaisabun
#hindarikerumunan
#vaksinasicovid-19