Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Gejala dan Cara Antisipasi Penyakit Mulut dan Kuku

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat mengecek hewan ternak di salah satu area kandang sapi di wilayah setempat. Kepala Dinas Peternakan, dalam suratnya kepada Gubernur Jawa Timur 5 Mei 2022, mengungkap wabah penyakit mulut dan kuku merebak di Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto. ANTARA/HO-Biro Adpim Jatim.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat mengecek hewan ternak di salah satu area kandang sapi di wilayah setempat. Kepala Dinas Peternakan, dalam suratnya kepada Gubernur Jawa Timur 5 Mei 2022, mengungkap wabah penyakit mulut dan kuku merebak di Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto. ANTARA/HO-Biro Adpim Jatim.
Iklan

TEMPO.CO, JakartaRibuan hewan ternak di beberapa wilayah Jawa Timur terkonfirmasi terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Sejak ditemukan pertama kali pada akhir April lalu, hingga kini PMK terus meluas di Jawa Timur dan tidak menutup kemungkinan menjangkit di provinsi lain. Masyarakat perlu waspada, setidaknya mengenali gejala dan cara mengantisipasinya. 

Gejala Hewan Terjangkit PMK 

PMK disebut juga Foot and Mouth Disease (FMD) adalah penyakit hewan menular yang disebabkan oleh paparan virus melalui udara. Aphthovirus dari keluarga Picornaviridae diketahui sebagai organisme penyebab PMK. Terdapat tujuh strain yang endemik di berbagai negara, antara lain A, O, C, SAT1, SAT2, SAT3, dan Asia1. 

Hewan yang rentan terjangkit penyakit mulut dan kuku, yakni sapi, kerbau, kambing, domba, dan ruminansia lainnya. Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia, Nanang Purus Subendro, menjelaskan, gejala yang timbul apabila hewan sudah terjangkit, seperti lepuh di hidung, lidah, bibir, rongga mulut, kuku hingga puting. 

“Ciri lain yang khas ditemui adalah demam, depresi, mengeluarkan air liur berlebihan, penurunan nafsu makan dan berat badan, serta penurunan produksi susu dan hambatan pertumbuhan,” kata Nanang dikutip dari Koran Tempo edisi Selasa, 10 Mei 2022. 

Biasanya, lepuh sembuh dalam kurun waktu tujuh hari seiring tingkat keparahan. Misalnya, pada lepuh yang sudah pecah memungkinkan adanya infeksi bakteri sehingga memakan waktu penyembuhan yang cukup lama. Menurut Organisasi Dunia untuk kesehatan Hewan (OIE), tingkat keparahan tergantung pada jenis strain virus, dosis paparan, usia, spesies hewan, dan kekebalan inang. 

Morbiditas akibat penyakit mulut dan kuku dapat mencapai 100 persen pada populasi yang rentan. Sementara tingkat kematian umumnya rendah pada hewan dewasa (1-5 persen), tetapi lebih tinggi pada anak sapi muda, domba, dan anak babi (20 persen atau lebih tinggi). Lama masa inkubasi berkisar 2-14 hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Antisipasi PMK

Sebagai langkah antisipasi, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan telah memperketat pengawasan terhadap masuknya ternak hidup di wilayah-wilayah perbatasan dengan negara tetangga yang belum bebas PMK. Bagi masyarakat khususnya peternak sapi, OIE merekomendasikan agar melakukan sejumlah langkah berikut: 

  • Kontrol atas akses masyarakat terhadap hewan dan peralatan ternak;
  • Pengenalan hewan baru yang terkontrol ke dalam kawanan yang ada;
  • Pembersihan dan desinfeksi rutin kandang ternak;
  • Pemantauan dan pelaporan penyakit;
  • Pembuangan pupuk kandang dan bangkai mati yang tepat. 

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Apakah penyakit mulut dan kuku Hewan Ternak Bisa Menular ke Manusia?


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

6 hari lalu

Kelinci yang menjadi alat uji ilmiah. shutterstock.com
Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:


10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

11 hari lalu

Kosta Rika menyimpan 50 jenis burung kolibri, hingga disebut ibu kota kolibri dunia. Foto: Konrad Whote/Look-Foyo/Getty Images
10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.


10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

11 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

Berikut deretan hewan paling berbahaya di dunia yang bisa membunuh manusia dalam hitungan detik. Ada lalat tsetse hingga tawon laut.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

23 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

25 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

25 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

28 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

30 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

31 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

32 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.