TEMPO.CO, Jakarta -Gejala gangguan bipolar dapat diketahui dengan diagnosis langsung oleh tenaga ahli kesehatan mental atau dokter spesialis psikiatri. Sehingga tidak menimbulkan self diagnosa yang keliru.
Gejala gangguan bipolar seperti yang disampaikan dalam laman mayoclinic.org, menjelaskan muncul terkait pada jenis bipolar. Masih menurut sumber yang sama, gejala yang muncul bisa saja termasuk mania atau hipomania dan depresi.
Disebutkan bahwa gangguan bipolar I yakni adanya mengalami satu episode manik yang mungkin didahului atau diikuti oleh episode hipomanik atau depresi mayor. Dalam beberapa kasus, mania dapat memicu istirahat dari kenyataan (psikosis).
Kemudian ada gangguan Bipolar II yakni pernah mengalami setidaknya satu episode depresif berat dan setidaknya satu episode hipomanik, tetapi Anda belum pernah mengalami episode manik.
Kemudian ada gangguan siklotimik yakni memiliki dua tahun - atau satu tahun pada anak-anak dan remaja dari banyak periode gejala hipomania dan periode gejala depresi (meskipun kurang parah daripada depresi berat).
Kemudian gangguan bipolar dan gangguan terkait yang disebabkan oleh obat-obatan atau alkohol tertentu atau karena kondisi medis, seperti penyakit Cushing, sklerosis ganda, atau stroke.
Pada sumber lain, webmd.com, menyebutkan bahwa gejala bipolar disorder dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain, juga gejala pun akan bervariasi dari waktu ke waktu dalam artian kondisi gejala bisa jadi kurang parah atau lebih parah.
Diuraikan bahwa ada gejala mania ("tertinggi"): seperti kebahagiaan, harapan, dan kegembiraan yang berlebihan, perubahan mendadak dari gembira menjadi mudah tersinggung, marah, dan bermusuhan.
Kegelisahan, bicara cepat dan konsentrasi buruk. Peningkatan energi dan kurang kebutuhan untuk tidur.
Selanjutnya : Dorongan seks yang luar biasa tinggi...