TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis konsultasi gizi klinik dari Rumah Sakit Pelni, dr. Jovita Amelia, Sp.GK., berpesan kepada para pemudik dengan kendaraan pribadi agar menghindari makanan tinggi karbohidrat dan lemak untuk menghindari kantuk saat mengemudi. Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia itu mengatakan makanan tinggi lemak dan karbohidrat mengandung elemen yang menyebabkan lelah atau mengantuk setelah menyantapnya, yakni serotonin dan triptofan.
Serotonin berperan dalam regulasi suasana hati dan siklus tidur. Sementara triptofan membantu tubuh memproduksi serotonin. Triptofan sendiri merupakan asam amino yang terdapat di dalam protein dan karbohidrat dapat membantu tubuh menyerap triptofan.
"Karena itu, hindari makanan tinggi karbohidrat dan protein untuk menghindari mengantuk," ujarnya.
Mengutip Medical News Today, triptofan umumnya ditemukan dalam ikan salmon, daging unggas, telur, bayam, biji-bijian, susu, produk kedelai, dan keju. Sementara makanan yang mengandung tinggi karbohidrat antara lain nasi putih, kue, kue kering, donat, muffin, susu, dan permen.
Makanan tinggi lemak juga diketahui bisa menyebabkan kantuk karena melepaskan cholecystokinin (CCK) yang berhubungan dengan rasa lelah. Di sisi lain, jumlah makanan juga berpengaruh terhadap munculnya kantuk. Dia mengatakan makan dalam jumlah besar biasanya lebih menyebabkan mengantuk.
"Ini karena terjadi peningkatan gula darah dan akan diikuti oleh penurunan level energi," ujarnya.
Penurunan energi, khususnya di siang hari bisa sangat berbahaya bagi orang yang bekerja dalam kondisi berisiko, seperti yang mengoperasikan mesin atau kendaraan. Hal lain yang juga berkontribusi pada risiko mengantuk sepanjang hari yakni kurang tidur di malam hari.
Orang yang kurang tidur di malam hari cenderung mengalami penurunan energi yang signifikan. Tidur siang sebentar di siang hari bisa membantu mengurangi risiko mengantuk.
Baca juga: 6 Tips Mengatasi Rasa Ngantuk di Tempat Kerja Saat Puasa Ramadan