TEMPO.CO, Jakarta – Ketika anak atau bayi menangis terus, tentunya membuat orang tua pusing dan stress untuk menghadapinya.
Hal tersebut semakin menyulitkan tatkala anak belum bisa berbicara sehingga orang tua tidak mengerti penyebab anak menangis. Ketika bayi menangis bisa disebabkan oleh berbagai alasan.
Menangis menjadi salah satu komunikasi bagi anak untuk mengekspresikan kebutuhan mereka sekaligus menarik perhatian orang tua.
Pada awalnya, mungkin akan sulit menafsirkan tangisan bayi tetapi seiring berjalannya waktu, orang tua akan lebih baik dalam mengenali penyebab anak menangis. Berikut adalah 5 penyebab umum bayi menangis.
- Lapar
Dilansir dari babycentre.co.uk, lapar menjadi alasan paling umum bayi akan menangis, terlebih saat baru lahir. Semakin muda umur bayi, maka semakin besar kemungkinan untuk lapar. Perut bayi tidak bisa menahan lapar terlalu lama. Terkadang bayi akan mengeluarkan suara berbeda yang berasal dari lidah bayi yang refleks memukul langit-langit mulut untuk mengisyaratkan bahwa mereka lapar.
- Lelah
Melansir dari webmd.com, bayi yang kelelahan juga menjadi mudah menangis daripada teetidur. Untuk menenangkan bayi yang kelelahan, orang tua bisa membalut bayi dengan selimut dengan menyisakan kepala dan leher saja. Orang tua bisa mengajak anak untuk keluar jalan-jalan hingga bayi merasa tenang dan tertidur.
- Kantuk
Penyebab umum bayi menangis lainnya adalah karena bayi merasa mengantuk. Melansir dari thebump.com, anak-anak terutama bayi akan sulit mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya. Orangtua perlu untuk mengecek kembali jadwal tidur yang sudah diterapkan sebelumnya dan menenangkan bayi hingga tertidur.
- Popok yang kotor
Dikutip dari helpguide.org, popok yang penuh menyebabkan rasa tidak nyaman bagi bayi sehingga bisa membuat bayi mennagis. Pastikan untuk mengganti popok sesegera mungkin, terutama jika ada kotoran di popok. Biasanya, popok bayi perlu diganti setiap 2-3 jam.
- Alergi
Alergi menjadi penyebab bayi menangis. Melansir dari pathways.org, alergi dapat ditularkan dari ibu melalui ASI yang diberikan pada bayi. Segera konsultasikan pada dokter terlebih pada ibu menyusui. Dokter biasanya akan menyarankan untuk berhentikan makan sesuatu selama seminggu untuk mengecek apakah frekuensi bayi menangis berkurang.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca juga : Tips Nyaman Mudik Lebaran Bersama Bayi atau Balita